1,1

824 68 0
                                    

[ W I N G S ]

Min Yoongi, tuan, apa yang sedang kau lakukan? Apa kau baik-baik saja? Apa kau makan dengan benar? Apa kau tidur dengan nyenyak?

Min Yoongi, tuan, apa kau benar baik-baik saja? Karena sejujurnya, aku tidak.  Menurutmu, bagaimana mungkin aku akan baik-baik saja semenjak kepergianmu?

Min Yoongi, tuan, kenapa rasanya sakit sekali? Kenapa rasanya seperti tertusuk ribuan pisau yang baru saja diasah? Kenapa rasanya seperti ada luka besar yang menganga dalam dadaku?

Min Yoongi, tuan, bisakah kau kembali? Aku tidak yakin dapat bertahan dengan rasa sakit ini lebih lama lagi. Ini menyiksaku, sungguh.

Min Yoongi, tuan, kembalilah. Aku selalu merindukanmu. Aku selalu menunggumu pulang. Aku selalu tertidur di sofa ruang tamu demi menunggumu pulang.

Min Yoongi, tuan, kenapa kau tidak lagi kembali pulang? Atau membalas pesan-pesanku? Atau menjawab panggilan teleponku?

Min Yoongi, tuan, ini menyiksa. Aku tidak mau jadi bagian dari masa lalumu. Bukankah aku seharusnya menjadi masa depanmu?

Min Yoongi, tuan, kemana semua itu? Kemana semua janji-janji indah itu? Kemana semua kata-kata manis itu?

Min Yoongi, tuan, sebenarnya kau kemanakan semua itu? Kau kemanakan mata yang selalu memandangku dengan memuja itu? Kau kemanakan bibir yang selalu mengucapkan kata-kata manis menenangkan untukku? Kau kemanakan tangan yang selalu terbuka lebar dan siap merengkuhku kapanpun kedua sayapku, sayap yang katamu adalah sayap kebanggaanmu ini, terhuyung menahan beban?

Min Yoongi, tuan, kini kedua sayap kebanggaanmu sudah patah. Dan itu ulahmu. Aku sudah tidak bisa lagi terbang melintasi dunia menebar senyumku, sebab semuanya telah rusak.

Min Yoongi, tuan, kau tahu apa saja yang sudah kau rusak? Jawabannya adalah kedua sayap kebanggaanmu. Juga hatiku, perasaanku, mimpi-mimpiku, dan seluruh hidupku.

Min Yoongi, tuan, kalau aku tahu kau datang hanya untuk melambungkanku tinggi-tinggi dan menjatuhkanku kembali, aku tidak akan membiarkanmu melakukan semua itu, sungguh.

Min Yoongi, tuan, selamat. Aku sudah kembali lagi ke jurang terdalam, tempat dimana kau menemukanku dulu sebelum mengajakku terbang ke langit melihat-lihat indahnya dunia dari atas sana, sebelum mengembalikanku lagi ke tempat terasing ini.

Min Yoongi, tuan, aku berharap kau baik-baik saja sekarang. Aku berharap kau tetap bisa terbang menjelajahi dunia, menemukan jiwa-jiwa tersesat sepertiku, menerbangkannya dan tidak membiarkannya jatuh lagi seperti yang kau lakukan padaku, ya?

Min Yoongi, tuan, terima kasih sudah berhasil menemukanku. Terima kasih sudah datang dan membuatku bahagia. Terima kasih telah mengajariku terbang. Terima kasih atas segala hal yang telah kita lalui. Aku tidak akan melupakannya.

Min Yoongi, tuan, terimalah salam terakhir dariku. Salam terakhir dari kedua sayap kebanggaanmu yang kini patah. Maaf aku tidak bisa menjaga sayapku sendiri dengan baik.

Min Yoongi, tuan, aku mencintaimu. Ingatlah itu selalu, sebab aku tidak akan pernah berhenti mencintaimu, sekalipun kau sudah berhenti melakukannya sedari lama.

Min Yoongi, tuan, aku pamit.

Dariku, Park Jimin, kedua sayap kebanggaanmu.

...

오후 02:37, April 13 2019
Dibuat untuk seseorang yang memutuskan pergi dan mematahkan kedua sayap kebanggaannya; aku.
Untuk siapapun yang juga sedang terluka, ingatlah bahwa kalian kuat. Kalian mampu melawan rasa sakitnya. Sebab kalau seseorang memilih pergi, bukan kamu yang kehilangan dia. Dia yang kehilangan kamu. Buktikan bahwa kamu bisa baik-baik saja, dan hidupmu akan terus berjalan, dengan atau tanpa dirinya.

Juga dibuat sambil mendengarkan Jamais Vu dari Jin, Jungkook, dan Hoseok, berulang-ulang.
icci

yoon to my minTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang