"Aku rasa ... rencana kita cukup sampai di sini aja."
Gita membulatkan matanya. Mereka berada di kafe langganan mereka. Jika tak ingat berada di tempat umum, Gita sudah menggebrak meja dan mengumpat karena ucapan Alexa yang mengada-ada.
"Kenapa?! Kita belum sampai klimaksnya. Aku masih belum dapetin Rival seutuhnya!" Gita membentak tak terima. Rencana yang sudah mereka susun tak bisa berhenti begitu saja. Gita sudah terlanjur menikmatinya. "Atau ... ini karena Sherly?"
Alexa menghela napas. "Kamu tahu Gita? Aku ngerasa kalau Sherly udah tahu yang sebenarnya."
Mata Gita membulat sempurna. "Dari mana kamu tahu?"
"Kemarin Sherly mau ketemuan sama Dion dan Crista. Kata Sherly, ada sesuatu yang penting mau mereka bicarakan. Tapi pas di kafe langganan mereka, ada cewek pakai topi yang bilang kalau Sherly gak jadi ketemuan. Dan Dion belum ngomong apa-apa, cewek itu pergi gitu aja."
Gita terkejut. Tubuhnya bergetar ketakutan.. Dia menggigit jempolnya. "Jangan-jangan ... itu Nadya?"
"Aku rasa gitu." Alexa mendengus. Dia menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi. "Mungkin Rehan udah tahu yang sebenarnya."
"Gak boleh!" Gita berteriak frustasi. "GAK BOLEH!!!"
Gita mengguncangkan tubuh Alexa. Menatapnya dengan sorot memohon. "Aku mohon, Al. Bantu aku, aku mohon. Aku ... gak mungkin putus sama Rival. Aku juga gak bisa putus dari Rehan."
"Kamu cewek yang tamak, ya, Gita?" Alexa tak terusik. Dia menatap Gita meremehkan sembari tersenyum miring.
Gita melotot marah. Dia menampar Alexa. Banyak yang memperhatikan pertengkaran mereka. "Kamu goblok, ya?! Kamu juga udah membunuh-"
Alexa menarik lengan Gita. Membuat gadis itu berhenti bicara dan gemetar ketakutan. "Kalau kamu berani ngomong, aku gak segan bunuh kamu juga."
Gita kian ketakutan. Alexa menghempaskan lengan Gita begitu saja.
"Kali ini biar aku kerja sendiri." Alexa kembali tenang. Menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi. "Kamu gak usah ikut campur! Ini urusan antara keluarga Pratama Rizaski. Kamu masih orang luar walau udah tunangan sama Rival."
"Kamu gak akan nyakitin Rival, kan?" tanya Gita dengan mimik memohon.
Alexa menyeringai. "Mungkin iya."
"Jangan! Aku mohon!" Gita tremor. Dia tak bisa membayangkan harus kehilangan Rival. Dia mencintai Rival. Tapi tak bisa kehilangan sosok Rehan juga. "Aku cinta dia. Kamu tahu itu, kan? Aku harus gunain cara kotor buat dapatkan dia. Aku cinta sama dia. Jangan sakiti dia aku mohon."
Gita terus saja memohon supaya Alexa tak menyakiti Rival. Tapi Alexa hanya diam. Dia teringat Sherly. Dia juga sudah menyakiti hati gadis itu. Dia tahu jika Sherly menyukai Rival begitupun sebaliknya. Dia menggunakan kesempatan itu. Memisahkan Rival dari Sherly dengan kehadiran Gita. Dan Sherly akan dia rebut supaya Rival semakin menderita.
Dia senang. Rencananya berhasil. Rival menderita sesuai keinginannya.
Tapi ... kenapa ada rasa tidak puas? Seolah dirinya merasa tak bahagia. Seolah ada yang hilang. Seolah ... seharusnya sejak awal, dia tak boleh melakukan hal itu.
Bahkan membunuh ayahnya pun membuat bundanya semakin menderita. Dan kini melihat Rival yang menderita, justru dirinya pun dirundung rasa sakit yang sama.
Dan teringat Sherly, Alexa semakin dihantam rasa sakit yang berlipat-lipat.
Kepalanya berdenyut nyeri. Memikirkan Sherly membuat dirinya merasakan sakit yang kian bertubi-tubi. Dia tak bisa tidur nyenyak. Tak berselera makan. Hanya terus memikirkan apa yang akan terjadi ketika Sherly mengetahui yang sebenarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
About Him[Tamat]
Romansa#KaKelSeries2 Suka dengan kakak kelas memanglah hal yang wajar. Apalagi saat jatuh cinta pada pandangan pertama karena kagum akan kelebihannya. Itulah yang Sherly rasakan sejak awal. Saat kakak kelasnya yang memiliki hobi bermain gitar, memotret, da...