Zino yang nggak sengaja lewat taman belakang sekolah melongo melihat kedekatan Rezvan dengan perempuan, apalagi perempuan yang nggak bisa diem kaya Reysa.
Nggak nyangka, kok bisa Rezvan betah duduk disamping cewek yang kebanyakan energi itu.
"TERNYATA REZVAN NGGAK HOMO UYEEE." Zino bersorak kegirangan dan menghampiri Sahabatnya tersebut.
Rezvan mendengar suara-suara busuk Zino dan menatapnya tajam.
"Mulut lo anjir!"
Reysa menoleh ke arah Rezvan dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Lo...?"
"Zino mah mulutnya memang mulut neraka, nggak usah di dengerin."
"Gue mencium bau-bau nggak enak nih, lo berdua ada hubungan apa hah?"
"Majikan dan Pembantu." Rezvan menjawab enteng dan asal nyeletuk.
"Pale lo." Reysa tidak terima. Enak saja Rezvan menganggap dirinya Pembantu, Reysa kan mau nya di jadiin Permaisuri bukan Pembantu hehe.
"Jadi lo mau di anggep apa Rey sama Rezvan?" Zino bertanya dengan penuh selidik.
Memang ya Zino ini, suka nyampurin urusan orang.
"Anu." Reysa nyengir.
"Apa anjir? Jangan buat gue ambigu ya lo." Zino greget sendiri dibuatnya.
Sangking fokusnya berdebat, Zino dan Reysa sampe tidak sadar bahwa Rezvan sudah pergi meninggalkan mereka.
Pantesan saja dari tadi dia tidak bersuara.
Dasar Rezvan. Mungkin dia penganut cowok yang suka ninggalin pas lagi sayang-sayang nya nih. Duh author apasih ehe.
Zino menyadari bahwa ada yang kurang dan langsung melihat sekelilingnya.
Kemudian, Reysa dan Zino sama-sama membulatkan mata dan berteriak "REZVAN HILANG WOY."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Rezvan
Teen FictionWe're just strangers with some memories. hi, rezvan - 20 mei 2019, ; othersidezz