BUGH!
Sagara melayangkan bogem mentah tepat di rahang Zidan. Suasana di belakang sekolah yang tadinya sepi langsung ramai ketika berita Sagara dan Zidan yang sedang adu jotos tersebar ke telinga siswa-siswi. Semua berkumpul untuk melihat kejadian itu termasuk Alexa dan teman-temannya.
"Ngapain sih di sini? Balik ke kelas aja yuk," ajak Alexa. Dia paling tidak suka melihat kekerasan seperti ini.
"Aduh nanti deh Xa, lagi seru nih!" ujar Nara tanpa menoleh ke arah Alexa.
Alexa hendak kembali ke kelas tetapi tidak bisa. Ia terjebak di tengah lautan siswa dan siswi SMA Cahaya Bangsa. Tubuh Alexa terlalu mungil. Ia takut akan jadi rempeyek jika memaksa untuk menerobos keluar. Alhasil, terpaksa ia tetap berdiri di tempatnya.
"Sini maju lo!" tantang Sagara.
Zidan yang sudah babak belur tetap saja memaksakan untuk berdiri.
"Hajar Bos!" Kibo menyulut api yang tengah membara dalam diri Sagara.
"Woi Zi, pinjem HP lu, cepet!" Darren jadi heboh sendiri.
"Buat apa?" tanya Fauzi yang tengah melipat kedua tangannya di depan dada dan fokus menyaksikan kejadian di depannya itu.
"Ya buat ngerekam lah, bahan buat naikin followers gue nih, HP gue ketinggalan di kelas." Darren berucap dengan santainya.
Dasar Darren gak ada akhlaknya!
Temen lagi adu jotos malah di manfaatin buat nambah followers.
"Astaghfirullah, Darren." Nando mengingatkan.
Fauzi memberikan HP berlogo Apel yang ujungnya sedikit kroak dan berkamera 3 itu kepada Darren. Darren langsung mengutak-atik ponsel Fauzi, memasukkan password dan akhirnya ponsel tersebut terbuka.
Darren tau kata sandi HP Fauzi?
Jelas, karena memang Darren yang membuat password tersebut.
Mau tahu nggak apa password nya?
DARRENGANTENGBGT.
Fauzi sengaja tidak merubahnya. Biar saja lah, membuat teman senang dapat pahala juga kan?
Sagara menaikkan sudut bibir sebelah kanannya. "Masih punya nyali juga lo." Sagara menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, mencoba meregangkan otot-otot lehernya sebelum kembali melayangkan pukulan ke wajah Zidan.
Cowok itu-- Zidan, berani-beraninya dia memancing amarah Sagara di pagi hari seperti ini. Dia mengatakan bahwa tim basket yang diketuai oleh Sagara itu telah membayar wasit di setiap pertandingan, makanya mereka selalu pulang tanpa tangan kosong.
BUGH!
Zidan kembali tersungkur ke lantai. Ia mencoba berdiri dengan tumpuan tangannya tetapi tidak bisa, kepalanya terasa begitu berat.
Sagara yang merasa sedikit iba pun akhirnya berjongkok agar suaranya bisa terdengar jelas oleh Zidan.
"Lo!" Tunjuk Sagara tepat di depan wajah Zidan. "Kalo lo mau naikin popularitas tim futsal lo, gak gini caranya."
KAMU SEDANG MEMBACA
SAGARA (ON GOING)
Novela JuvenilSagara adalah orang paling beruntung karena terlahir di keluarga yang kaya raya, memiliki wajah tampan, menjabat sebagai kapten basket juga menjadi most wanted. Tapi semua itu tidak ada artinya bagi Sagara. Keluarganya hancur bahkan ayahnya pun bert...