10. Tekad

65 14 1
                                    

Jam istirahat tiba. Semua murid kelas X TKJ A menghela nafas lega karena pelajaran PKN dengan guru mereka yang terkenal killer telah usai. Guru PKN itu membereskan barang-barangnya, mengucapkan salam, lalu pergi keluar kelas menuju ruangannya.

Qory segera mengajak Ratna pergi ke kantin. Chyntia dan Angel pun ikut ingin pergi ke kantin bersama. Sedangkan Sherly, Sania, Alisya, dan Fani  sudah membawa bekal dari rumah. Jadilah mereka makan bersama. Kursi mereka atur supaya makan saling berhadap-hadapan.

"Bekel sama apa, Fani?" Tanya Alisya yang duduk disebelah Fani. Fani segera membuka tutup kotak bekalnya. Alisya, Sherly, dan Sania bisa tahu bekal yang Fani bawa adalah...

...mie goreng.

Bekal yang mainstream memang.

Alisya, Sherly, dan Sania pun segera membuka kotak bekalnya. Mereka pun segera memakan makanannya dengan khidmat.

Sesekali acara makan mereka diselingi obrolan ringan. Terkecuali Sania yang fokus makan sembari menonton anime di handphonenya.

Makanan mereka hampir habis. Sherly pun segera menyadari sesuatu. Kenapa yang jajan ke kantin pada belum kembali ke kelas?

"Kok Qory, Ratna, Angel, sama Chyntia belum ke kelas juga? Sepenuh apa sih kantin? Biasanya kalau jajan nitip ke Qory suka cepat karena dia ahli mesen makanan." Sherly tertegun karena Sania juga menyadari hal tersebut. Obrolan mereka terhenti karena ucapan Sania. Alisya menganggukkan kepalanya. Pasti terjadi sesuatu, pikirnya.

"Gimana kalau kita susul mereka ke kantin?" Usul Alisya sembari tersenyum miring. Sania yang mendengar itu berdecak.

"Ck! Nanti juga mereka balik." Serunya tak setuju. Untuk apa juga menyusul ke kantin? Sania hanya ingin makan dengan tenang sembari menonton animenya.

"Iya. Pasti ada sesuatu." Fani menyetujui usulan Alisya. Alisya yang mendengar itu langsung merangkul Fani dengan bangga.

"Ayo kita susul!" Sherly yang tadinya hanya menjadi penyimak akhirnya menyetujui usulan Alisya. Segera ketiga gadis itu berdiri dan meninggalkan Sania yang masih duduk di kursinya. Sania yang melihat itu berdecak. Segera dia menyusul teman-temannya karena tidak mau makan di kelas sendiri.

Keempat gadis itu berlarian menuju kantin. Entah mengapa jalanan di kantin mendadak penuh. Sherly dan yang lainnya menerobos masuk sekalipun harus berdesak-desakan. Saat di dalam kantin Sherly melihat Qory dan yang lainnya tengah melihat sesuatu begitu serius. Segera Sherly berlari kearah Qory.

"Ry!" Panggil Sherly seraya menepuk pundak Qory. Qory yang terkejut langsung membelakakkan matanya. Disampingnya, Ratna, Chyntia, dan Angel menatap Sherly terkejut.

"Kok lama?" Alisya bertanya ketus. Kedua tangannya diletakkan dikedua pinggangnya.

"Ah, gak papa." Qory nampak tersenyum canggung. Dia segera mendorong pundak Sherly untuk pergi dari kantin. "Ayo kita balik ke kelas."

Lagi-lagi Sherly menyadari ada yang teman sebangkunya itu sembunyikan. Tapi Sherly tak ambil pusing. Segera saja dia mengikuti teman-temannya menuju kelas.

"CIEEEE.... YANG SEKARANG UDAH JADIAN....!!!"

Langkah kedelapan sahabat itu terhenti mendengar teriakan Ilyas seantero kantin. Sherly menoleh kebelakang. Tiba-tiba kerumunan sedikit membelah sehingga Sherly bisa melihat jelas pemandangan disana.

Rival... bersama Gita. Rival.... pacaran dengan.... Gita?

Batin Sherly bertanya, kenapa?

About Him[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang