Langkah besar Rezvan terhenti saat melihat Reysa yang sedang tertawa dengan seorang cowok.
Rezvan menatapnya dengan tatapan datar kemudian jalan melewati keduanya tanpa merubah raut wajahnya sedikitpun.
Reysa yang menyadari kalau Rezvan berjalan mendekatinya pun sudah senyum-senyum sendiri.
Sedikit lagi. Batinnya
Reysa sedikit merapikan rambutnya.
Eh ternyata, Rezvan malah melewatinya.
Terlalu kepedean gue.
"Ares, gue deluan ya." pamit Reysa kepada Ares teman ngobrolnya tadi.
Tanpa menunggu jawaban Ares, Reysa sudah ngacir berlari mengejar Rezvan.
"REZVANNN, TUNGGUIN GUE." teriak Reysa.
Rezvan terus saja berjalan ke arah parkiran dengan kedua tangan yang dimasukkan ke kantong celananya.
"Aduh, capek banget gue anjir." ucap Reysa ngos-ngosan.
"Kok tadi gak ngajak gue pulang bareng sih, padahal lo lewat depan gue loh tadi." Reysa berkata tanpa rasa malu sedikitpun.
Udah putus mungkin ya urat malunya?
"Hah?" Rezvan heran.
Baru kali ini dia melihat cewek tidak tau malu seperti Reysa.
"Kok gak ngajak gue pulang bareng?"
"Lo siapa emang?" tanya Rezvan enteng.
"Gue... Reysa lah."
"Gue tau."
"Kalo tau, kenapa enggak ngajak pulang bareng?" Reysa menyengir.
Rezvan menatap sekeliling ternyata hanya ada mereka berdua di parkiran.
"Yaudah ayo pulang." Ucap Rezvan akhirnya.
Reysa yang mendengarnya pun senyum-senyum sendiri.
"Kenapa senyum-senyum? Lo gila?"
Aduh Rezvan.
Enggak bisa manis sedikit apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Rezvan
Fiksi RemajaWe're just strangers with some memories. hi, rezvan - 20 mei 2019, ; othersidezz