Teruntuk hati ku,hati mu,dan hati kalian.
Rasanya. Aku ingin berteriak hingga semua orang menganggap ku telah gila, aku ingin di dengar! aku butuh seorang pendengar.
Aku terlalu lemah jika harus terus seorang diri menghadapi luka yang terus saja masuk dalam hidup ku.Hanya dengan kalimat yang ku tulis, jiwa ini sedikit lebih tenang dari sebelum nya.
Beberapa kali aku berpikir ingin mengakhiri semua nya yang sudah terlanjur hancur di depan mata ku.Aku bosan dengan keadaan yang seolah memaksa ku untuk duduk sendiri dalam hening di temani goresan luka.
Aku lelah dengan keadaan yang memaksa ku untuk terlihat kuat di hadapan orang lain yang mengenalku.Aku benci mendengar suara bentakan dirumah!
Ingin rasanya aku keluar dan tak akan pernah kembali, namun aku akan sangat egois bila melakukan nya, sedangkan adik adik ku masih membutuhkan ku untuk masa depan mereka.Bahkan aku yang sudah terlalu rapuh ini harus bangkit seorang diri.
Aku tak mampu bertindak apapun saat pertengkaran di rumah terjadi.
Sudah berkali kali aku coba namun berkali kali pula aku gagal.Aku mulai mencoba membiasakan diri. Hidup berteman bersama sebuah kehancuran.
Aku mencoba mencari kebahagiaan lain di luar sana, entah bersama sahabat ataupun cinta ku.
Tetapi sebahagia apapun aku di luar sana, jika sudah kembali kerumah tetap saja mata ku akan kembali memerah menyaksikan kehancuran yang terjadi.Ayah...
Kau adalah laki-laki pertama yang menjaga hati ku, kau pula yang melindungi ku dari semua ancaman di bumi.
Tapi sekarang? mengapa kau juga laki-laki pertama yang membuat ku menjadi gadis paling hancur? kau pula yang membuat hati ku hancur berkeping-keping hingga tak bisa utuh kembali.
Mengapa ayah?Ibu...
Kau adalah wanita yang membuat hidup ku seperti seorang putri raja dengan memanjakan ku setiap hari nya dulu.
Kau juga yang mengasuh ku hingga dewasa seperti sekarang, memberi ku kebahagiaan dan tentu nya kasih sayang.
Tetapi sekarang? mengapa kau juga wanita yang membuat hidup ku seolah sudah hancur.
Kau juga wanita yang menjadi alasan tangis ku setiap malam. Aku merintih sakit dalam tiap kekacauan di rumah ini.
Percayalah, gadis mu ini sudah terlalu lelah.Dan sekarang.
Kenyataan telah menjadikan ku seorang gadis yang kuat.
Kuat dalam menghadapi sakit, dan pandai berbohong menutupi tangis.
Aku pandai dalam menghibur orang di sekitar ku, namun sangat bisu saat harus berhadapan dengan diri ku sendiri.Aku merasa tidak adil.
Aku merasa iri dengan yang lain.
Namun ini hidup, aku tahu bahagia akan kembali meski entah kapan akan menghampiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Rasa [Completed]
Ficção AdolescenteHanya kumpulan coretan yang tergores rasa.