s a t u

4K 254 118
                                    

Pagi ini enggak ada bedanya dengan pagi kemarin tetap aja macet membuat gadis yang sedang duduk di angkutan umum ini berdecak sebal. Soalnya kalau macet terus-terusan gini bisa telat lagi deh dia
Namanya Reysa Adina atau biasanya di sapa Eca.

"Bang, kiri bang." teriak Reysa

Dan pengemudi angkutan umum itu pun berhenti tepat di depan gerbang sekolah nya yang udah hampir ditutup pak satpam, setelah membayar Reysa langsung ngacir lari ke dalam sekolah. Untung saja masih banyak siswa yang terlambat.

"Aduh." sahut Reysa saat ada seseorang sangat terburu buru melewati nya sambil menginjak kaki kanan nya.

"Woi bengkak ni kaki gue."

"WOOIIIII BUDEG LO YA." teriak Reysa.

Rezvan terus saja berjalan masuk ke kelas tanpa peduli dan tanpa sedikit pun menoleh kebelakang, padahal Reysa sudah berulang kali berteriak kepadanya.

Rezvan memang terkenal sangat sombong, Tapi di sekolah ini dia makhluk paling pintar dan angkuh luar biasa. Herannya masih saja banyak gadis yang mau mengejarnya.

"Kenapa sih lo? Pagi pagi uda teriak teriak." sahut Vira, sahabatnya.

"Ra, lo kenal tuh cowok?" Tanya Reysa sambil menunjuk ke cowok yang sedang berjalan didepan mereka.

"Lah itukan Rezvan."

"Lo kenal?" Tanya Reysa

"Siapa coba yang ga kenal Rezvan? Mulut nya pedes banget, ngeri gue."

"Maksud lo?"

"Rezvan itu anak nya songong banget."

"Wah bagus dong." ucap Reysa sambil tersenyum lebar.

Apa apaan sih Reysa ini? Jangan bilang dia mau mengusik kehidupan Rezvan sih cowok angkuh yang mempunyai wajah paling menyeram kan di sekolahan.

- - - - -

Saat ini Reysa sedang berjalan menyusuri koridor IPS dia sedang mencari Rezvan dan ingin meminta pertanggung jawaban soal kaki nya yang bengkak, enak saja Rezvan sudah menginjak kaki nya terus kabur gitu aja.

Mata Resya memperhatikan semua murid tanpa kedip, dia tidak tau cowok yang bernama Rezvan tampangnya seperti apa.

"Ben." sahut Reysa memanggil Beni tetangga nya yang juga bersekolah dengannya, kebetulan Beni berjurusan IPS jadi tentu saja dia ada di koridor anak IPS.

"Beni." Beni tidak mendengar Panggilan Reysa.

"Woi budeg."

Beni menoleh.

"Lo manggil gue Ca?" Ucap Beni sambil menunjuk diri nya sendiri.

"Manggil bapak lo gue" sahut Reysa gemas sendiri dengan Beni yang tingkat kebudeg kan nya sudah mengalahkan H. Bolot.

"Bapak gue namanya Beno ca, kalo gue namanya Beni. lagian kan bapak gue lagi kerja gak ada disini."

"BUKAN URUSAN GUE!" Rasanya Reysa ingin membunuh Beni saja.

"Ada yang mau gue tanyain sama lo."

"Tanya apa Ca? Tanya aja, nanya sama gue gratis kok."

"Yaudah langsung aja, Lo kenal Rezvan?"

Hi, RezvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang