EMPAT

204 73 136
                                    

Jangan lupa vote dan komen yaa!

BRAKK!!

Alexa benar-benar sedang sial. Tadi di kantin ia bertabrakan dengan Sagara, sekarang dengan seorang cowok yang membawa tumpukan buku.

Buku tersebut jatuh berserakan bersamaan dengan tubuh Alexa yang juga limbung ke lantai.

"Aduh!" pekik Alexa.

"Eh, sorry-sorry. Gue gak liat," ujar cowok itu merasa tidak enak lantas membantu Alexa untuk berdiri.

Alexa berdiri dengan bantuan cowok itu lalu ia menepuk-nepuk seragamnya yang sedikit kotor. Tatapan Alexa beralih ke buku-buku yang berserakan di depannya itu, bukunya sangat banyak. Pantas saja cowok itu tidak melihat Alexa dan menabraknya.

"Sorry ya, lo gak apa-apa kan?" tanya cowok itu lagi.

"Eh, iya gak apa-apa kok. Justru gue yang harusnya minta maaf, gue keluar kelas gak liat-liat dulu," ujar Alexa.

"Syukur deh kalo lo gak apa-apa."

Cowok itu berjongkok dan mulai merapihkan buku-bukunya yang berserakan di lantai. Selain bukunya banyak, ternyata tebal-tebal juga.

Alexa merasa tidak enak, karena dirinyalah buku-buku itu berserakan. Alexa ikut berjongkok dan menawarkan diri untuk membantu cowok itu.

"Gue bantu ya," ujar Alexa seraya mengambil beberapa buku cetak.

Cowok itu hanya tersenyum. Kemudian mereka berdua mengambil dan menumpuk buku-buku tersebut menjadi dua tumpukan.

"Ini mau di bawa ke mana?" tanya Alexa.

"Perpustakaan."

"Oke."

Alexa bersiap akan mengangkat tumpukan buku itu tapi si cowok menahannya. Ia mengambil beberapa buku yang berada di tumpukan paling atas dan memindahkannya ke tumpukan buku yang akan ia bawa.

"Lo bawa segitu aja, berat soalnya," ujarnya dan dibalas anggukan oleh Alexa.

Mereka mulai mengangkat buku-buku tersebut dan berjalan menuju perpustakaan yang terletak di lantai dua sekolah. Selama perjalanan hanya ada keheningan. Alexa yang tidak terlalu peduli untuk banyak bertanya dan cowok itu yang juga tidak punya topik untuk dibicarakan.

Keadaan sekolah sungguh sangat menyeramkan jika sudah jam pulang seperti ini. Selain sepi, yang menambah kesan seram adalah banyaknya pohon rimbun yang ada di sekolah ini.

Mereka berdua akhirnya sampai di perpustakaan dan langsung masuk untuk menaruh buku-buku tersebut. Perpustakaan juga terlihat menyeramkan karena tidak ada penghuninya selain buku-buku dan rak. Guru penjaga perpustakaan baru saja pulang karena harus menjemput anaknya yang masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar. Alhasil, kunci ruang perpustakaan di titipkan ke cowok itu.

Alexa meletakkan tumpukan buku-buku itu di meja. Kemudian ia mulai menyusunnya di rak sesuai tempatnya. Cowok dengan hidung mancung sudah melarangnya dan menyuruhnya pulang tetapi Alexa tidak enak jika harus meninggalkan cowok itu sendirian, mana di perpustakaan yang seram begini. Seram menurut Alexa mungkin tidak bagi cowok itu, karena sejak tadi raut wajahnya biasa saja.

Alexa sudah selesai menyusun buku-bukunya kemudian ia duduk di kursi tempat dimana siswa-siswi biasa membaca buku disana. Tak lama kemudian seorang cowok muncul sambil membawa sebuah buku di tangannya.

"Loh, itu gak di taruh di rak?" tanya Alexa sambil menunjuk buku yang di pegang cowok itu.

Cowok itu menggeleng sambil tersenyum. Ia menarik tas nya yang ada di meja kemudian memasukkan buku yang dipegangnya ke dalam tas. "Buku ini mau gue pinjem, tadi udah bilang kok sama guru penjaga perpus," jelasnya dan dibalas anggukan oleh Alexa.

SAGARA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang