Gelap. Itulah kata yang mewakili suasana kali ini. Tak ada cahaya satu titik pun. Tak ada tanda-tanda kehidupan di sekitar sini.
Semua hanyalah ruang kosong yang tak terhingga. Anna bangun dari duduknya, namun dia tidak bisa melihat apa-apa, hanya ada warna gelap sejauh mata memandang. Dia ketakutan.
"Hello! Ada seseorang di sini?" tanya Anna dalam kegelapan. Sunyi, tidak ada sahutan sama sekali. Dia semakin ketakutan.
Anna mencoba melangkahkan kakinya ke depan, tak peduli entah apa yang akan ditemuinya nanti. Dia terus mencoba mencari jalan keluar.
Nihil. Tak ada satupun hal yang dia temukan. Anna terduduk lemah karena tak sanggup lagi melangkah. Nafasnya tersengal dan dadanya terasa sangat sesak.
Anna tak sanggup melakukan sesuatu, dia merangkul kakinya lalu menelungkupkan wajahnya dan menangis. Kenapa aku bisa ada di sini? Di tempat yang menakutkan ini? Siapakah yang telah membawaku kemari? tanya Anna kepada dirinya sendiri.
Di tengah kesedihannya itu, tiba-tiba muncul setitik cahaya putih yang lama kelamaan membentuk sesuatu yang menakjubkan. Anna terhenti dari acara menangisnya, mencoba mengamati makhluk apa yang tengah muncul di hadapannya. Tangannya ia gunakan untuk menutupi matanya yang silau karena terangnya cahaya itu.
Setelah cahaya itu sedikit memudar, Anna mencoba menelisik sosok makhluk cantik di hadapannya itu.
"Siapa kau?!" tanya Anna sedikit ketakutan. Selama hidupnya Anna tidak pernah melihat makhluk secantik itu.
Makhluk cantik itu tersenyum lembut pada Anna, seketika membuat bulu kuduk Anna berdiri. Sosok di depannya itu terlihat baik dan jahat di waktu yang bersamaan.
"Jangan takut, aku bukan makhluk yang jahat." ujar makhluk itu sangat lembut. Aura keibuan begitu terlihat padanya.
Ketakutan Anna sedikit memudar, "Siapa kau sebenarnya? Dan ...." Anna memperhatikan sekelilingnya yang masih gelap gulita, "Dan aku sedang ada di mana?" lanjutnya bertanya.
Makhluk itu mengulurkan tangannya untuk membantu Anna bangun dari duduknya, tapi Anna tampak masih ragu untuk menerima uluran itu.
"Percayalah, aku tidak akan menyakitimu. Kau tidak perlu takut." ucapnya lagi penuh kelembutan. Anna pun menerima uluran tangan makhluk cantik tersebut.
"Kau tumbuh menjadi gadis yang cantik dan pemberani," kata makhluk cantik sambil menatap Anna tulus.
Anna sekarang sudah terduduk di bangku yang entah sejak kapan ada di situ.
"Apa maksudmu? Apa kau mengenalku?" Anna menatap makhluk itu bingung.
"Tentu saja aku mengenalmu,"
"Tapi aku tidak mengenalmu,"
Makhluk tersebut terkekeh mendengar penuturan Anna, "Tentu saja, karena ini adalah pertama kalinya aku menampakkan diriku secara langsung. Aku sengaja membawamu ke sini. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan,"
"Bisakah kau memperjelas padaku apa tujuanmu membawa diriku ke sini?" tanya Anna.
"Aku sudah menyampaikannya tadi bahwa ada hal yang ingin kusampaikan padamu. Karena ini sudah waktunya,"
"Apa kau sedang menyulikku?"
"Bagaimana mungkin aku menyulik tuan putriku sendiri? Aku pasti dihukum mati oleh pihak kerajaan." terang makhluk itu yang semakin membuat Anna pusing.
"Maksudmu?" tanya Anna yang tidak memahami sedikitpun ucapannya.
*****
Siang ini Anna ingin menemui Yolanda, sudah lebih dari satu minggu dia tidak berjumpa dengan Yolanda. Tentu saja Anna merindukan Yolanda. Dia ingin meminta maaf pada Yola, barangkali dia melakukan kesalahan yang tidak ia sadari. Tidak mungkin bila Yolanda marah padanya tanpa sebab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dodhéanta
FantasyMenjadi mahasiswi Arkeolog memang menyenangkan, apalagi bagi Anna yang sangat suka dengan sejarah. Dalam hidupnya, Anna selalu memimpikan bertemu dengan sosok peri yang selama ini sering kali ia baca di buku-buku tentang makhluk mitos. Semua orang h...