"Kamu kenapa pulang malam banget?", Tanya om ganteng disampingku memulai percakapan. Aku hanya meringis, menggaruk rambutku yang tak gatal.
"Iya om ketiduran di perpustakaan".
Habis itu hening lagi, membuatku menggembungkan kedua pipiku karna terlalu bosan, sekaligus memutar otak untuk mencari pertanyaan yang sedikit berbobot agar tidak terlalu canggung.
"Oiya, nama om siapa?".
Aku berterimakasih kepada otakku yang tumben-tumben nya bisa diajak untuk berfikir.
"Jonghyun".
Aku menganggukkan kepalaku lagi. Sialnya suasana kembali sepi dan membuat otak kecilku ini semakin kelabakan mencari stock pertanyaan yang mungkin masih tersisa. dan yah, sekian persent pertanyaanku tidak berbobot sama sekali.
"Om udah makan?".
"Rumah om dimana?".
"Nama om keren, pas sama orang nya hehe".
"Om ga berniat nanya namaku?".
dan yang terakhir adalah pertanyaan yang sangat tidak berbobot diantara pertanyaan yang tidak berbobot lainnya.
"Kamu ga takut?".
Aku mengernyit bingung mendapat pertanyaan aneh dari om ganteng. Perasaan dari tadi dia nanya 'kamu ga takut' mulu, membuat aku memasang tampang bloonku karna sama sekali gapaham sama yang dia omongin.
"Takut apa sih om?".
Om Jonghyun mendengus. Membuat aku semakin kebingungan. Apa aku salah ngomong?
"Yang tadi, kamu ga takut?".
Aku terkekeh pelan. Oh ternyata om Jonghyun masih khawatir sama aku ya?
"Kan ada om ganteng yang selamatin aku, jadi aku ga takut lagi".
"Maksud saya, kalau seandainya saya ga datang, kamu bagaimana?".
Aku menatap om Jonghyun sekilas sebelum akhirnya menatap lurus kedepan. Memerhatikan jalanan yang sangaaat sepi, membuat otakku melayang memikirkan hal hal aneh, seperti ada berapa banyak kuntilanak yang ada disana?
Tidak berguna.
"Ya kalau ga ada om berarti itu hari sialku. Aku percaya Tuhan masih lindungin aku kok om".
dan jawaban gadis itu membuat Jonghyun berdecih.
'tsk, sok bijak'.