Diana bertemu dengan Steven di sebuah kafe yang sangat sunyi.
Disana mereka hanya berdua, menikmati alunan musik yang diputar.
Di kafe itu terasa sangat tenang, sepertinya ada yang sudah membooking tempat itu.
Lama-kelamaan suasana menjadi romantis. "Dian?" panggil Steven.
Diana yang sedari tadi memainkan lelehan lilin yang banyak tertata rapi di meja.
Diana yang merasa namanya dipanggil, langsung memalingkan badan nya kearah Steven yang memanggilnya tadi.
Diana pun mengangkat satu alis tebalnya, menandakan dirinya sedang bertanya.
"Aku mau bicara sesuatu ke Dian," ucap Steven lembut.
"Bicara aja kali Ven! Aku nggak ngelarang kok," sahut Diana sambil membentuk senyuman di bibirnya.
"Jadi aku udah lama suka sama kamu, walaupun aku tau kamu cuma nganggap aku sahabat, tapi aku tetap berusaha untuk nggak ngebuat kamu sadar kalau aku cinta sama kamu."
"Sakit, ya sejak hari itu, kamu selalu cerita tentang kedekatan kamu sama Rangga, aku tuh nahanin sakitnya, rasanya itu jadi double."
"Yang pertama kamu cuma sahabat aku, yang kedua kamu selalu bikin aku cemburu, dan yang ketiga kamu itu nggak pernah peka sama aku yang selama ini selalu ngasih kode ke kamu!!! Kamu kenapa gak peka!!! Sakit ku jadi Triplekill! Sakit Dian! Akutu-," Ucapan Steven tiba-tiba terhenti saat ia melihat Diana yang menatap kosong dada bidang Steven.
Steven pun menghela nafas. "Kamu mau nggak jadi pacar aku? Please, selama ini aku udah perjuangin kamu," senyum terukir diwajah Steven.
Tanpa banyak pikir gue langsung ngejawab. "Jadi, aku juga suka sama kamu, tapi pas aku ngebahas tentang Rangga, aku nggak bermaksud buat kamu cemburu, maaf. Aku juga sa-."
Wajah Diana basah. Langsung lah Diana membuka matanya, dan langsung mendapati wajah Adrian dari dekat.
"Astagfirullah! Kenapa ada gorila dikamar gue! Ini kamar gue nan indah! Bukan kandang gorila!!! Keluar woyyy! Anjirrr!" teriak Diana sambil melihat sekeliling, dia bingung, tadinya di kafe, lah sekarang dikamar.
"Mimpi yang belum terselesaikan karna Adrian bange! Awas lo, Kakak durhaka!" teriak Diana kayak orang stres.
Didapati Adrian lari keluar dari kamar Diana sambil tertawa terbahak-banak.
"Siapa suruh jadi kebo!woyyy jam berapa mau berangkat?! Jadi nebeng apa kagak?!" Teriak Adrian dari kamarnya, yang berada disamping kamar Diana.
"Iya! Nih gue mau mandi!" Balas Diana, sambil mengambil anduk yang tergantung dibelakang pintu kamar nya, dia berlari ke kamar mandi.
Byur!
Diana langsung memakai baju khas SMA nya, dan memakai sedikit sekali maskara.
Setelah selesai makan, Adrian langsung membonceng adek kesayangan nya itu dan membawa ke tempat mereka bersekolah.
Diana kelas X(10) Sedangkan Adrian kelas XII(12).
Mulai bosan ya cuk?? Sorry
Vote nya yaaaaa
Pleaseeee
Tunggu next bagian~
Bhaaayyy!
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry [END]
Teen Fiction"Lo...masih suka sama Justin?" tanya Alex dengan sedikit ragu-ragu. Diana ingin terbahak mendengar suara Alex yang saat ragu sangat lucu. "Gak tau," jawab Diana dengan santainya. "Kalo sama Nastiar?" tanya Alex lagi, masih dengan nada ragu dan tegan...