Dibawah Kendali

972 85 13
                                    

Jungkook POV

ternyata sebesar ini bayaran yang harus aku tanggung untuk bisa mendapatkan mimpiku. kenapa aku merasa memikul beban yang sangat berat. 

Seharusnya orang yang menginspirasiku memberikan informasi penting ini sebelum aku menjadi idol!

Bagaimana bisa dia selalu tersenyum di hadapan orang saat diwaktu yang sama mereka merasakan pula tatapan membenci dan mengejek.

Aku tidak bisa menahan nya. Tatapan mengejek, sindiran tepat di telingaku. Bahkan merendahkan diriku dengan hal konyol yang harus aku lakukan.

Tapi aku sudah di titik dimana mimpi ku didepan mata!

Aku butuh teman.

Teman yang memberiku ketenangan dan kesenangan.

Tapi kenapa harus menjadi musuh di hidupku juga.

"plak!!" pipi ku panas ketika tangan leader tercinta menyentuh pipi. Aku merasakan rasa darah di mulutku.

"sampai kapan hah?!!" teriak nya tepat di depan wajahku.

Sungguh lucu.

Aku bahkan tidak bisa menahan untuk tidak tertawa terbahak bahak.

Dia menarik kerah baju ku. Sampai aku berdiri dari duduk.

Hey tenang lah, aku tidak selemah itu.  Aku hanya sedang lemas karena temanku.

"hyung hentikan hyung..." Jimin menarik tangan RM dari kerah bajuku.

Aku hanya terkekeh melihat wajah mereka berdua yang semakin lucu.

"hentikan tawamu dan siap siaplah! Sebentar lagi kita harus on air." Jimin menepuk nepuk pundakku sebelum keluar menarik RM.

"tenang saja! Aku akan terlihat bahagia sekarang!  Aku sudah memasukan 2x lebih banyak temanku saat ini.. Bahkan saat aku disuruh untuk bersikap menggemaskan didepan kamera nanti, aku akan melakukannya dengan senang hati! Berhentilah marah marah padaku!"

aku meracau, entah kenapa aku menjadi banyak bicara seperti ibu ibu komplek haha aku bahagia sangat bahagia sampai rasanya susah menghilangkan cengiran bahagia ini di wajahku.

---------

Author POV

Member Bts diam tidak bersuara mendengar racauan Jungkook. Mereka tau Jungkook sedang dibawah pengaruh obatnya sehingga meracau.

"aiiish bocah itu! Teriak teriak seperti orang gila! Apa aku harus menghajarnya.." Jin berdiri dan melipat tangan kemejanya.

"duduk lah hyung.. Obat itu membuatnya agresif. Menghajarnya bukan hal yang tepat" Jimin mendorong Jin kembali duduk.

"yak hyuung.. Ayolaah, hajar aku.." Jungkook keluar dengan penampilan cerianya.

Berbanding kebalik dengan wajah wajah khawatir hyungnya.

"kendalikan dirimu!" geram RM sambil berjalan keluar melewati Jungkook. Yang malah terkekeh melihatnya.

Acara demi acara hari itu berjalan dengan baik. Acara terakhir hari ini, mereka harus datang ke radio. Promosi lagu baru setelah comeback tidak bisa di sangkal lagi.

Jungkook duduk dengan gelisah. Dia mulai berkeringat.

"Jungkook gwencana?" tanya dj radio yang menyadari perubahan di wajah Jungkook.

Jimin terkekeh, dia merangkul Jungkook yang duduk di sebelahnya, "dia hanya gugup.. Benarkan?"

Jungkook hanya melihat sinis ke arah Jimin lalu melepaskan tangan Jimin di pundaknya dengan kasar.

Jimin berusaha tertawa dan member lain pun ikut tertawa untuk menutupi kecanggungan. "seperti inilah maknae kita bersikap manja.." tutup RM ditengah tawanya.

Dj radio itu percaya dan ikut tertawa.

Kaki Jungkook mulai bergerak gerak tidak sabar. Dia mulai tidak fokus mendengar pertanyaan apalagi jawaban para membernya. Dia hanya ikut tersenyum ketika membernya mulai tertawa.

Lalu setelah setengah jam berlalu, tangannya yang mulai bergerak dengan gelisah.

Jimin sudah melirik ke arah Jungkook, memberinya isyarat untuk berhenti. Tapi semakin tidak bisa di kendalikan.

Akhirnya acara radio telah selesai. Dan Jungkook langsung lari keluar dari studio tersebut. Bahkan dia melewatkan acara foto bersama.

Jin membuka pintu ruang tunggu, dan melihat Jungkook yang terduduk lemas dengan jarum suntik yg masih menancap di tangan kirinya.

"wae?!" sinis Jungkook ketika Jin hanya diam melihat ke arah nya.

"kamu tau, kamu akan mati sebelum cita cita mu tercapai?"

"tshhh.." decih Jungkook dengan smirknya, "hyung tau aku sudah mendengar ceramah itu ribuan kali? Cobalah lebih kreatif lg hyung.."

"kamu fikir hanya kamu yang tertekan selama ini?" Jin menarik jarum suntik dan langsung melemparnya sembarang.

"kita sudah jalan sejauh ini Jung, kita semua... Keringat kita latihan bertahun tahun sudah mulai membuahkan hasil sekarang. Kamu mau meninggalkannya begitu saja? Kamu mau membiarkan haters mu berfikiran benar tentangmu?"

Jungkook berdiri dan mendorong Jin menjauh, "hyung tidak tau apa apa"

"apa yang aku tidak ketahui? Ah.. Apa ini bukan tentang haters? Apa kamu sepengecut ini masih belum melupakan bullyan teman teman sekolah mu?"

Jungkook langsung memukul Jin tepat di wajah. Jin oleng karena serangan tiba tiba. Seperti tidak diberi waktu bernafas, Jungkook sudah melanjutkan mendorong Jin hingga tersungkur. Lalu Jungkook menendangi perut dan punggung Jin tanpa perasaan.

"YAK!!" teriak RM langsung menarik Jungkook menjauh dari Jin yang tidak berdaya.

"jangan coba menilai apapun lagi tentangku! Dan jangan coba menasihati ku lagi! Kamu tidak tau apa apa! Jangan so dekat hyung, kita tidak lebih dari sekedar rekan kerja!" Jungkook terus berteriak pada Jin yang sedang di bawa keluar ruangan oleh Jimin dan V.

Setelah pintu tertutup, RM mendorong Jungkook ke salah satu sofa. Dia menatap garang Jungkook.

"aku menyerah.." RM mengangkat tangannya dan pergi keluar.

Suga duduk dengan santai di sebelah Jungkook.

Nafasnya masih menggebu karena emosi. Sampai Suga pun bisa mendengar detak jantungnya.

"memberontak ketika kamu merasakan tidak nyaman, itu alami. Tapi sikapmu terlalu ekstrim." Suga berhenti sejenak untuk minum, "aku tidak mengatakan tentang obatmu. Itu hidupmu, itu nyawamu, tidak ada hubungannya dengan ku. Hanya saja, terlalu mengerikan melihatmu bersikap dibawah kendali heroin mu." Suga menatap ke mata Jungkook yang masih me merah, "Jungkook yang aku kenal tidak akan memukuli Jin. Bahkan ketika dia bersikap menyebalkan sekalipun. Ingat lah, dia yang selalu mendukung dan membelamu di segala situasi.." Suga pun pergi meninggalkan Jungkook yang masih diam. 



SAVE ME !Where stories live. Discover now