Bagian 20~

43 16 0
                                        

Pagi itu, mereka bertiga sarapan dengan masakan Diana. Mereka bertiga asik bercanda dimeja makan, hingga akhirnya mereka telat sekolah.

"Kita berangkat pake apa? Mobil gue aja?" saran Diana, tanpa babibu, mereka pun langsung melesat laju.

Sesampainya didepan gerbang sekolah, mereka bertiga kebingungan.

"Kok? Gak dikunci? Padahal udah jam setengah delapan ini" Diana kebingungan sambil mencek jam yang ada ditangan kirinya.

"Iya tuh, kok gak ditutup ya?"

"Udah, intinya kita bisa masuk dengan tenang" kata Adrian, lalu menuju parkiran.

...

"Assalamualaikum?" ucap Diana. Diana langsung meletakkan tas nya, dan segera ketempat Afiyah.

"Fi? Ini kok rame banget? Btw, ini kan jam belajar, kok gak ada yang ngajar?" tanya Diana kepada Afiyah.

"Hari ini free class, jadi sebenarnya boleh pulang, tapi banyak yang gak mau, cuma karna mau nongkrong dikantin" ujar Afiyah, sambil memasukkan bukunya.

"Kantin kuy?" ajak Afiyah.

"Kuy lah!" Diana dan Afiyah pun langsung menuju kantin.

Mereka duduk seperti biasa, tapi sekarang Diana hanya bersama Afiyah.

Karena disamping Diana dan Afiyah kosong, jadi Justin dan Andra duduk disamping mereka.

Justin disamping Diana, dan Andra disamping Afiyah.

Diana merasakan detak jantungnya berdetak ekstra dari biasanya.

"Ngapain?" tany Diana kepada Justin.

"Kurang" ucapan Justin membuat Diana mengerutkan dahinya.

"Kurang apa?"

"Kasih sayang." jawab Justin dengan polosnya.

"Kan udah ada gue, hahaha. Gak deng canda"

"Udah ngarep lho akunya Ian" nada Justin mulai serius.

"Yee. Orang becanda juga. Makanya jangan langsung dimasukkin kehati" kata Diana sambil menekan beberapa kalimat.

Jleb!

Sakit, iya sakit Ian. Lo nya gak ngerti, batin Justin.

"Iya, iya. Aku yang ngarep" akhirnya Justin mengalah.

Seketika hening, hingga akhirnya Diana membuka pembicaraan.

"Eh monyet?" Justin menoleh kearah Diana.

"Siapa?" tanya Justin.

"Kamu lah" jawab Diana sambil tertawa puas. Dan membuat wajah Justin datar.

Justin mengalihkan topik pembicaraan, "Kamu kok suka pake Ninja sih?"

"Suka, asik, ngilangin bete" jawab Diana sambil menyapu keringat dinginnya.

Tanpa babibu, Justin langsung memegang dahi Diana, dan Justin pun dibuat kaget.

"Kamu sakit? Kok gak bilang sih? Badan kamu panas tau! Keluar keringat dingin lagi! Kerumah sakit ya? Kamu pucet tau!" Justin panik.

I'm Sorry [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang