LIMA BELAS

32 1 0
                                    

Cahaya matahari masuk melalui celah jendela di kamar Alexa. Gadis itu mengangkat tangannya untuk menghalang sinar matahari. Setelahnya Alexa duduk dan mengerjapkan matanya. Bibirnya melengkung menyambut pagi yang sudah datang menjemput.

Alexa turun dari kasur dan berjalan gontai menuju kamar mandi. Hampir setengah jam Alexa berkutik di kamarnya dan kini ia sudah siap dengan seragam putih-abu yang terlihat pas ditubuhnya.

"Ah iya, kenapa kemaren gue gak langsung ngembaliin uangnya Sagara?" Alexa merutuki dirinya sambil menutup pintu kamar.

"Abisnya dia ngeselin banget sih. Yaudahlah, nanti aja gue ganti uangnya di sekolah. Sekalian ini terakhir kalinya gue berurusan sama dia."

Alexa langsung berlari menuju kamar abangnya dan mengganggunya. Sudah rutinitas Alexa seperti ini. Sikapnya dari kecil tidak pernah berubah, selalu saja manja pada Dirga.

"Taraktoktoktok, tok tok tok!" Itu bukan suara ketukan pintu, melainkan suara yang keluar dari mulut Alexa sendiri.

Alexa terus saja mengoceh padahal Dirga tidak mempedulikannya sama sekali. Sambil memakai kemejanya, Dirga menggelengkan kepala. Bisa-bisanya dia punya adik seperti Alexa, jika saja bisa ditukar dengan orang lain, maka Dirga pun tetap tidak akan menukarnya. Baginya Alexa adalah anugrah terindah yang telah Tuhan berikan. Yaileee!

"Neng geulis udah siap berangkat sekolah nih! Lo kalo kelamaan gue tinggal ya bang?"

"Lah kan gue yang bawa motor. Lo mana bisa, naik aja susah."

"Eh, iya. Ahahaha!"

Alexa kini berjalan menuju dapur, daripada menunggu Dirga yang kalau bersiap-siap melebihi cewek lamanya, lebih baik Alexa mengisi perutnya dengan makanan yang ada di dapur.

Alexa akan sarapan roti saja pagi hari ini, ia juga akan membuatkan untuk Dirga. Alexa mengambil selai coklat kemudian mengolesnya di roti yang akan ia makan. Untuk Dirga, Alexa mengoleskan selai kacang karena memang itu selai yang Dirga suka.

Cowok jangkung itu datang sambil mengacak rambut Alexa yang sedang makan roti. Alexa hanya bisa mendengus dan melotot saja, mau protes juga mulutnya terisi penuh oleh roti.

Dirga menyomot roti yang sudah Alexa buatkan, sambil menatap adik perempuannya itu. Alexa yang merasa ditatap pun menoleh dan mengangkat alisnya.

"Kemaren dianterin siapa tuh, pacar ya?" Dirga memainkan alisnya menggoda Alexa.

Alexa melotot. "Uhuk, uhukk!"

Dengan segera Alexa mengambil susu rasa vanila yang sudah tersedia di depannya. Segera Alexa meneguk nya dan akhirnya ia tidak keselek lagi.

"Biasa aja dong, abis ditanyain soal pacar kok langsung keselek." Dirga meledek lagi sambil menyantap rotinya.

"Temen." Alexa menjawab ketus.

"Temen apa temen?" ledek Dirga lagi.

"Tau ah, rese banget lo, bang." Alexa terlanjur kesal.

Gadis itu meneguk habis susu yang ada di dalam gelas kemudian memakan rotinya dengan kesal dan pergi meninggalkan Dirga. Alexa berjalan keluar rumah, malas sekali mendengar ledekan abangnya itu.

"Dih, kok ngambek. Alexa! Tungguin woi!" Dirga memasukkan sisa roti ke dalam mulut dan langsung mengejar Alexa.

Dirga mengunci rumah dan langsung mengenakan helmnya. Ia berjalan menghampiri adiknya dan masih saja berniat meledeknya.

"Pacar kan? Yang kemaren?"

"Bang, ih! Gue tuh gak punya pacar dan belum mikirin ke situ. Udah deh, seneng banget ngeliat gue marah." Alexa melipat tangannya di depan dada.

SAGARA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang