Habis manis sepah dibuang. Kaya gatau aja kelakuannya kak Jaehyun yang menyebalkan. Habis bertemu mbak-mbak cantik aku langsung ditinggal tanpa memberi sepeserpun uang. Menyedihkan.
"Telfon Mark aja kali ya? Tapi kasihan, rumah dia kan jauh"
Aku masih saja mondar-mandir tidak jelas di depan kasir. Mau membayar tapi tidak punya uang, kalo ditinggal.. sayang banget itu baju bagus!
"Mbak saya bawa pulang dulu aja ya mbak? Nanti saya kesini lagi buat bayar. Boleh? Anu itu kakak saya hilang engga tau kemana, terus saya engga bawa uang"
Kemudian mbak-mbak kasir di depanku tertawa. Membuatku semakin menciut malu.
"Ya engga bisa dong dek", lanjutnya sambil terus berusahan meredakan tawanya.
Aku mendengus "beneran engga bisa mbak? Saya bukan penipu kok", lanjutku lagi pasrah yang hanya dibalas gelengan oleh nya.
"Yasudah mbak, terimakasih ya" aku berjalan dengan lesu. Benar-benar kak Jaehyun yang menyebalkan. Apa salahku sih sampai dipermalukan begini? Dua kali loh! Dasar kakak durhaka, aku kutuk kak Jaehyun jadi batu!
"Cel tunggu saya sebentar", aku berhenti. Menoleh kebelakang dan memandang heran om Jonghyun yang berlari kearahku, diikuti tante Stella dengan wajahnya yang menyeramkan. Hiii takut.
"Ya ada apa om ganteng?", sautku spontan. Tante Stella memelototiku, dengan kedua mata yang hampir keluar.
"Kamu pulang bareng saya. Tadi kakak kamu bilang dia sakit perut, mau periksa ke dokter dulu"
"Lho kak Jaehyun hamil?"
Om Jonghyun mengendikan bahu. "Saya engga tau dan saya engga mau tau, yang jelas saya diamanahkan buat anterin kamu pulang. Jadi jangan bawel atau banyak bertanya", aku mengangguk. Oke baiklah ini kesempatan emas untuk mendekati om Jonghyun.
"Om..", dia menatapku heran. Keningnya berkerut, menunggu jawabanku.
"Kalo nanti diamanahkan buat jagain saya seumur hidup, om Jonghyun berminat?"