10 • Ein zufall

916 93 4
                                    

((DISARANKAN BACA SAMBIL DENGER LAGUNYA YA)) 🎼

Mereka berdua berjalan dengan santai, sambil merasakan dinginnya angin malam. Sambil melihat sekeliling, Irene juga sesekali melihat ke arah Taehyung.

Entah mengapa, dia ingin saja. Karena rasanya sangat aneh jika melihat Taehyung tidak mengatakan apapun. Biasanya dia akan berbicara walau tidak penting sekalipun.

Saat sedang melihat Taehyung, tiba-tiba Taehyung menoleh. Sontak Irene langsung meluruskan pandangannya ke depan dengan gugup.

Taehyung tertawa kecil. "Ciee ... ngeliatin gue. Kenapa? Gue emang se-cakep itu ya sampe nggak kedip gitu liatnya."

Rasanya pipi Irene memanas mendengarnya. Sepertinya lelaki itu salah paham. Irene hanya iseng saja melihatnya, tidak bermaksud apa-apa. "Enggak, bukan gitu. Jangan pede jadi orang! Gue cuma iseng aja tadi."

"Halah, alesan!" Taehyung berucap sambil tertawa. Sedangkan Irene hanya melihat lelaki itu dengan tatapan kesalnya.

"Ah." Irene menghela nafas. "Warungnya jauh amat. Perasaan nggak nyampe-nyampe ini astaga. Seandainya gue bisa terbang."

Mendengar Irene berkata seperti itu, tiba-tiba sebuah ide gila muncul di kepala Taehyung. Lalu lelaki itu menoleh ke Irene, ia berkata. "Irene, lo tau nggak pemilik rumah itu?" Dia menunjuk satu rumah besar berwarna putih.

Irene ikut menoleh ke arah rumah besar itu, lalu menggeleng. "Nggak tau gue. Kalo bagian sini sih nggak hafal. Kecuali yang deket-deket rumah gue, itu gue tau."

Taehyung mengangguk paham. "Ohh. Yaudah kalo gitu kita cari tau aja yang punya."

"Maksud lo apaan?" Tanya Irene, pasalnya dia tidak paham apa maksud dari perkataan Taehyung.

Bukannya menjawab, tanpa sadar Taehyung menggenggam tangan Irene. Lalu membawa Irene mendekati rumah yang tadi dia tanyakan pemiliknya. Rumah tersebut tampaknya ditinggali oleh beberapa orang pemuda.

Kemudian mereka berdua berdiri di depan pagar, tanpa melakukan apapun. Irene yang kebingungan, menyernyit heran. "Heh! Ngapain lo bawa gue kesini? Ini kita mau ngapain sih?"

Taehyung menoleh, dia memberi gerakan seolah-olah mereka berdua harus diam dulu sebentar. "Diem dulu, ini supaya kita cepet sampai di warung seblaknya."

Irene yang tidak mengerti hanya memasang muka kesal. "Ishhh! Awas aja lo macem-macem."

Dua detik setelah itu, Taehyung tiba-tiba mengambil batu yang ternyata sudah ada dikantong celananya sejak tadi. Kemudian hal tidak terduga pun terjadi. Lelaki itu melempar batu tersebut ke pagar besi. Alhasil akan menimbulkan bunyi yang sangat nyaring.

Melihat itu Irene terkejut, lalu memukul bahu Taehyung. "Heh lo ngapain Malih?!"

Belum menjawab, ternyata pemilik rumah tersebut memiliki anjing. Anjing hitam tersebut terus melihat ke arah Taehyung dan Irene. Irene yang menyadarinya menjadi takut. "Taehyung!"

"Apaan?" Jawab Taehyung.

Irene menunjuk anjing tersebut. "Kayaknya itu anjing daritadi ngeliatin kita!"

Taehyung ikut menoleh. Betapa terkejutnya mereka berdua ketika anjing tersebut tiba-tiba keluar dari kandang dan mulai bersiap untuk mengejar mereka berdua.

Alhasil dengan cepat Taehyung memegang erat tangan Irene, lalu berlari secepat mungkin. "LARIIII!" Taehyung berseru keras.

Anjing tersebut terlihat sangat menyeramkan. Belum lagi tidak ada satupun orang yang ada di luar rumah, hal tersebut membuat mereka semakin takut karena tidak ada yang akan membantu.

Bellatrixia #1: The BeginningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang