16. Just The Way You Are

42 4 0
                                    

Antrian yang sangat panjang membuat Maura malas untuk berbaris, ingin saja ia menyerobot antrian dan berpindah posisi menjadi paling depan. Sudah beberapa kali gadis itu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, tetapi antrian itu masih belum berjalan. Entah apa yang dibeli orang orang itu, sampai ia harus menunggu selama ini.

"Ra, kalo bete lo jalan jalan aja." Ucap Farrel, untuk mengusir kebosanan gadis itu.

"Gak ah, masa gue ninggalin lo." Tolak Maura. Dalam hati nya ia sangat ingin berjalan jalan untuk menghilangkan penat.

"Yaelahh gapapa,"

"Serius?"

"Mau di seriusin?" Canda Farrel.

Maura berdecak sebal "serius nanya ini."

Farrel terkekeh melihat raut wajah Maura, yang mungkin kesal dengan dirinya "iyaa, sana jalan jalan,"

"Oke, sebentar doang ko."

Farrel melihat kepergian Maura, yang kini semakin menjauh dari keberadaan nya. Tak lama, antrian pun berjalan, dan sampailah Farrel di depan kasir, walaupun membutuhkan waktu yang lama untuk sampai disana.

Dengan cepat, lelaki itu pun segera menurunkan barang barang nya dari keranjang, dan meletakkan nya di meja kasir.

"Semuanya jadi 250 ribu rupiah kak." Ucap seorang kasir yang kini sedang memasukkan barang barang nya ke dalam plastik besar.

Farrel pun langsung mengeluarkan dompet, dan mengambil uang sesuai dengan jumlah perbelanjaan nya. Setelah itu, ia membawa dua plastik besar miliknya, dan Maura.

Me:
Raa, klo udh selesai, ke foodcourt y

Maura bct pake banget:
Udh selesai? Fast banget..

Me:
Ywd pokonya nyusul aja ke foodcourt

Maura bct pake banget:
Iy bawel lo curut!

..

Sesampainya gadis itu di foodcourt ia melihat Farrel yang sedang menyeduh kopi hangatnya dengan nikmat. Tanpa basa basi, ia pun langsung menghampirinya.

"Farrel!! Teriak Maura, tepat di samping telinga Farrel.

PLAKK

Sebuah tamparan mendarat di pipi Maura. Niatnya, gadis itu hanya ingin mengangetkan Farrel, tetapi malah terkena tamparan yang begitu kencang. Saat itu pun Maura terdiam, menatap Farrel dalam dalam.

Lelaki itu pun terkejut, dengan aksi yang baru saja ia lakukan. Sumpah ia tak sengaja melakukannya. Mana mungkin ia melakukan hal itu dengan sengaja. Farrel yang merasa bersalah pun segera meminta maaf kepada Maura, yang sekarang tengah merintih kesakitan.

"Ya ampun! Sorry Ra. Tadi gue refleks," Ucap Farrel.

"Maafin Ra. Jangan nangis yaa," Lanjut Farrel, berusaha mencegah cairan bening yang mungkin sebentar lagi akan terjatuh dari matanya.

"Sakit." Ucap Maura, yang masih memegangi pipinya.

"Bukan nya kaget, malah nampol," Lanjutnya.

M A U R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang