11. Panti Asuhan

71 10 0
                                    

Sherly mendengus karena Randi terus memaksa untuk ikut ke panti asuhan mengantarkan kue-kue yang Kina buat. Kina tak bisa ikut karena harus membuat kue pesanan orang lain. Ya, Kina memang membuka usaha membuat kue. Karena menjadi ibu rumah tangga tanpa memiliki pekerjaan lebih hanya membuatnya bosan.

Segera Sherly menaiki mobil bersama Randi. Rani juga tak ikut karena Revina sedang rewel. Takutnya disana hanya menangis. Apalagi Revina memang sedang tidak enak badan.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Sherly hanya menatap pemandangan dibalik kaca mobil. Sedangkan Randi sibuk mengemudi ditemani lagu Korea yang tidak Sherly pahami.

"Kak, Kakak suka orang Korea, ya?" Tanya Sherly heran karena lagu yang diputar adalah lagu-lagu BTS. Biasanya kakaknya itu menyetel lagu-lagu rock.

"Ini tuh kesukaan Rani. Lagu-lagu rock punya kakak dihapus semua terus diganti sama lagu koriya. Aneh memang selera cewek. Kenapa sih suka lagu Korea?"

"Kakak sendiri kenapa suka rock?" Sinis Sherly mengingat kesukaan kakaknya.

"Karena..." Lampu merah membuat mobil berhenti. Tiba-tiba Sherly terkejut melihat Randi merentangkan kedua tangannya tinggi-tinggi -mulai lebay. "....Rock itu hidup."

"Terserah. Terserah. Terserah." Desis Sherly jengkel dengan tingkah kakaknya. Randi tertawa ngakak.

"Kamu suka kan sama pemain film India yang terkenal itu siapa sih namanya? Sahur kan?" Pertanyaan Randi membuat Sherly melotot.

"Shah Rukh Khan! Bukan Sahur Kan!" Desis Sherly dongkol karena pemain film India kesukaannya dipanggil dengan sebutan nyeleneh. Lagi-lagi Randi tertawa ngakak.

"Terus siapa sih boyband Korea yang Rani suka itu. Namanya aneh. Kalau gak salah jongkok sama sugar."

Sherly berdecak. Kenapa kakaknya menyebut nama-nama artis itu dengan sebutan aneh juga? "Yang bener itu Jungkook! Terus itu Suga! Sugar itu bahasa Inggrisnya gula!"

"Biasa aja kali jangan marah." Randi pura-pura ketakutan karena reaksi Sherly yang marah-marah.
"Lagian kamu juga aneh. Sukanya film India. Lagu yang melow-melow. Pantesan susah move on dari Rival." Ejek Randi tak mau kalah. Sekalipun sekarang sudah punya istri bahkan sudah punya anak, sikap dan sifat Randi lebih kekanakan dari adiknya.

"Ya gak apa-apa. Kesukaan orang-orang kan beda-beda." Sherly berdecak. Kakaknya benar-benar menyebalkan.

"Whahahahaha... Gagal move on!" Lagi-lagi Randi mengejeknya. Sherly hanya diam. Tiba-tiba terdengar suara klakson dari mobil belakang. Ternyata lampu sudah berwarna hijau sedari tadi. Mobil Randi yang tak kunjung maju membuat orang-orang dibelakang jadi meradang. Segera Randi mengendarai mobilnya dengan kecepatan agak tinggi. Dia jadi malu sendiri.

Sherly menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi. Sherly menghela nafas panjang. Bicara dengan Randi benar-benar membuang tenaga secara cuma-cuma. "Bego..." Gumam Sherly pelan.

...

Sampai di panti asuhan beberapa anak terpukau melihat mobil yang Sherly dan kakaknya tumpangi. Sekalipun panti asuhan ini baru dibuka dua bulan yang lalu, ternyata sudah banyak anak-anak yang tinggal disini. Kebanyakan adalah anak-anak yang Sherly perkirakan sudah berusia lebih dari 6 tahun.

Sherly tidak tahu kenapa Mamanya bisa tahu panti asuhan ini? Sherly saja tidak tahu. Apalagi jarak rumahnya dan panti asuhan lumayan jauh. Apa mungkin ada teman Mamanya yang merupakan pengasuh di panti asuhan ini?

Panti asuhan itu bernama "Kasih Ibu". Tempatnya sangat luas. Terasa hangat dan nyaman. Bahkan banyak anak-anak yang bermain berlarian kesana-kemari. Ada juga anak perempuan yang asik bermain boneka. Sherly tertegun melihat anak-anak yang begitu bahagia. Tersirat rasa bersalah pada kedua orang tuanya karena dia sering tidak menuruti nasehat orang tuanya. Padahal seharusnya dia bersyukur masih memiliki kedua orang tua.

About Him[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang