Chapter 6

2.5K 247 9
                                    

Pangeran Edmund berjalan dengan tergesa-gesa menuju singgasana ayahnya, Raja Stefan. Setelah mengunjungi tukang sisir ibunya, dia langsung memutuskan kembali ke Kerajaan Fackla.

Pangeran Edmund berniat akan menceritakan hal-hal yang baru saja ia ketahui.

"Yang Mulia." ucapnya seraya menunduk hormat ketika sudah berada di hadapan sang raja.

"Edmund, bagaimana keadaan Eliza?" Ratu Elena langsung memberikan pertanyaan tatkala ia melihat anaknya sudah kembali. Pagi tadi Pangeran Edmund meminta izin padanya untuk menemui tukang sisir menanyakan keadaan Eliza.

"Ada yang ingin aku bicarakan. Tetapi ada baiknya tidak dibicarakan di sini." terdengar nada suara Pangeran Edmund yang khawatir.

Raja Stefan mengangguk, lalu dia menginstruksikan agar Pangeran Edmund dan Ratu Elena ikut bersamanya menuju ruangan privasi khusus anggota keluarga kerajaan.

Kemudian Pangeran Edmund segera menceritakan semua hal tentang Putri Eliza. Mulai dari keadaannya yang baik-baik saja, dia juga mempunyai beberapa sahabat. Putri Eliza tumbuh layaknya gadis biasa. Namun, rasanya sangat berat ketika sang pangeran ingin menceritakan bahwa adiknya selama ini juga sedang ada di bawah ancaman Tristan. Sangat jauh dari sepengetahuan keluarga kerajaan yang hanya mengetahui bahwa Putri Eliza baik-baik saja, tidak ada ancaman yang mengancamnya.

"Kabar buruknya, Eliza tengah berada di bawah ancaman Tristan," ucap sang pangeran sedikit berbisik, namun masih jelas didengar oleh Raja Stefan dan Ratu Elena.

"Dan mungkin saja, Lucifer juga sedang mengancam Eliza," tambahnya.

Raja Stefan dan Ratu Elena sontak kaget mendengarnya, selama ini mereka hanya tahu jika putri mereka baik-baik saja, aman di bawah perlindungan tukang sisir Elena.

"Apa kau mendapat informasi itu langsung dari Sarah?" tanya Ratu Elena yang dibalas anggukan oleh sang pangeran.

Sang Raja tampak frustasi mendengarnya, Kerajaan Fackla yang dipimpinnya tengah berada dalam masa sulit, ditambah lagi putri mereka yang juga tengah menjadi ancaman dan incaran para musuh. Raja Stefan hampir kehilangan akal jika mencoba menemukan titik terang dari kegelapan selama tiga puluh tahun ini. Para musuh sudah lama menginginkan kematian Putri Eliza, mereka mengatakan jika sang putri bisa mati sekarang, maka para musuh tidak akan menganggu Kerajaan Fackla lagi. Mereka berjanji jika Putri Eliza mati, maka mereka akan membuat perdamaian. Menganggap bahwa kematian sang putri sebanding dengan rasa sakit sang Lucifer. Ya, dalang semua kekacauan ini adalah sang Lucifer.

Akan tetapi, Raja Stefan tidak akan dengan mudah mempercayai ajakan perdamaian yang ditawarkan para musuh. Dia sudah paham bagaimana liciknya mereka. Mustahil jika hanya dengan memberikan kematian Putri Eliza kemudian saling berdamai. Itu sangat mustahil. Dan sang raja juga tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Raja Stefan tidak akan membiarkan anaknya menjadi korban dari kesalahan yang dia buat.

Dendam Lucifer pada Kerajaan Fackla begitu besar. Dendamnya mulai muncul saat orang yang paling penting dalam hidupnya dibunuh oleh bangsa peri dan cinta antara dirinya dan Lucy, yang mana adalah adik dari Raja Stefan, tidak direstui oleh semua pihak. Tidak ada seorang pun yang merestuinya. Sejak itu dia mulai sering membuat kekacauan di Kerajaan Fackla. Puncaknya adalah saat Ratu Elena mengandung Putri Eliza, sang Lucifer merasa ini adalah kesempatan emas baginya untuk membunuh sang ratu dan bayi yang dikandungnya.

Ketika kandungan Ratu Elena menginjak 7 bulan, Lucifer mengajak pengikutnya untuk memerangi Kerajaan Fackla dan membunuh para peri. Kebenciannya pada bangsa peri begitu nyata, kecuali pada Putri Lucy.

Raja Stefan, Pangeran Edmund, dan para prajurit mulai melawan para pengikut Lucifer. Sementara itu, Ratu Elena diamankan untuk sementara waktu agar kondisinya tetap baik-baik saja.

DodhéantaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang