6. Meet

97 13 0
                                    

Sabtu yang membosankan.

Dihari Sabtu, biasanya Sherly akan mengikuti ekskul Pramuka dan komputer. Tapi tidak untuk hari ini karena keadaan tubuhnya yang memang agak down. Entah karena apa. Tapi Sherly memang merasa tidak enak badan sejak pulang sekolah kemarin.

Sherly hanya berbaring di tempat tidurnya. Dengan selimut tebalnya yang membungkus tubuhnya hingga ke dada.

Sesekali Sherly teringat, apa saja yang sedang teman-temannya lakukan saat ini?

Sherly menoleh ka samping. Tepatnya, dia sedang melihat jam dinding yang menunjukkan angka 11 tepat. Itu artinya, teman-temannya sedang mengikuti ekskul yang masing-masing mereka ikuti.

Kali ini Sherly teringat ekskul komputer yang tidak dirinya ikuti. Mungkin, nanti dia akan tanyakan materi ekskul pada Qory, Angel, Ratna dan Fani.

Sherly kembali memejamkan matanya. Namun sulit. Dia malah kembali teringat percakapan antara Gita dan teman-temannya kemarin saat di kantin.

Apa benar kalau kak Gita hanya bermain-main saja dengan kak Rival? Batin Sherly bertanya-tanya.

Tapi Sherly tak mau ambil pusing. Itu urusan Gita dan Rival. Sekalipun nanti Rival sakit hati karena ketahuan Gita hanya mempermainkannya, hal itu tetap saja bukanlah urusannya.

Tapi hati selalu berkata lain. Hal inilah yang selalu membuat Sherly nekat untuk mencari tahu lebih soal sosok yang selama ini dirinya kagumi. Sebelumnya, Sherly tak pernah sampai berlebihan dalam menyukai pria. Sekedar kagum pun hanya selewat saja. Berbeda dengan rasa kagumnya pada Rival.

Jujur saja apa yang dikatakan Gita kemarin benar-benar membuat Sherly merasa sakit hati. Seolah mudah sekali baginya mempermainkan hati seseorang. Padahal Sherly tahu jika Rival tulus mencintai Gita. Tapi kenapa Gita dengan entengnya mengatakan bahwa dia hanya bermain-main saja? Bahkan dia punya pacar lain dengan status LDR.

Terkadang, Sherly merasa dirinya lebih baik dari Gita untuk mencintai Rival. Tapi Sherly langsung menepis perasaan itu. Itu adalah hal yang tidak mungkin. Karena bagaimanapun, Rival tetap mencintai Gita seorang walau sebenarnya dia hanya dipermainkan.

Ingin sekali aku peduli. Tapi aku sadar diri. Memangnya, aku siapa dia? Batin Sherly seraya tersenyum miris.

"Oy!" Seruan seseorang membuat Sherly memekik terkejut. Dia bangun dari posisi tidurnya, dan diketahuilah siapa yang sudah berani masuk kamarnya tanpa izin.

"Apa sih, kak?" Sherly berdesis jengkel pada kakaknya yang masuk kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Randi, kakaknya Sherly yang saat ini sudah menikah dan memiliki satu orang putri hanya terkekeh pelan melihat tingkah adiknya yang pemalas, "bukannya bantuin Mama beres-beres malah asik tidur-tiduran."

"Ih...kakak. Kan aku lagi sakit." Balas Sherly kesal.

"Iyalah, dasar pemalas."

"Terserah!" Kesal Sherly tak lagi mau memperpanjang perdebatan mereka yang membuang-buang waktu.

Randi keluar dari kamar Sherly ketika mendengar teriakan istrinya yang berada di dapur. Sherly pun akhirnya bisa bernafas lega karena untuk beberapa saat karena kakaknya tak lagi mengganggu aktivitasnya didalam kamar.

Sherly turun dari ranjang hanya untuk mengunci pintu kamar. Mengantisipasi supaya kakaknya tidak sembarang masuk ke dalam kamarnya.

Sherly duduk diatas ranjang. Dia mengambil handphone yang berada diatas meja nakas. Menyalakan data, chat masuk langsung menghampirinya.

Sherly membuka chat yang pertama yang berasal dari Alisya.

Alisya

Sher, kenapa gak ekskul?

About Him[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang