Epilog [Rival POV]

104 9 0
                                    

Bagi mereka yang sudah tahu, mereka selalu bertanya-tanya, bagaimana perasaanku terhadap seorang gadis bernama Sherly?

Tak perlu dipertanyakan. Aku sudah mencintainya sejak lama. Mungkin sejak hari kedua MOS dirinya. Ketika tugasku sebagai seksi dokumentasi harus memotret banyak foto untuk acara tersebut, ketika tanpa sadar aku melihat Sherly yang tengah tertawa dengan temannya, aku tertegun.

Aku segera memotretnya tanpa dirinya tahu. Aku merasa ... jangan sampai aku melewatkan ekspresi cantiknya itu untukku potret. Dan aku berhasil, aku senang dengan hasil jepretanku. Pulang sekolah, segera aku mencetak foto itu dan menyimpannya dalam album foto yang aku miliki.

Dia ... cantik.

Rambutnya sangat panjang dan lurus. Aku teringat dengan film-film India yang sering almarhum ibuku tonton. Mereka punya rambut yang sama dengan gadis itu. Apa dia menyukai film dari Bollywood?

Aku mencoba mencari tahu tentangnya. Dan kini aku tahu. Namanya Sherly. Anak 10 TKJ A. Dan dia mengikuti ekskul yang aku pimpin. Ekskul komputer.

Kadang kala, aku merasa cukup malu ketika harus presentasi di depan semua anak kelas 10 karena kehadiran Sherly. Aku selalu mencoba profesional supaya dinilai baik. Tapi kenyataannya, aku malah membuat banyak kesalahan. Karena itu, terkadang aku menyuruh Irman untuk menggantikan ku.

Aku menceritakan semua perasaanku pada Irman dan Ilyas. Mereka berpesan: "kamu harus menyatakan perasaanmu!"

Tapi apa semudah itu? Kini aku paham kenapa orang-orang selalu ragu untuk menyatakan cinta. Ada perasaan takut ditolak. Tapi tak tahan juga jika harus memendamnya sendirian.

Tapi, sekarang sudah berubah. Kami kini sudah bersama. Kami sudah menjadi sepasang kekasih. Aku berhasil menyatakan perasaanku. Aku berhasil membuat Sherly menjadi milikku.

Aku mencintainya. Sangat mencintainya.

Aku tidak bisa kehilangan Sherly untuk kedua kalinya.

Kali ini, aku tidak akan pernah melepaskannya. Aku akan terus menggenggam tangannya.

Tapi ...

"Aku minta maaf, Rival."

Gita masih saja menginginkanku.

"Aku ingin kita kembali."

Tapi aku tidak menginginkannya.

"Aku ingin kita jadi sepasang kekasih lagi."

Kamu tahu, kan? Aku sudah menjadi kekasih Sherly.

"Aku ingin kamu putusin Sherly!"

"Gak akan pernah!" Aku menyahut tegas. Tentu saja aku tak akan pernah melepaskannya. Aku tak akan membiarkan Sherly menjadi milik Alexa lagi. Dan aku tak akan lagi jatuh pada Gita dengan seribu kebohongannya.

"Tapi, Rival-"

"Kenapa kamu gak pacaran sama Alexa aja?" Aku bertanya ketus. Anggap saja aku jahat. Tapi aku tak mau lagi berpisah dengan Sherly. Aku tidak pernah mau! "Bukannya kalian sama-sama suka berbohong?"

Gita menunduk lesu.

Kami saling membungkam. Tak mau membuang waktu, aku memilih untuk menjemput Sherly. Aku ada janji untuk bertemu dengan teman-temanku dan teman-teman Sherly disalah satu cafe langganan kami. Aku tak ingin terlambat.

Aku tersenyum. Tak sabar untuk segera menjemput Sherly.

Tapi tiba-tiba, aku merasakan seseorang menarik tanganku. Aku menoleh ke belakang. Ada Alexa. Dia menatapku tanpa ekspresi. Aku balas menatapnya begitu dingin.

"Gue mohon, lo jaga Sherly dengan baik. Kalau enggak, gue bakal rebut Sherly dari lo. Lagi!" katanya ketus. Aku tersenyum miring. Menghempaskan tangannya yang berada di pundakku.

"Tanpa lo minta pun, gue bakal jaga dia baik-baik. Bukan karena lo, tapi karena gue memang ingin menjaga dia."  Aku mendelik sinis. "Cukup nyokap gue yang lo ambil. Dan Sherly ... gak akan pernah gue biarin! Camkan itu!"

Setelah itu, aku pergi. Tentunya untuk menjemput Sherly. Gadis yang paling aku sayangi.

***

Yah, akhirnya tamat juga. Alhamdulillah...

Series Kakak Kelas yang kedua ini beres. Kalau aku bikin yang ketiga, kalian pingin aku bikin cerita siapa?

Oke, sekali lagi terima kasih buat kalian yang dukung cerita aku. Apakah aku tanpa kalian...

Sampai sini dulu. Pantengin juga ceritaku yang lainnya.

Salam manis,

Qei—❤️




About Him[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang