"Disini cuma Sherly, ya, yang masih jomblo."
Sherly mendengus keras karena ucapan Rani yang begitu menusuk untuk didengar. Kakak kandungnya dan kakak iparnya tertawa melihat ekspresi sebal Sherly yang terbully. Sedangkan Kina dan Devan -Papa Sherly hanya terkekeh pelan melihat putri bungsunya yang memang masih belum punya pacar.
Seperti malam-malam biasanya, keluarga Sherly selalu berkumpul bersama diruang keluarga untuk menonton acara TV bersama-sama. Setelah berkutat dengan pekerjaan masing-masing dari pagi sampai sore, malamnya mereka menyempatkan berkumpul bersama keluarga.
"Udah dong, Ran. Kasian tuh Sherly nya jadi keki." Seru Kina membela Sherly. Kedua kakak Sherly yang sama-sama sering dipanggil 'Ran' itu mencoba berhenti tertawa.
"Hahaha, habisnya emang kenyataan si Sherly masih jomblo." Randi membela diri. Disetujui oleh Rani dengan anggukan kepalanya.
"Makannya cari pacar, Sher. Mau Papa kenalin ke anak-anak temen Papa?" Tawar Devan diiringi kekehan kecil. Sherly semakin merengut. Dia tak suka jika sang Papa mulai bicara soal 'anak-anak teman Papa'.
"Papa, kenapa sih main jodoh-jodohan mulu. Kak Randi aja gak dijodohin sama kak Rani. Lagian aku masih betah kata gini. Punya pacar itu ribet, Pa. Kalau nilai aku nanti jadi nurun karena pacaran, Papa mau tanggung jawab? Enggak, kan? Papa nanti malah marahin aku karena nilainya jadi kecil. Kalau misalnya aku ngasih alasan karena pacaran, Papa gak mau dengerin. Papa itu... blablablablabla."
Devan tak lagi mendengarkan keluhan Sherly yang kian memanjang. Memang Sherly dan Kina itu sama. Sama-sama bawel.
"Kenapa sih sifat kamu yang satu itu nurun juga." Bisik Devan tepat ditelinga Kina. Ibu rumah tangga yang berusia muda itu terkekeh mendengar keluhan suaminya.
"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, Pa." Jawab Kina dengan pribahasa yang tidak bisa Devan balas lagi karena memang benar itu adanya.
"Pa, Ma, si Sherly ternyata udah kenal sama Alexa loh." Randi kembali bicara. Kali ini ucapannya cukup menarik perhatian kedua orang tua mereka. Pasalnya mereka tidak menyangka jika Sherly sudah dekat dengan Alexa yang merupakan anak dari teman masa SMA Kina.
"Wah, anak Bunda Devi? Kok bisa? Bukannya gak satu sekolah, ya?" Tanya Kina dengan matanya berbinar kagum kearah Sherly. Entah kagum karena apa.
"Kita gak satu sekolah kok. Cuma, ya, dia teman Crista. Kemarin pas main ke Mall sama Crista, dia ngenalin Kak Alexa sama pacarnya Crista ke aku." Jawab Sherly apa adanya. Mereka saling manggut-manggut paham.
"Kalau menurut aku sih, kamu cocok juga sama Alexa." Timbrung Rani. "Dia tinggi, ya? Anaknya juga baik. Walau kelihatan bad boy, sebenarnya dia baik. Dia juga pinter. Cocoklah sama kamu."
"Apa sih, Kak. Main jodoh-jodohin orang." Imel Sherly kesal. Matanya mendelik kearah Rani yang selalu seenaknya dalam berkata. "Aku sama dia gak cocok ih."
"Cocok lah!" Randi malah mendukung perkataan Rani penuh semangat. "Daripada Rival, Alexa lebih baik."
"Kakak aja gak tau Kak Rival kaya gimana!!!" Bentak Sherly tak terima jika kakak kelasnya yang ia sukai dibanding-bandingkan dengan orang lain. "Dia baik! Dia yang ngubah aku buat berani mencoba terbuka lagi."
Randi mendengus keras. Memangnya apa yang sudah Rival lakukan sampai-sampai Sherly berkata demikian?
"Sherly, cewek itu perlu kepastian." Lagi-lagi Rani menimbrung. Ucapannya kali ini mampu membuat Sherly bungkam. "Mungkin memang dia yang buat kamu semangat. Karena dia kamu bisa berubah menjadi lebih baik. Kami tahu sejak kenal dia, kamu mulai terbuka lagi setelah pernah patah hati ditinggal sahabat yang kamu cintai diam-diam itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
About Him[Tamat]
Romance#KaKelSeries2 Suka dengan kakak kelas memanglah hal yang wajar. Apalagi saat jatuh cinta pada pandangan pertama karena kagum akan kelebihannya. Itulah yang Sherly rasakan sejak awal. Saat kakak kelasnya yang memiliki hobi bermain gitar, memotret, da...