t i g a b e l a s

973 44 14
                                    

Rezvan tidur dikelas, enggak peduli sama guru didepan yang lagi menerangkan materi.

Dasar Rezvan, murid durhaka.

"Sudah paham kan anak-anak?" tanya Bu Jihan selaku guru matematika.

"SUDAH BUU." Satu kelas menyahut sudah mengerti padahal banyak yang nggak ngerti tapi ikut-ikutan nyahut agar tidak ditanya-tanya 'mana yang kamu nggak ngerti' atau 'udah dijelasin panjang lebar kok nggak ngerti juga'.

Mata Bu Jihan melirik bangku paling belakang yang ditempati murid tukang molor seperti Zino dan Rezvan.

"Rezvan." Panggil Bu Jihan.

Zino yang mendengar panggilan bu Jihan pun menyenggol Rezvan berniat untuk membangunkan nya.

"Rez, bangun njir."

Rezvan membuka mata lalu sadar ada sorot mata tajam yang menatap ke arahnya.

Duh.

"Apa bu?"

"Kerjakan soal di depan."

"Yang lain aja deh bu, saya lagi nggak enak badan."

"Saya mau kamu."

Dengan malas-malasan Rezvan berjalan menuju papan tulis dan menuliskan jawaban soal tersebut dengan jalan yang berbeda.

Bu Jihan yang melihatnya speechless.

Tidak menyangka bahwa Rezvan bisa menjawab soal tersebut dengan benar, walaupun jalannya berbeda dengan yang barusan dia jelaskan.

"Sudah kan bu? Segitu kan hasilnya?"

"Ii-yaudah duduk kamu."

"Saya permisi sebentar bu."

"Mau kemana kamu?"

"Buang air kecil, ibu mau ikut?"

"Kurang ajar ya kamu Rezvan, udah sana cepetan!"

Sumpah ya, Rezvan lagi kena angin apa? Tumben sekalee dia banyak bicara hari ini.


* * * * * * * * * *

Disisi lain Reysa sama sekali nggak mood belajar. Dia kepikiran Rezvan, selama ini dia melihat Rezvan sehat-sehat saja, tidak menyangka Rezvan punya penyakit seperti itu.

"Bu, saya permisi ya." Reysa minta izin kepada sang guru yang sedang mengajar.

"Iya silahkan."

"Mau kemana Rey?" tanya Vira sebelum Reysa keluar.

"Cari angin bentar." bisiknya

"Cari angin apa cari Rezvan?"

"Dua-duanya hehe."

Reysa berjalan melewati koridor sekolah yang terlihat sepi, dia duduk di taman.

Percuma saja di kelas, dia juga tidak mendengarkan apapun yang disampaikan sang guru. Mending disini menikmati angin sepoi-sepoi .

Taman cukup sepi, jarang ada guru yang lewat, jadi kalau bolos pelajaran pun nggak bakal ketauan.

Reysa menatap sekeliling dan tidak menyangka bahwa Rezvan juga lagi diluar kelas.

Reysa melihat Rezvan sedang duduk sambil bermain ponsel dengan earphone terpasang di kedua telinga cowok tampan tersebut.

"H-hai Rezvan." Reysa inisiatif sendiri dan langsung duduk di samping Rezvan.

Rezvan melirik sebentar kemudian fokus lagi dengan ponselnya.

"Lo udah sembuh?" Reysa mencoba mencari cara agar Rezvan mau bicara dengannya.

"Udah."

"Obat nya udah diminum teratur kan?"

"Iya."

"Ohh iya, maaf ya Rez gue lancang kemarin."

"Hm."

Cuek banget sih anjir. Reysa mengumpat di dalam hati.

"Mau maafin nggak?"

"Iya udah gue maafin, lagian lo nggak salah juga."

"YESSS." Reysa menatap Rezvan dengan penuh antusias.

"Bisa diem nggak? Kalo nggak gue pindah tempat nih."

"Bisa kok bisa, tapi lo disini aja ya."

"Iya makanya diem, biar gue disini."

Duh astaga pipi gue mateng nih pasti . batin Reysa.

         ; yang lagi salah minum obat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

; yang lagi salah minum obat.

Hi, RezvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang