Bagian 17~

56 23 0
                                    

"Bang?" panggil Diana.

Adrian hanya berdeham pendek.

"Abang liat ponsel Zena gak?"

Adrian hanya menaikkan kedua bahunya.

"Astagfirullah! Ketinggalan dikamar Justin lagi!" kata Diana sambil menepuk dahinya.

"Bang? Cepetan berangkat yuk!" ajak Diana, sambil menarik tangan abangnya yang sekarang kembali cuek kepadanya tapi tetap perhatian.

"Tungguin kali Zen" ucap Adrian.

...

Diana dan Adrian berjalan berdampingan dikoridor, lalu mereka berpisah didepan tangga, karna kelas Diana dilantai dua.

"Dah bang" kata Diana sambil senyum dan melambaikan tangan kepada Adrian, begitupun Adrian.
Diana menaiki tangga dengan semangat empatlima.

"Assalamualaikum?" ucap Diana lalu masuk kekelas.

"Waalaikumsalam" jawab murid yang ada didalam kelas.

Diana berjalan menuju tempat duduknya, dan langsung bertanya kepada Della.

"Dell? Gimana nih, ponsel gue ketinggalan dirumah Justin!" ujar Diana yang terlihat panik.

"Intinya dikamar kan? Nih ponsel lu" jawab Della, lalu menyodorkan benda pipih yang diberikan Justin.

"Lah? Kok ada di lo?" tanya Diana.

"Justin nitip ke gue tadi pagi" jawab Della, lalu melanjutkan acara makannya.

"Lo marahan sama Justin?" tanya Della, sambil mengunyah makanannya.

Diana hanya berdeham, lalu melanjutkan memeriksa ponselnya.

"Kenapa? Dia bilang, dia ngecewain lo."

"Tau tuh anak, geblek banget ngebohongin gua!" geram Diana.

"Udah lah, dia bilang cuma Nabila yang kepingin sahabatan, padahal Justin nya gak mau" opini Della.

"Oh" Diana ber-oh pendek.

"Mending gua sama kak Nastiar aja" lanjut Diana dengan dingin.

"Kak Nastiar?! Justin gimana?" wajah Della meminta penjelasan.

"Terserah yang diatas aja"

"Elu mah, kasian Silet"

"Biarin!" bentak Diana, lalu meninggalkan Della sendirian.
Diana berjalan menuju kemeja Afiyah.

"Fi? Temenin gua ke wc bawah dong" ajak Diana.
"Ayok!"

Diana sudah selesai berwudhu, dan tak sengaja dirinya berpapasan dengan Nastiar.

"Fi? Kalo gue jadi adek angkatnya kak Nastiar, gimana ya?" tanya Diana sambil menyenggol Afiyah.

"Bagus si, soalnya kan dia itu secara sifat orangnya baik, peka pula" jawab Afiyah.

"Iya juga si"

"Lah, Justin dikemanain?" tanya Afiyah.

"Ck! Biarin lah dia, orang dia juga udah bahagia sama sahabat barunya." ketus Diana.

"Hah? Siapa?" kaget Afiyah.

"Nabila." jawab Diana dengan enteng.

"What? Gak salah?" pekik Afiyah yang langsung dibekap oleh Diana.

"Katanya sih, Justin gak tega nolak"

"Oh, gitu. Mending ama Nastiar aja deng. Daripada digituin lagi sama Justin."

I'm Sorry [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang