8

667 108 1
                                    

"Markonah sayang, gue nebeng pulang dong", rengekku manja sambil menarik-narik tasnya. Membuat Mark berhenti berjalan dan menatapku dengan muka malas andalannya.


"Gabisa Cel, gue ngantuk", sautnya ogah-ogahan membuat aku mencebikkan bibirku kesal.


"Ngantuk apa mau pacaran?".


Aku menatapnya dengan pandangan menyelidik. Membuat Mark mengalihkan pandangannya, mencoba menghindari kontak mata denganku. Gugup?


"Cewek mana lagi astaga Mark", kesalku.

Kadang aku tak habis fikir dengan sikap sok laku milik Mark. Ingin mencoba mengoleksi mantan?


"Ya pokoknya gue gabisa Cel. Sumpah muka lo kucel banget. Entar lo dikira pembantu gue lagi. Dah gue cabut".



Aku mendengus melihat Mark yang berlari terburu-buru menuju parkiran. Yasudah nasib jadi jomblo memang pulang pergi sendiri.

Berjalan serong kanan serong kiri, bodoamat pokoknya sama orang-orang disekitarku yang sudah mendumel melihat kelakuanku yang berulang kali menabrak pejalan kaki lainnya. Mataku sudah sangat berat belum lagi kakiku yang sakit karna berlari mengelilingi lapangan 10 kali. Huh pokoknya kalau ada santet online aku akan menyantet bu Nana yang kejamnya melebihi rentenir.


Aku mempercepat langkahku saat melihat halte bus tak jauh dari tempatku berada. Yes pulang!!.

Bruk.

"Aw", ringisku sambil mengusap pantatku yang perih.


Triple kill.



"Kalau jalan lain kali lihat-lihat dong".

Mengelus jidatku berulang kali yang terasa perih karna menabrak punggung seseorang. Sepertinya otakku sudah bergeser 5cm karna rasanya benar-benar pusing.

"Kenapa malah ngomel sih, bantuin napa", ketusku.




Dengan kesal aku berdiri, kemudian membersihkan rok ku yang terkena pasir.


"Kamu sendiri yang nabrak saya, kenapa saya yang harus tanggung jawab?".

"Setidaknya lo bersifat jantan sebagai seorang laki-laki".

"Bocah kaya kamu tau apa hm?".

Aku mendongak, menatap tajam kearah pria menyebalkan yang tidak peka keadaan sama sekali. Sampai akhirnya aku merutuki sikap cerobohku dan mulut cerewet yang aku punya.

"Hehe om ganteng, maaf ya aku ga sengaja".

Tersenyum manis sambil terus merapikan penampilanku. Ketemu jodoh harus rapih kan?

"Tsk, kamu lagi", gumamnya yang masih bisa aku dengar.

"Om kok kita ketemu lagi? Jangan-jangan jodoh loh. Kata pak Mamang, tukang mie ayam di kantin sekolah, kalau ketemu orang tiga kali berturut-turut katanya jo--".

Belum sempat aku melanjutkan ucapanku, om Jonghyun menyentil jidatku. Membuat aku meringis.

"Apaaan sih o-".


"Amit-amit saya jodoh sama kamu. Masih bocah, kamu belajar yang bener. Lagian---".




Om Jonghyun menatapku sejenak dengan senyuman mengerikan yang mampu membuat tubuhku meremang. Ugh sangat seksi.

"Saya ga tertarik sama bocah, apalagi kamu".

Tangan om Jonghyun mengacak rambutku asal, membuat degupan di jantungku semakin keras meloncat-loncat ingin keluar. Om Jonghyun sialan, kepalaku jadi makin pening kan!!.

"dan saya pastikan ini kali terakhir saya ketemu kamu".

Diakhiri sebuah kedipan yang membuatku lupa tujuan ke halte bus untuk pulang.


"MAMAH CELINE DITINGGAL BUS GIMANA DONG INI!!".

Om - Kim JonghyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang