7. Papa!?

25 9 0
                                    

"Papa!?"

"Iya sayang, ini Papa," Ucap Hendro yang sangat merindukkan anak nya.

Hendro Dan Maura pun berpelukan, membayar rindu yang kini sudah terbalaskan.

"Perempuan ini siapa? Dan anak kecil ini juga siapa pah?" Tanya Maura yang sangat kebingungan.

"Hmm... Sayang, kenalin, ini tante Dian. Ini mama kamu yang baru," Hendro menjelaskan nya kepada anak nya yang sangat kebingungan dengan kedatangan perempuan yang Hendro bawa

"Ma..mama baru!?"

"Hai Maura," Dian memulai membuka mulut nya, Dan menyapa.

"Kalo ini, adik kamu nama nya Naura," Lanjut Hendro.

"Adik aku pah? Sejak kapan aku punya adik!!?" Bentak Maura.

Maura pun langsung meninggalkan Hendro Dan Dian.

Ia terkejut atas kedatangan Perempuan dan anak kecil itu. Ia masih belum terima ayah nya sudah mempunyai pengganti ibu baru.

Maura duduk di kursi dan menulis di buku diary nya, yang berisi curahan hati yang ia pendam selama ini.

-Dear Diary-

Ya tuhan, kenapa kenyataan ini begitu kejam. Kenapa ayah membawa perempuan dan adik baru, yang jelas mereka akan menjadi keluargaku. Kenapa ayah tidak memberitahuku? Kenapa ayah cepat sekali mendapat pengganti mama. Dan ayah sudah mempunyai satu anak dari perempuan itu.

Maura mulai menangis dengan air mata yang sejak tadi terbendung. Ia tidak sanggup dengan kenyataan. Karena sudah pasti mereka akan tinggal serumah dengannya.

"Tok...tokk...tokk"

"Maura. Papa boleh masuk?"

Ceklek

"Sayang---" Ucapan Hendro terputus

"Papa kenapa gak bilang sama aku kalo papa udah punya anak dari perempuan itu!!?" Tanya Maura dengan lancang.

"Jawab pa! Kenapa papa diem aja? hikss..hikss"

"Papaa jawab pa!"

"Kenapa selama dua tahun, papa ninggalin aku? Dan sekarang papa datang bawa perempuan dan satu anak,"

"Papa emang gak pernah sayang sama aku, papa gak pernah ngerti perasaan aku!" Bentak Maura yang masih menangis sangat keras

"AKU GAK AKAN PERNAH MAU ANGGAP MEREKA KELUARGA AKU!!"

"IYA, EMANG MEREKA KELUARGA PAPA. TAPI BUKAN KELUARGA AKU!!"

"POKONYA AKU KECEWA SAMA PAPA. hikss... hikss,"

"STOP MAURA! KAMU GAK SEHARUSNYA KAYA GINI," Bentak Hendro.

"YA AKU JUGA GAK MAU KAYA GINI PAH! AKU GAK PERNAH MINTA DI LAHIRKAN DI DUNIA INI! AKU BENCI DUNIA INI," Suasana yang semakin memanas pun membuat Maura semakin emosi.

"KAMU SEHARUSNYA BERSYUKUR,"

"BERSYUKUR BUAT APA PAH? KARENA AKU PUNYA IBU DAN ADIK TIRI?"

"AKU UDAH BILANG YA PAH, AKU GAK AKAN ANGGAP MEREKA KELUARGA,"

M A U R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang