8. Perdebatan

15 8 0
                                    

Waktu pulang sekolah pun tiba. Maura, Brayn, Naya dan Riko pun berkumpul di depan gerbang sekolah.

"Tau alamat rumah gue kan?" Tanya Brayn kepada semua anggota kelompok.

"Tauu," Jawab Naya dan Riko serempak.

"Oke, lo sama Naya, dan gue sama Maura," Ucapnya mengatur semua nya dengan baik.

"Hmm," Deham Riko sebagai jawaban.

"Ayo Ra," Ajak Brayn menarik tangan Maura.

..

Sesampainya di rumah Brayn, ia menyuguhkan Es teh manis dan kue kering berbalut coklat.

"Kaka lo mana?" Tanya Riko seketika memecahkan keheningan.

"Ada di kamar nya. Napa? Lo mau main PS sama kaka gue?" Tebak Brayn.

"Tau ajaa lo,"

"Apaansi, gak ada yang main! Semuanya kerja kelompok," Perintah Naya.

"Panci dibawa bawa," Ledek Riko.

"Eh! Mata lo buta? Mana ada si gue bawa bawa panci," Jelas Naya menyilangkan tangan nya di depan dada.

"Ya Allah, mata gue gak buta Nay," Ucapnya memelas.

"Ya terus?"

"Ya jangan terus terus. Nanti nabrak," Ledeknya lagi.

Kesabaran Naya sudah tidak tertahan. Akhirnya Naya melemparnya dengan remote TV yang ada didepannya.

"Anjirrr, sakit bangsat," Riko mengelus elus kepala nya yang terkena lemparan remote.

"Gak boleh ngomong kasar anjing,"

"Ehh itu lo ngomong kasar monyet,"

"Terserah lu,"

Lalu Riko pun membalasnya. Dengan memukul kepala Naya dengan buku tulis yang tebal.

"Arghhhhhh sakit Riko!" Teriaknya dengan keras.

"Nyesel gue sekelompok sama lo!" Bentak Naya, mengacak acak puncak kepala nya.

"Dikira gue--"

"Ehh udah! Kenapa jadi berantem sih," Maura menyela pertengkaran antara dua sahabat nya.

"Riko duluan,"

"Yeh ko gue si,"

"Ya emang lo,"

"STOP. Kita disini mau kerja kelompok! Bukan mau berantem," Bentak Brayn, memukul meja dengan sangat keras.

Mereka yang ada di sana sangat terkejut mendengar bentakan Brayn sambil memukul meja yang ada di depannya.

Maura membulatkan mata, betapa seramnya saat Brayn marah. Dan betapa baik dan perhatiannya saat ia berdua bersamanya. Perbedaan yang sangat luar biasa.

"Woiii ada apaan woi. Gempa?" Teriak Kaka Brayn -Tedy- yang baru keluar dari kamarnya dan menghampiri Brayn yang baru saja memukul meja dengan keras.

"Hmm... Sorry. Kebawa emosi,"

"Kaget gue anjir," Ujar Riko megelus dada.

"Ade lu sekarang Bringas ka," Ucap Riko berbicara kepada Tedy.

"Enak aja gue dibilang Bringas. Emang gue hewan!"

"Emang gituu. Kemaren aja gue mau di terkam,"

"Terserah lo ka. Terserah," Jawab Brayn pasrah.

"Brayn, Lu PMS?" Tanya Naya ngasal.

"Gak lah njir," Jawabnya emosi.

M A U R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang