Mendengar kata-kata Angga, Anggi mencoba menekan emosinya sebisa mungkin, dengan tubuhnya yang sedikit bergetar, dadanya yang datar naik dan turun dengan kencang, nafasnya begitu berat bagaikan kuda yang kelelahan karena berlari seharian. Bisa dibayangkan seberapa marahnya Anggi saat ini, jika dia tidak mempertimbangkan bahwa ini adalah bagian dari pekerjaannya, mungkin dia telah melempar semua benda di dekatnya ke wajah Angga.
‘Jangan pikir hanya karena Bu Bella, kamu bisa berperilaku seenaknya’ pikir Anggi di dalam hatinya sambil mencengkeram kertas kosong di sampingnya. Dia sangat ingin menyumpal mulut Angga. Walaupun dia tahu semua perkataan Angga itu benar, tapi, kebenaran itu terlalu menyakitkan.
“Bapak Angga, bisakah kita mengesampingkan masalah yang tidak perlu dan fokus pada masalah kita?” tanya Anggi dengan suara yang sedikit serak dan bergetar sambil memaksakan senyum di wajahnya.
‘Tunggu saja, aku pasti akan membalasmu!’ pikir Anggi saat dia memikirkan berbagai cara untuk menjatuhkan Angga. Dia pasti tidak akan membiarkan Angga bekerja di perusahaan ini dengan mudah, dan walaupun dia bisa bekerja di sini nanti, dia pasti tidak akan pernah membiarkannya bekerja dengan nyaman dan tenang.
Dan sayangnya, Angga tidak tahu, wanita selalu menyimpan dendam di hatinya, dan tidak akan pernah melupakannya. Karena dia tidak pernah terlalu memperhatikan perasaan wanita, dulu, dia hanya menggunakan wanita sebagai alat dan membuangnya saat dia telah tidak berguna. Jadi, untuk apa dia terlalu memperhatikan mereka?
Melihat wajah Anggi yang masih dengan serius menatapnya, Angga hanya bisa tertawa canggung karena kata-katanya seperti tidak berguna terhadap wanita dewasa yang satu ini.
“Baiklah kalau Nona Anggi tidak ingin—“
“Saya akan memberikan Bapak Angga soal dan silahkan jawab pertanyaan itu dengan baik dan benar,” potong Anggi saat dia menyerahkan dua lembar kertas kepada Angga. Dia tidak ingin memberikan Angga kesempatan untuk berbicara lagi.
Untuk apa dia berbicara jika itu hanya untuk menyakiti hatinya? Dasar pria tak tahu diri! Pikir Anggi sambil sedikit menyeringai dengan kejam di dalam hatinya saat melihat Angga menerima kertas ujian yang telah dia buat entah sejak kapan.
Melihat berbagai macam soal yang tertulis pada selembar kertas di depannya, Angga menggaruk kepalanya dan berpikir, ‘Apakah aku harus menyelesaikan soal membosankan ini? Mengapa pula aku harus mengerjakan soal ini? Apakah perlu tes untuk bekerja di perusahaan istriku sendiri?’
Melihat Angga yang terlihat kesulitan, Anggi tersenyum penuh kemenangan dan bertanya, “Ada apa? Apakah Bapak Angga tidak bisa menjawabnya? Bukankah Bapak Angga sangat pintar dan tahu segalanya? Ini hanya tes 3 bahasa loh.”
Mengangkat kepalanya, Angga melihat wajah Anggi yang tampak puas, sambil mengulurkan tangannya, Angga dengan bodoh tertawa dan berkata, “Bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah, bagaimana saya bisa mengerjakan ini jika Nona Anggi tidak meminjamkan saya pena? Kebetulan saya tidak membawa pena.”
‘Apa ini? Apakah wanita datar ini ingin mengujiku? Heeh... Menarik.’ pikir Angga sambil tertawa geli di dalam hatinya.
Mendengar penjelasan Angga, Anggi sedikit terkejut dan menatap Angga seperti orang bodoh, ‘Apakah dia terlalu malu untuk mengakui kebodohannya? Hmph! Dasar, dia kira trik murahan seperti ini berguna?’
Sambil tersenyum menghina, Anggi mengambil pena dan memberikannya kepada Angga dan berkata, “Silahkan Bapak Angga kerjakan dengan baik dan benar, jika Bapak tidak bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar, mohon maaf, Bapak tidak bisa bekerja di sini, walaupun itu adalah perintah Bu Bella. Karena perusahaan ini memiliki standar yang tinggi, jadi Bapak harus sudah siap dengan semua prosedur ini.”
Melihat Angga yang masih bisa memasang senyum santai di wajahnya, Anggi sedikit tidak senang di dalam hatinya dan mulai berpikir bagaimana cara menjatuhkan Angga. Dan saat dia melihat Angga mulai mengerjakan soal tes, dia menengok jam di tangan kirinya dan berkata, “Waktu Bapak Angga mengerjakan soal adalah 30 menit, jadi tolong gunakan waktu bapak sebaik mungkin.”
Sambil terus menggerakkan penanya, Angga dengan santai dan mudah mengerjakan soal yang diberikan oleh Anggi. Dia merasa ini adalah soal yang terlalu mudah untuk diselesaikan.
Apakah tidak ada soal yang lebih menantang dari pada ini? Untuk apa juga waktu 30 menit? Bahkan 10 menit saja lebih dari cukup. Pikir Angga sambil mengerjakan soal membosankan di depannya.
Tanpa terasa 9 menit telah berlalu dan soal ujian 3 bahasa yang diberikan oleh Anggi telah terisi dengan mudah oleh Angga.
Sambil meregangkan kedua tangannya dan menguap, Angga menatap Anggi dan berkata, “Selesai, silahkan Nona Anggi memeriksa jawaban saya.”
“Sudah selesai?” tanya Anggi dengan sedikit terkejut dan memeriksa waktu di jamnya. Apakah pria ini terlalu bodoh atau dia berpura-pura pintar? Pikir Anggi saat menatap Angga dengan curiga, walaupun dia tahu Angga memiliki gelar Master di Harvard University, dia tidak akan percaya bahwa Angga bisa mengerjakan soal yang bahkan dia sendiri tidak bisa menjawabnya tanpa persiapan.
“Tentu saja sudah selesai,” jawab Angga sambil tersenyum tipis dan menatap wanita dewasa di depannya yang mengambil kertas jawabannya dengan terburu-buru dan mengeceknya satu persatu.
‘Mustahil! Semua ini mustahil! Dari mana pria ini mendapatkan jawaban ini?!’ pikir Anggi saat dia menatap kertas di tangannya dan kembali menatap Angga dengan tajam dan memeriksa apakah dia menyontek. Tapi, bukankah dia selalu mengawasi setiap gerak geriknya? Kapan dia menyontek tanpa sepengetahuannya?
“Bagaimana? Apakah saya di perbolehkan bekerja sekarang? Ngomong-ngomong, posisi apa yang akan saya duduki?” tanya Angga sambil menggaruk telinganya dan mengabaikan Anggi yang sedari tadi menatap bolak-balik antara dirinya dan kertas jawaban.
...
Melihat Angga yang telah keluar dari ruangannya, Anggi mengangkat telepon untuk menghubungi bawahannya, “Berikan pria itu seragam---”
Tanpa menunggu balasan bawahannya, Anggi langsung menutup telepon dengan kasar dan merobek-robek kertas jawaban Angga, “Tunggu saja, aku pasti akan membuatmu menderita bekerja di sini, tidak peduli trik apa yang kamu miliki, aku pasti akan membongkar itu semua! Dan yang pasti, aku tidak akan membiarkan pria jahat ini mendekati Bu Bella.”
Setelah melihat dan berbicara langsung dengan Angga, Anggi yakin bahwa Bella telah dipaksa dan diancam oleh Angga. Pria jahat sepertinya tidak mungkin bisa berhubungan atau berkenalan dengan Bella yang cantik dan terhormat. Dan sebagai pengagum rahasianya, dia wajib melindungi Bella dari ancaman pria jahat seperti Angga. Karena dia tahu bahwa semua pria itu hanya mendekati wanita jika ada maunya.
Jika bisa, dia ingin semua pria bejat di luar sana mati membusuk di penjara. Karena di matanya, semua pria itu sama saja, hampir semuanya buaya, penipu, penjahat kelamin, cabul, parasit, dan yang pasti hanya melihat wanita dari fisiknya saja! Yah walaupun ada sedikit pria yang baik di luar sana.
Menenangkan hatinya yang panas terbakar emosi, Anggi kembali mengangkat telepon dan berkata dengan lembut, “Halo. Bu Bella, Bapak Angga telah menerima pekerjaannya, tapi posisinya saya ubah karena Bapak Angga tidak bisa menjawab semua pertanyaan yang saya berikan kepadanya---”
“Fiuuhh...” setelah menjelaskan panjang lebar kepada Bella, Anggi merosot di kursinya, dia merasa sangat lelah walaupun ini masih di pagi hari, dan semua ini salah Angga!...
(Jangan pernah membuat wanita dewasa marah, apalagi jika dia masih jomblo, bahaya, cepet naik darah hihihi)
...
...
...Terima kasih telah membaca, jika berkenan,
- Pembaca diharapkan memberi penilaiannya pada cerita ini dalam skala 1 - 100 (silakan tulis di kolom komentar),
- Jika pembaca mendapati typo, salah dalam penempatan tanda huruf, atau yang lainnya, harap untuk mengomentarinya di kolom komentar. Untuk pembelajaran ke depannya.Like & Share if you care
![](https://img.wattpad.com/cover/179176295-288-k641599.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kontrak 1 Milyar (Tunda)
RomanceMenceritakan seorang penjual rujak bernama Angga, namun dia memiliki identitas khusus yang tidak diketahui oleh orang biasa, dan tiba-tiba terjebak pernikahan kontrak selama 4 tahun dengan wanita dingin dan kaya bernama Bella. Ada juga wanita cantik...