Rival menghela napas. Ekstrakurikuler telah selesai. Beberapa anak kelas 10 sudah berhamburan keluar dari lab. Sisanya menikmati WiFi lab yang dengan sinyal yang kuat. Ada juga kelas 11 yang kini mengurus ekskul komputer.
"Padahal udah kelas dua belas," pekik Rifky —ketua ekskul komputer baru— "kenapa masih stay ngajar?"
"Gue kira lo masih kumpulan buat persiapan PKL. Jadi gue datang," balas Rival terdengar acuh. Rifky mengangguk paham.
"Oh, iya. Gue kira juga kumpulannya bakal lama. Nyatanya cuma sebentar." Rifky tergelak. Dia memperhatikan dua adik kelasnya yang asyik bercengkrama. "Woy! Alvian! Jaga jarak sama Qory! Lo mau dipukul tangan kanan atau tangan kiri?" tanya Rifky pada wakil ketua ekskul itu.
"Hah? Kita cuma lagi berbagi anime. Kok sewot sih? Karena marahan sama pacar, ya?" balas Alvian tak mau kalah. Dua adik kelas itu tergelak.
Rifky merasa kesal. Dia akan membegal adik kelasnya itu nanti.
Rival terkekeh. Ya, memang, cowok-cowok yang terlalu dekat dengan Qory pastinya harus memiliki tingkat keberanian yang tinggi. Arga terlalu posesif padanya. Belum lagi over protective- nya yang membuat orang geleng-geleng kepala. Jika ada lelaki yang berani melihat Qory, dia langsung menutup mata gadis itu karena saking cemburunya.
Memikirkan itu membuat Rival bergidik ngeri.
Qory memang cantik. Ya, sebenarnya wajahnya memang terbilang imut. Pipinya tembam dan matanya agak sipit. Senyumnya lebar dan dia gadis yang ceria.
Tapi tentu saja merebut gadis itu sama dengan cari mati.
Melihat Qory, dia pun teringat Sherly. Bukan tunangannya, justru Sherly yang masih mengisi hatinya. Yang mengisi pikirannya dan selalu berhasil membuat dirinya kalut.
Sejak pertemuan pertama mereka ketika ekskul, melihat Sherly yang diliriknya tak sengaja membuat dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama. Pipinya tembam. Dia punya senyuman yang teramat manis bagi Rival yang memperhatikannya. Rambutnya yang lurus dan sangat panjang membuat dirinya pun terlihat cantik.
Tapi bukan itu yang membuat Rival jatuh cinta. Sesuatu seperti kupu-kupu terasa berterbangan. Dia seolah ingin mengungkapkan perasaannya detik itu juga pada sosok pencuri hatinya. Namun sadar tempat dan posisi, dia memilih untuk diam karena merasa ragu.
Terlalu lama menarik-ulur perasaannya, datanglah Gita dengan segala tingkahnya yang membuat Rival jengah. Entah sejak kapan dia seberani itu untuk mendekatinya. Tapi cara-caranya yang picik membuat Rival tak bisa berkutik. Dia tahu rahasia terbesar dalam hidupnya. Tentang orang tuanya. Tentang dirinya yang lahir dari hubungan terlarang itu.
Rival tahu jika dirinya terlahir sebagai 'anak haram' ketika Devi datang seraya mengamuk pada Rendra dan Adina. Di balik tembok, Rival yang masih berusia 6 tahun melihat pertengkaran itu. Melihat bahkan mendengar semua pengakuan yang Devi dan Rendra katakan. Begitupun dengan Adina.
Setelah tahu yang sebenarnya, 3 tahun kemudian, kedua orang tuanya meninggal. Mereka dibunuh para pembegal yang ingin merampok perhiasannya. Tapi sebelum dibegal, mereka sempat menabrak pohon entah karena apa.
Rival tinggal bersama kakek dan nenek dari ibunya. Mereka mau menerima Rival kala keluarga ibunya yang lain tak mau menganggapnya karena dia disebut 'anak haram'. Demi menjaga nama baik keluarganya, Rival selalu menjaga rahasia terbesarnya itu selama hidupnya.
Tapi dia lupa, ada orang lain yang mengetahui rahasianya itu.
Alexa, dia bertemu ketika usia Rival tepat 10 tahun. Mereka hanya beda satu tahun. Usia Alexa adalah 9 tahun. Usia di mana kedua orang tua Rival meninggal karena terbunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Him[Tamat]
Roman d'amour#KaKelSeries2 Suka dengan kakak kelas memanglah hal yang wajar. Apalagi saat jatuh cinta pada pandangan pertama karena kagum akan kelebihannya. Itulah yang Sherly rasakan sejak awal. Saat kakak kelasnya yang memiliki hobi bermain gitar, memotret, da...