Pukul jam 06:00 pagi. Gadis itu terbangun dari tidur nya, ia beranjak dari kasur dan mulai menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi, ia pun langsung menghampiri meja makan untuk sarapan dengan Mie instan dan segelas susu hangat.
Lalu gadis itu pun berjalan menuju sekolah. Jarak yang ia tempuh tidak jauh. Ia hanya berjalan kaki menuju sekolahnya.
"Selamat pagi anak anak," Ucap Bu Santi, memasuki ruang kelas 11 IPS 2.
"Pagi bu," Sorak semua murid.
"Hari ini ibu membawa teman baru untuk kalian,"
"Wah teman baru! Harus cantik atau ganteng ya bu, hahaha," Teriak penghuni kelas yang membuat kelas menjadi gaduh dan berisik.
"Sudah! Jangan berisik," Bentak Bu Santi kepada murid muridnya.
"Maura, silahkan masuk," Lanjut Bu Santi, mempersilahkan murid baru itu masuk ke dalam kelas.
Langkah kaki yang membut semua penghuni kelas penasaran pun tidak sabar dengan kehadiran murid baru itu.
"Ayo Maura, perkenalkan diri kamu," Ucap Bu Santi.
"Perkenalkan nama saya Maura Adinda Kahanaya"
"Cantik. Boleh kenalan gak??" Goda salah satu laki laki dalam kelas itu.
"Yang ingin berkenalan dengan Maura, nanti saat jam istirahat," Ujar Bu Santi kepada semua murid.
Saat Maura duduk ditempat yang sudah ditentukan. Tiba tiba dari belakang, ada yang menepuk pundak Maura.
Maura pun langsung menoleh ke belakang dan menatap wajah pria yang menepuk pundak nya.
"Boleh kenalan?" Tanya pria itu.
"Mauraa,"
"Gue Brayn Arjezza Khefaro,"
Maura hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum kecil.
Tatapan dan penampilan pria itu sangat mirip seperti Michael.
Tetapi Maura tidak peduli dengan ketampanan nya. Menurut Maura ketampanan bukanlah penentu rasa suka, tetapi hati yang setia yang menjadi penentu rasa suka.
Tidak seperti masa lalu nya, yang hanya sekedar tampan, tetapi hati nya tidak ada.
Kalau mata menjadi penentu rasa suka. Untuk apa hati di ciptakan?
Kalau hanya tampan tetapi tidak setia. Untuk apa?
Sekarang aku tau kalau mencintai seseorang terlalu dalam, akan membawa akhir yang menyedihkan.
Aku tidak ingin merasakan nya lagi untuk yang ke dua kali.
Kejadian itu membuat aku sangat menderita dan tersiksa, tapi kehilangan bisa membuatku menjadi dewasa.
Aku memang belum bisa menerima keadaan.
Aku memang belum bisa membiasakan diri tanpa kabar darimu.
Aku belum bisa mengikhlaskanmu.
Walau begitu aku akan berusaha untuk bahagia.
"Ding...dongg," Bel istirahat pun berbunyi.
Para murid berlarian berhamburan keluar kelas untuk menghampiri kantin sekolah.
Termasuk Maura, ia juga keluar kelas dan menghampiri kantin sekolah yang sudah ramai dengan semua murid SMA Bina Nusantara.
Tak lama kemudian, ada seorang laki laki menghampiri Maura yang sedang duduk di kursi kantin. Gadis itu pun langsung melirik nya dari bawah kaki sampai ujung rambut.
"Hai, Gue Farrel 11 IPS 3," Pria itu memperkenalkan diri kepada Maura.
"Gue Maura 11 IPS 2,"
"Boleh gue duduk disini?" Tanya pria yang ada di depan nya.
"Oh iya boleh, kebetulan gue duduk sendiri," Ucap Maura sambil mempersilahkan Farrel untuk duduk satu meja dengan maura.
"Eh eh liat deh, Farrel duduk sama anak baru itu?" Ujar Ghea.
"Gue aja gak pernah duduk satu meja sama dia," Lanjutnya, dengan tatapan tak suka.
"Iya! Kegatelan banget sih," Ucap Natasya.
"Awas aja kalo sampe si cewek kegatelan itu suka sama Farrel, gak bakal gue biarin,"
Ghea, Natasya dan Viona adalah gang bully yang terpopuler di sekolah SMA Bina Nusantara. Mereka terkenal karena selalu membully. Mereka merasa tersaingi dengan adanya Maura di sekolah ini.
"Gue ke toilet dulu ya," Ucap Maura sambil beranjak dari tempat duduk nya.
"Oh ok,"
Di toilet, Maura bertemu dengan Ghea, Natasya dan Viona.
"Eh ada ulet bulu," Ucap Ghea tersenyum sinis kepada Maura.
"Maksud lo?" Tanya Maura kebingungan.
"Eh cewe! Lo jangan pura pura gak tau," Bentak Viona sambil mendorong Maura.
"Apa maksud lo dorong dorong gue,"
"Oh. Lo mulai berani ya," Viona dan Ghea pun mulai mendekat.
"Lo cuma ade kelas disini. Jadi jangan sok jagoan!"
Gadis itu melangkah mundur, berusaha menjauh dari Ghea dan Viona Tetapi dari belakang, Natasya menyiram Maura dengan air kotor, yaitu air pengepel lantai.
"Hahaha rasain! Makanya jadi cewek jangan kegatelan," Ujar Natasya sambil tertawa bahagia.
Lalu ketiga gadis itu pun langsung pergi meninggalkan Maura sendirian dengan seragam yang basah. Maura berusaha membersihkan seragamnya, agar tidak terlihat dekil, atau kotor.
Setelah itu, Maura memilih kembali ke kantin, walaupun seragamnya tidak benar benar bersih.
"Eh ko seragam lo basah?" Tanya Farrel.
"Hmm, gak papa ko," Maura berusaha menutupi kejadian yang tadi kepada Farrel.
"Hmm, gue ke kelas ya,"
"Iyaa," Jawab Maura, seraya menganggukkan kepalanya
Saat sampai di dalam kelas, Ghea, Natasya dan Viona menatap Maura sangat sinis. Ghea, Natasya dan Viona pun langsung menarik tangan Maura dan membawa nya ke belakang sekolah.
"Kalian mau ngapain sih?" Tanyanya bingung
Mereka bertiga pun sudah tidak bisa mengendalikan emosi nya, lalu Ghea pun menampar pipi Maura. Natasya menendang kaki nya dengan keras, Dan Viona menarik rambutnya. Maura pun mulai meringis kesakitan.
"Hahahaha, itu akibat lo deket deket sama Farrel," Ucap Viona sambil tertawa keras.
Maura pun langsung meninggalkan mereka bertiga, dan kembali kedalam kelas.
TBC
.
.
.
.
.Ditunggu kelanjutannya yaa okei!
See you!!♥️
Salam nshtlaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A U R A
Random"Buru buru banget sih, emang nya gak kangen sama pacar?" Ucap Brayn, sengaja menggoda gadisnya. "Ihh! Kamu suka banget sih godain aku" Omel Maura, diiringi tawa. "Emang. Godain kamu itu rutinitas aku sekarang" "Mana ada rutinitas godain orang" "Kam...