"Om kenapa lihatin aku terus? Aku cantik ya?. Jangan gitu dong om aku kan jadi deg-deg an", gurauku.Yap, aku berhasil membujuk om Jonghyun untuk menemaniku ke toko buku. Sebenarnya aku juga tidak tau buku apa yang akan aku beli mengingat aku sama sekali tidak suka dengan buku-buku berbau pelajaran. Tapi yaudah sih, biar dibilang rajin sama tante Sera, pencitraan sedikit boleh lah. Toh juga aku ga rugi, malah untung soalnya ditemani sama om Jonghyun hihi.
"Cemberut mulu nih sayangku ini", celotehku lagi tanpa memandangi pria disebelahku. Bodoamat lah, aku mau fokus beli beberapa novel mumpung mama lagi berbaik hati memberikan kartu kredit milikku yang sudah disita selama beberapa bulan. Sangat kejam.
"Aw sakit kali om", ringisku saat om Jonghyun dengan teganya menarik bibirku dengan keras.
"Kalau nanti manyun gimana?! Om Jonghyun mau bantu obatin apa?!", Geramku sambil terus mengelus bibirku yang terasa sedikit nyeri.
"Ck, alay banget sih", ujarnya tidak peduli.
Aku membelalakkan kedua mataku. Ganteng-ganteng nyebelin ya emang om Jonghyun banget. Mulutnya pedes banget, lebih pedes dari pada cabe-cabean.
"Om Jonghyun tuh ganteng, tapi mulutnya pedes banget. Makan berapa cabe om?".
Aku berdecak kesal saat om Jonghyun malah pergi dengan acuhnya. Aku udah dandan cantik-cantik malah ditinggal, bikin malu aja.
"Om Jonghyun jangan dingin-dingin dong, akunya jadi kedinginan".
"Om Jonghyun kalau dipikir-pikir lagi kita cocok deh. Om Jonghyun dingin, aku hangat. Bisa saling mengimbangin deh".
"Om jangan jalan cepet-cepet elah, sepatu 10 cm ini om capek tau".
Aku terus saja menggerutu yang sialnya hanya dianggap angin lalu oleh om Jonghyun. Padahal aku udah diliatin sama banyak orang huhu, malu banget.
"Sayangg tungg-".
Duk
"Aw".
"HUHU MAMA SAKIT".
Aku menangis sesenggukan saat kakiku tidak sengaja menyandung kaki salah satu pengunjung toko buku dan itu berhasil membuat aku jatuh tersungkur dengan puluhan pasang mata menatap kearahku. Mengasianiku dan itu sangaaat memalukan.
"Lo kalau jalan lihat-lihat dong. Belanjaan gue jadi jatuh semua", tegurnya judes.
"L-lo kali yang jalan pelan-pelan". Aku masih terisak. Gimana ga sakit sih kalau jatuh dengan kepala terbentur pojokan rak buku.
Kepalaku celingukan mencari keberadaan om Jonghyun. Takut banget dicakar sama tante-tante menor di depan ku ini.
"Udah salah, gamau minta maaf. Ga diajarin sopan santun ya?", Sulutnya membuat aku menelan ludahku kasar.
"A—aw", ringisku saat merasakan pergelangan kakiku sedikit nyeri.
"Alay banget", cibirnya.
Aku memberanikan diri menatap kedua matanya.
"Maaf maaf aja lah tante juga salah kok", gumamku tertahan saat melihat kilatan emosi diwajahnya.
"Siapa yang lo bilang tante hah", gertaknya lagi yang membuat dahiku mengkerut.
"L—lo?", Jawabku ragu sambil mengetuk-ngetukkan kaki ku.
"Bangsat", dan terjadilah aksi cakar mencakar yang membuat om Jonghyun kesal padaku setengah mati.