18. Baru Dimulai

63 8 0
                                    

Terkadang... Tuhan mempertemukan kita dengan seseorang. Hanya sebatas saling mengenal. Bukan untuk saling memiliki.

***

Apa yang harus aku lakukan?!

Hanya itulah kata-kata yang terus terngiang-ngiang di kepala Sherly setelah semalaman memikirkan jawaban untuk pernyataan cinta yang Alexa berikan.

Jujur saja, untuk pertama kalinya Sherly merasa kebingungan lebih dari ini. Dia pernah menyukai seseorang. Tapi Sherly tetap setia memendam perasaannya sendiri. Baik dengan teman masa SMP nya dan juga pada Rival. Perasaan itu hanya Tuhan juga Sherly yang mengetahuinya.

Tapi sekarang, keadaan sudah berbeda. Alexa menyatakan cintanya. Dan Sherly tidak langsung menjawab. Dia membutuhkan waktu untuk semua itu.

Sherly juga ingin merasakan manisnya masa remaja dengan merasakan yang namanya memiliki pacar. Bukan karena dia iri dengan teman-temannya. Atau ingin menjadikan Alexa sebagai pelampiasan karena tak bisa memiliki Rival.

Hanya saja... Sherly ingin sekali merasakan yang namanya diberi perhatian oleh seseorang yang mengaku mencintainya.

Sherly sering melihat orang-orang yang berpacaran. Tak perlu jauh-jauh, Qory, atau teman sebangku Sherly adalah contohnya.

Dia sering melihat bagaimana kedekatan Qory dan Arga. Mereka selalu nampak serasi. Kisah cinta mereka yang dulunya hanya sebatas si pengagum dan seseorang yang dikagumi berlanjut bahkan sampai mereka bertunangan sekarang.

Contoh lainnya adalah Chyntia dan Ricky. Mereka pacaran sejak semester 1. Mereka tak kalah romantisnya dengan Qory dan Arga.

Sherly tahu, tak seperlunya juga dia sampai ingin merasakan yang namanya pacaran. Hanya saja... Sherly juga ingin sekali merasakan apa yang Qory dan Chyntia rasakan selama ini. Ketika ada seorang lelaki yang datang pada kehidupan mereka. Memberikan suatu kesan mendalam yang jelas pantas disebut kenangan yang indah.

Sherly penasaran akan suatu kisah berbau romantis seperti itu.

Tapi Sherly juga ragu. Ini adalah kali pertamanya merasakan pacaran. Dia tidak tahu, apakah perasaan yang Alexa miliki memang benar adanya atau tidak. Atau hanya sebuah kalimat rayuan yang mampu membuat Sherly merasakan kebingungan yang teramat sangat hanya untuk memilih diantara dua jawaban yang sangat menentukan.

Untuk pertama kalinya Sherly merasa benci pada satu hal.

Sherly tak begitu suka memilih. Walau dia tahu jika hidup adalah pilihan, tapi memilih antara dua jawaban yang sulit dan memiliki alasan tersendiri itu membuat Sherly frustasi. Bahkan dia sampai kurang tidur hanya untuk memikirkan sebuah jawaban singkat itu.

"Ada apa, Sher? Kamu kaya yang banyak pikiran." Tanya Rani ketika menyadari jika Sherly banyak melamun dan nampak tidak berminat menyentuh sarapannya. Sherly menoleh kearah kakak iparnya itu. Sorot yang nampak malas. Membuat Rani yang melihat itu menggeleng tidak menyangka.

"Ada apa, Sher? Cerita dong sama kakak." Ucap Rani, berbaik hati menawarkan diri untuk menjadi teman curhat Sherly. Karena dia juga tahu jika hal itu yang dibutuhkan Sherly saat ini.

"Aku... bingung gimana ceritainnya, Kak." Ucap Sherly seraya menunduk. Menatap sarapannya yang belum dirinya sentuh.

"Cerita aja. Kakak janji gak kasih tau siapa-siapa." Ucap Rani seraya mengacungkan jari kelingkingnya. Sherly mendongak. Menatap Rani dengan sorot tertegun.

About Him[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang