Bagian 11~

76 25 0
                                    

22.45

"Kak?! Diana gimana?" teriak Dela dari kejauhan.

"Masih diruang UGD, dianya belum sadar juga. Dia bakal dirawat disini beberapa hari" jelas Adrian.

"Oh gitu. Kak? Aku boleh kasih tau Justin gak?" tanya Della.

"Terserah lo aja" ucap Adrian dingin.

"Dell? Gue mau nganter Diana masuk ruang rawat ya? Lo telpon aja dulu Justin nya. Kalo gak salah Justin sama Diana sahabatan kan?" perintah Adrian.

"Iya kak" jawab Della, lalu dia menyudutkan diri ke sudut dinding didepan ruangan UGD.

"Justin?"

'Iya apa?'

"Ck, Itu..."

'Apaan?'

"Diana"

'Kenapa Diana? Diana gak kenapa-napa kan? Dia udah sembuh belum? Perlu gue jenguk ke rumahnya gak? Dia masih sakit? Gak kan? Jawab Dell!'

"Sabar woy! Nanyanya satu-persatu dong!"

'Iya sorry'

"Diana masuk Rumah Sak-"

'Rumah Sakit mana?!'

"Rumah Sakit Harapan"

'Gue on the way kesana. Kalo gue udah sampai gue kasih kabar lagi, bay!'

"Iya"

Tut tut tut

"Segitu khawatirnya ya Justin sama Diana" ucap Della, lalu menarik nafas panjang.

Berarti, gue harus nunggu Justin disini gitu? Hedeh... Okelah, demi Diana. Tapi kayaknya gue jangan kasih tau Lita dulu deh, nanti dia kesini malah ada niatan lain, batin Della.

23.05

"Dell?" teriak seseorang dari arah parkiran. Della langsung menoleh kepada seseorang yang memanggilnya tadi.

"Hmm? Cepetan yuk?!" ajak Della.

"Iya."

"Kata Kak Adrian cepetan, sebelum pagar RS ditutup."

"Iya" singkat Justin. Justin dan Della berjalan menuju ruangan Diana dengan khawatir.

Dipikiran Justin hanyalah 'Kenapa Diana senekat itu? Dia nggak kesakitan? Itulah yang selalu ada dipikiran Justin.

Kamar V Lavender.

Justin dan Della masuk keruangan itu. Justin yang sedari tadi berdiri didepan pintu, langsung berlari kecil menghampiri ketempat tidur Diana.

"Ian? Kamu kok ngelakuin ini? Kamu seharusnya jangan gini, kan akibatnya bisa fatal kayak gini" ucap Justin sambil memegang lembut tangan Diana.

Adrian yang melihat kejadian itu, sontak langsung menghampiri Justin.
"Justin?" panggil Adrian.

Merasa namanya disebut, Justin pun menoleh ke arah Adrian. "Lo bisa keluar bentar? Gue mau bicara sama lo" pinta Adrian dengan nada dingin.

"Iya" setuju Justin.

Adrian dan Justin keluar dari ruangan Diana, dan mereka berdua pergi keteras depan ruangan, dan duduk dikursi yang telah disediakan.

"Justin?"

"Apaan Dri?"

"Gue punya permintaan sama lo"

"Iya apa?"

I'm Sorry [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang