3. Perpus

95 17 0
                                    

"Sherly!"

Seruan seseorang membuat langkah Sherly menuju kelasnya terhenti. Menoleh ke belakang, Sherly mendapatkan seorang laki-laki yang tersenyum cerah dan berjalan dengan santainya mendekat kearah Sherly.

Dengan senyuman yang tetap cerah, laki-laki itu berdiri disisi Sherly. "Ke kelas bareng, yuk?"

Sherly ikut tersenyum. Dia mengangguk dua kali.

Memang ya, persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu sulit.

Karena salah satu diantara mereka, atau memang keduanya saling memegang rasa yang lebih.

...

Ribut.

Satu kata untuk menjelaskan bagaimana keadaan kelas X TKJ A saat ini.

Jam terakhir ditambah guru yang tak hadir membuat kelas tersebut terasa bebas. Sebenarnya mereka dititipkan sebuah tugas untuk pelajaran terakhir tersebut. Pelajaran terakhir ini adalah program dasar.

Tapi seperti yang dilihat, tak ada satupun murid yang mengerjakannya. Mereka malah bermain game, ada yang ngobrol, ada juga yang asik-asik di luar kelas, ke kantin, dan masih banyak lagi.

Mungkin sering kita dengar jika murid-murid dengan predikat kelas 'A' adalah kelas terbaik dengan otak mereka yang terkenal jenius? Tapi semua itu salah besar. Kelas dengan predikat 'A' tidak membuktikan bahwa semua murid itu pintar. Lagipula mereka pandai pada pelajaran tertentu saja, kan. Sekalipun mempelajari semua 16 mata pelajaran di sekolah, satu murid hanya unggul pada bidang tertentu saja.

Bisa saja dia unggul di pelajaran matematika, tapi dia tentu belum unggul pada pelajaran bahasa Indonesia. Dan dia unggul di pelajaran kimia, belum tentu dia unggul di pelajaran bahasa Inggris.

Kalaupun ada yang unggul di bidang yang cukup banyak, itu sudah dipastikan kelebihannya yang memang Tuhan berikan kepadanya.

Keadaan kelas hingga saat ini masih juga sama. Sherly, Ratna dan Fani sedang saling mengobrol, Qory sedang meminta beberapa anime kepada Alvian, Sania yang bermain game di bangkunya, Alisya dan Chyntia yang sedang asik berselfie-selfie ria, dan Angel yang asik menonton video di Instagramnya.

"Eh, sekarang udah semester 2. Berarti nanti kelas 11 bakal PKL, ya?" Tanya Ratna pada Sherly dan Fani. Yang ditanya saling mengangguk bersamaan.

"Ya, bulan April nanti." Jawab Sherly sekenanya. Ratna ber-oh ria sambil mengangguk termangut.

"Kelas 12 bentar lagi bebas." Fani berdesis kesal. "Ish."

"Kenapa emangnya?" Tanya Ratna menaikan sebelah alisnya. "Gak bisa lihat kak Ilyas dan kak Erik, ya?" Lanjutnya mengerling jahil.

"Ih...paan sih." Sahut Fani tak terima. Walau memang benar itu kebenarannya.

"Uluh, uluh. Yang sabar, ya." Ucap Sherly dengan ekspresi wajah memelas kasihan yang dibuat-buat. Jelas saja membuat Fani semakin merasa kesal dan panas hati.

"Tau ah...kesel deh." Ucap Fani mulai merajuk. Ratna dan Sherly tertawa bersamaan. Kemudian hening. Bahkan Fani kini malah fokus pada handphonenya.

"Si Qory betah bener di bangku si Vian." Kali ini Ratna mengubah topik pembicaraan. Fani yang tadinya bermain handphone jadi ikut-ikutan nimbrung kembali. Mereka bertiga menoleh kearah bangku Alvian yang berada di depan namun di paling pojok. Mereka berdua sedang tertawa bersama seraya menonton anime.

About Him[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang