[ P A R A D I S E ]
Jimin menyalip dari antara kerumunan di depan mading sekolahnya. Ketika sampai di barisan paling depan, Jimin mencari-cari namanya.
10. Park Jimin
Tidak begitu buruk. Matanya kemudian menangkap sebuah nama yang berada beberapa nama di atasnya.
7. Min Yoongi
Jimin berdecak bangga kemudian keluar dari kerumunan yang sibuk mencari nama mereka di sana.
Yang tadi itu merupakan hasil ranking ujian kenaikan kelas mereka. Beruntung Jimin masih bisa mendapatkan posisi sepuluh besar.
Kemudian dilihatnya Yoongi datang dari arah tangga. Jimin melebarkan senyumnya ketika Yoongi berjalan ke arahnya.
"Hyung!" Panggilnya semangat.
"Kau kenapa disini?"
"Eoh? Memangnya kenapa, hyung? Aku kan juga ingin melihat hasil rankingku."
"Di sini terlalu ramai, Park Jimin. Keimutanmu bisa saja terekspos."
"Yah, hyung!"
Jimin sukses merona dengan rayuan abal-abal Yoongi. Sementara pria pucat itu hanya menggedikkan bahunya dan mendengus geli melihat Jimin yang merona begitu saja karena kata-katanya.
"Jadi kau sudah lihat rankingmu?"
Yoongi mengembalikan topik pembicaraan mereka, membuat Jimin yang tadi memalingkan wajahnya kembali menghadap ke pria pucat itu.
"Sudah. Kau tahu, hyung, kau ada di peringkat 7. Hebat sekali. Kau bahkan mengalahkanku."
"Oh ya? Memang kau ada di peringkat berapa?"
"10." Jimin terkekeh malu.
Yoongi menaikkan satu alisnya kemudian mendengus geli sekali lagi.
"Kau juga hebat, kok."
"Hebat apanya?" Jimin memajukan bibirnya. "Jangan menghinaku, hyung!"
"Aku tidak menghinamu. Kau memang hebat. Buktinya kau berhasil mengambil hatiku."
"Aish, hyung! Berhentilah!"
Jimin merasakan pipinya kembali memerah seperti sedang direbus dan perutnya seakan dipenuhi kupu-kupu.
"Kenapa? Apa pipimu terasa seperti sedang direbus makanya memerah begitu? Apa perutmu juga terasa dipenuhi kupu-kupu, Jiminie?"
"Yah, hyung!" Jimin semakin memerah. "Berhentilah! Lagipula aku sudah mengusir kupu-kupu itu dari dalam perutku."
"Kenapa?"
"Karena perutku bukan surga."
Yoongi tertawa mendengar perkataan Jimin. Perutnya bukan surga sehingga tidak perlu dipenuhi dengan kupu-kupu. Astaga, betapa imut dan polosnya pria ini.
"Yah, Jiminie. Kau mau tahu sesuatu?"
"Apa, hyung?"
"Setiap kali aku menatap ke arah matamu, aku melihat surga di sana. Jadi kurasa, wajar bila perutmu dipenuhi kupu-kupu. Sebab kau surgaku."
Sialan Min Yoongi dan mulut berbisa manisnya. Apa-apaan ini. Berhentilah membuat perasaan Jimin berantakan.
"Hyung!" Jimin memanggil Yoongi yang tiba-tiba sudah berlalu pergi dari hadapannya.
Yoongi menoleh sambil memamerkan senyum gusinya, tetapi terus berjalan.
"Sampai nanti, bae."
Kemudian Yoongi berbalik lagi menghadap ke depan dan meneruskan jalannya meninggalkan Jimin yang memerah seperti kepiting rebus di sana.
Sialan. Terakhir kali Jimin dengar, dia memacari seorang Min Yoongi yang punya mulut pedas dan sarkastis. Bukan ular berbisa yang berkata-kata manis seperti sekarang ini.
Jimin bertanya-tanya siapa yang berhasil merubah pria itu.
Ah, itu dirinya, kan? Park Jimin.
...
오후 12:43, April 14 2019
icci
KAMU SEDANG MEMBACA
yoon to my min
Fanfictionkumpulan drabbles yoonmin untuk sejenak mengusir kerinduan kalian sama mini-mini couple kita. >///< ~