[ T H I N G T H A T N E V E R
F A I L S T O M A K E
Y O O N G I H A P P Y ]Yoongi mengerang frustrasi sambil melempar tubuhnya ke atas kasur kamar asrama. Jimin, di ranjang sebelah, mendelik melihatnya.
Frustrasi Yoongi adalah hal yang patut dihindari. Jimin segera menutup majalah di pangkuannya, menaruhnya di bawah nakas, kemudian mengendap-endap keluar kamar.
Tujuannya adalah dapur. Tidak ada Jin-hyung yang jam segini biasanya sedang mencuci piring, bersama Namjoon-hyung yang memeluknya dari belakang. Syukurlah.
Jimin berjinjit membuka rak lemari di atas tempat piring, tangan gemuknya mencari-cari bubuk kopi kemasan andalan Min Yoongi.
Setelah mendapatkannya, pria itu menyeduh kopi tersebut dalam diamnya. Menghirup aroma kopi yang kuat, sekalian iseng-iseng mencicipi.
Pahit. Ya sudah pasti. Kekasih pucatnya itu mana mau kopinya ditambah gula. Biar saja pahit. Dasar Min Yoongi.
Hidup ini sudah pahit. Malah minum yang pahit-pahit. Untung saja Jimin manis. Kalau tidak, bayangkan sepahit apa hidup seorang Min Yoongi itu. Hah.
Jimin menghela nafasnya, membuat asap dari kopi di tangannya menguap, kemudian membuka pintu kamar asramanya perlahan-lahan.
Dilihatnya Yoongi masih sama seperti terakhir kali di tinggalkan. Berbaring telengkup asal, dengan nafasnya yang tidak teratur. Masih bernafas, kan?
Jimin memegang secangkir kopi itu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya dijulurkan mencolek punggung Yoongi.
"Hyung, ini kubuatkan kopi."
Yoongi spontan bangun mendengar kata 'kopi'. Penghilang stresnya. Segera di sambarnya kopi tersebut dari tangan Jimin, dan diseruputnya. Tidak peduli panas atau dingin.
Jimin memperhatikan sebentar sebelum beranjak ke ranjangnya sendiri. Yoongi sibuk menyeruput kopinya sampai tandas, membiarkan Jimin yang kembali membaca majalah.
"Jim,"
Setelah kopinya habis, pria pucat itu lantas melepas jaketnya dan menggantungnya di gantungan belakang pintu, sambil memanggil Jimin.
"Hm."
"Terima kasih."
"Sama-sama, hyung."
Lalu keduanya terdiam lagi. Yoongi membuka pintu lemarinya dan berdiam di sana sambil menatap tumpukan bajunya yang sudah kembali rapi.
Ia ingat ia mengacak-acak baju di dalam lemari ini tadi pagi, hanya untuk mencari kaus lusuh bertuliskan FG.
Sekarang sudah rapi lagi, tidak heran kerjaan siapa. Sudah pasti Park Jimin-ssi. Biarpun ceroboh begitu, makhluk imut satu itu tidak bisa melihat barang-barang Yoongi yang tidak tersusun. Mungkin karena tahu Yoongi akan memarahi seisi asrama jika tidak menemukan barangnya.
"Jim,"
Yoongi memanggil lagi setelah mengulas senyum tipis mengenang hal-hal di atas tadi.
"Ya, hyung?"
"Bisa lakukan sesuatu?"
Jimin mendongak dari bacaan majalahnya yang sama sekali tidak masuk ke kepalanya. "Apa?"
"Do the thing that never fails to make me happy."
Jimin berpikir sejenak sebelum mengulas senyum cerahnya, yang membuat mata minimalisnya itu semakin menghilang.
Yoongi, mau tak mau di depan lemari, ikut mengulas senyum gusinya. Hal yang satu itu tidak pernah gagal membuatnya bahagia.
"Terima kasih."
...
오후 07:35, April 29 2019
icci
KAMU SEDANG MEMBACA
yoon to my min
Fanfictionkumpulan drabbles yoonmin untuk sejenak mengusir kerinduan kalian sama mini-mini couple kita. >///< ~