Hi, Rezvan

s e m b i l a n

Rezvan kenapa nggak pernah bales e-mail mama?

Rezvan menatap layar laptopnya dengan tatapan datar dan sulit diartikan.

Dia tidak ada niat untuk membalas e-mail tersebut.

Dia rindu mamanya, rindu sekali.

Tapi ego nya lebih tinggi daripada rasa rindu nya.

Kenapa mamanya menghubunginya lagi? Setelah ber tahun-tahun meninggalkan nya?

"Rezvan, mama pergi dulu ya ke rumah oma, nanti mama jemput kamu." ucap mamanya pada Rezvan kecil.

"Iya ma, mama jangan lama-lama ya." Rezvan kecil tersenyum polos dengan mata berbinar .

Tiba-tiba saja ingatan itu terlintas lagi di benak nya.

Saat itu Rezvan masih duduk di bangku TK.

Saat itu, Rezvan tidak mengerti kenapa mamanya tiba-tiba pergi meninggalkan nya?

Sampai pada akhirnya Rezvan mengetahui segalanya.

Papanya bercerita bahwa Oma nya tidak menyetujui pernikahan kedua orangtua nya.

Oma nya bahkan bilang akan menyakiti Papa nya dan Rezvan jika Mamanya tidak kembali kerumah dan melangsungkan pernikahan dengan lelaki pilihan Oma nya.

Oma nya tidak pernah main-main dengan ucapan nya.

Maka dari itu, agar Rezvan tidak terkena bahaya.

Dengan berat hati, mamanya harus meninggalkan nya

**********

"Ada yang bawain lo bekal tuh" Zino berucap sambil menunjuk kotak bekal didepan nya.

"Siapa?" Rezvan heran, selama ini tidak ada yang pernah memberikan nya bekal.

"Eca."

Rezvan menaikkan alisnya dengan maksud ingin bertanya siapa perempuan tersebut.

"Reysa, bolot amat sih lo!" Zino gemas sendiri. Rezvan memang begitu, tidak pernah perduli dengan orang lain, bahkan nama panggilan cewek yang pernah diantar nya pulang saja dia nggak ingat.

Rezvan, Rezvan.

"Gue kan nggak tau kalo dia dipanggil Eca, bangsat!"

"Makanya Rez, jangan gue mulu yang diinget. Sekali-sekali inget nama cewek dong." Zino terkekeh.

"Gue bunuh juga lo lama-lama."

"Itu bekalnya buat lo aja No, gue udah makan tadi." sambung Rezvan.

Zino yang mendengarnya pun bersorak ria.

"ALHAMDULILLAH, rezeki anak sholeh."