- read author note ya gais -
"Lo .. sayang nggak sih sama Taehyung?" Seulgi bertanya dengan nada serius.
Irene tidak menjawab. Dia hanya diam dan menatap ke depan dengan tatapan kosong. Bukan tidak ingin menjawab, hanya saja dia sendiri tidak tahu apakah dia mempunyai perasaan itu atau tidak.
Seulgi mulai merasa ada yang aneh dengan Irene, dia melirik Wendy sambil tersenyum simpul lalu kembali menghadap ke Irene. "Setahu gue ya, lo itu orang yang paling tegas. Nggak labil kayak kita-kita ini, tapi kok sekarang lo jadi aneh gini ya?"
"Aneh? Gue aneh kayak gimana maksud lo?" Irene bertanya.
Wendy menjawab. "Ya lo liat aja diri lo sendiri. Ren, gue nggak mau lo bohongin diri lo. Kalo lo emang ada kayak perasaan special ke dia, lo nggak perlu ngomong ke orang lain, kita atau siapapun itu. Yang penting itu lo jujur dulu sama diri lo."
Irene terdiam. Cewek itu melihat ke-empat teman-temannya dengan tatapan sendu. "Gue harus apa? Kalo bukan karena mama, gue juga nggak mau."
Mereka menghela nafas dan saling memandang satu sama lain. Seulgi mengerti apa yang dirasakan sahabatnya itu. "Gue ngerti, tapi ... lo emang harus dengerin kata kata nyokap lo sih. Karena kita sama-sama nggak tau apa yang terjadi."
"Gue setuju sama Seul. Tapi gue cuma mau lo jujur aja dulu sama diri lo sendiri, lo suka nggak sama Taehyung?" Joy menatap Irene serius.
"G-gue ..." Irene menggantung kalimatnya. "Gue takut kalo seandainya gue suka sama Taehyung. Tapi dia nggak suka sama gue. Itu masalahnya, kalian tau kan gue .. gimana."
Yeri tersenyum kecut, dia menepuk pundak Irene. "Its okay, ada kita disini. Kita bakalan selalu bantuin kalo lo butuh. Just call us if you need."
Mendengar itu, Irene meneteskan air mata sekaligus tersenyum. Dua detik setelahnya, mereka berpelukan.
• • • •
Hansol berjalan dengan pelan menuju sofa sambil membawa secangkir kopi hangat di tangan kanannya. Lelaki paruh baya itu lalu duduk di sana, setelahnya dia langsung mencicipi sedikit minuman itu.
Tiba-tiba sesuatu langsung terlintas di pikirannya. Lalu dia terdiam dengan jantungnya yang berdetak dengan sangat cepat, tidak seperti biasanya. Kemudian Hansol berdecak kesal, entah apa yang membuatnya seperti itu.
Masa lalu kelam itu langsung menghantuinya lagi setelah sekian lama. Satu hal yang dihindari lelaki itu malah muncul di saat yang tidak tepat. Semua itu berawal dari kejadian yang sama sekali tidak diinginkan.
Lalu berakhir dengan salah paham, yang membuat banyak pihak merasa aneh dengan kasus yang sampai sekarang menjadi misteri itu. Bahkan Hansol tidak bisa mengatakan apa yang sebenarnya terjadi dibalik kejadian kecelakaan sahabatnya itu.
"Suzy .. Suzy." Hansol bergumam sambil mengetukan jari telunjuknya di meja.
Tidak lama kemudian Hansol melihat ke arah jam dinding, beberapa menit lagi Taehyung akan pulang dari sekolah. Dan mungkin, Hansol akan melakukan sesuatu yang bahkan mungkin tidak terpikirkan sama sekali oleh Taehyung.
Lelaki itu beranjak dan membuka jas hitam juga melepas dasi bermotif kotak-kotak yang masih menempel di kemeja putihnya. Setelah itu, dia masuk ke dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bellatrixia #1: The Beginning
FanfictionKarena keberanian Irene, Taehyung jadi penasaran. Dan juga satu kejadian yang tak terduga menghampiri mereka, membuat semuanya berubah. B E L L A T R I X I A Fanfiction by jae unico 2019