Aku terlihat sempurna, mempunyai segala nya dengan lengkap.
Teman, sahabat, orang-orang terdekat, kekasih dan keluarga.
Namun semua terasa bukan miliku. Khusus nya keluarga yang sering di katakan sebagai tempat pulang paling nyaman, justru aku merasa asing di dalam nya.Beberapa hal menyakitkan sudah banyak terjadi di hidup ku.
Kehilangan...
Kehancuran...
Dan kepercayaan yang di renggut paksa oleh waktu. Tidak banyak hal yang bisa dijadikan bukti aku punya ribuan luka dalam dada. Karena memang tampak nya aku seperti manusia normal yang di selingi canda tawa bersama sahabat.
Semakin lama, selain rasa sesak yang menghantam dinding kokoh yang sengaja ku buat, ada rasa pedih yang semakin terasa.
Hidupku tidak begitu baik, sampai sampai tidak banyak waktu untuk menyisakan tawa lepas dalam hari-hari ku yang terbilang menyenangkan.
Bagaimana tidak? aku di kelilingi sahabat yang dengan siap membantu ku. Tapi sayang nya, rumah ku tidak seindah itu.Aku ingin sekali bertanya pada orang tua ku, aku ingin meluapkan semua pada mereka. dengan harapan mereka akan mengerti perasaan putri dan putra nya.
Apa kekacauan yang terjadi karena ku?
Apa aku adalah serpihan kecil dari kaca yang sudah pecah? yang bisa melukai orang lain. Termasuk keluarga ku?
Seburuk itu kah aku?...Genggaman yang lepas kini menyisakan tangan yang kehilangan pegangan. Tidak ada tawa apa lagi canda dalam perbincangan malam.
Semua larut dalam kesibukan masing-masing, larut ke dalan rutinitas masing-masing. Hingga tidak menyadari ada yang lebih penting dari rutinitas dan lembaran kertas di atas meja itu.Mata teduh yang biasa menatap dengan damai kini menoleh saja enggan.
semua seolah di renggut dari ku, sekuat apapun aku menahan nya, semua pergi. Dengan perlahan. Menyisakan segala duka.Aku bahkan muak dengan kalimat "Semua akan indah pada waktu nya." atau "Semua akan baik baik saja, ini hanya masalah waktu."
Kalimat itu hanya kalimat penenang, hanya sekelibat kalimat yang ku katakan pada diri ku sendiri untuk menepis sebuah luka yang cukup dalam di dada.Apa kalian tahu bagaimana menyakitkan nya gadis yang berusaha meyakinkan diri nya sendiri bahwa semua akan baik baik saja? Gadis yang sama, yang dengan mudah dilihat tawa nya, dengan mudah dianggap bahagia oleh siapa saja yang melihat nya.
Ketahuilah, kalian hanya melihat, bukan merasakan:)
Berulang kali aku berteriak pada diri ku sendiri agar selalu bangkit dari kehancuran yang ada. Berulang kali juga aku berusaha menepis segala rasa putus asa yang menghantam.
Hingga akhirnya aku sampai di titik ini. Titik dimana aku sudah benar-benar lelah.Bagi ku semua benar benar telah hancur. Tidak ada yang bisa di pertahankan lagi setelah semua kerusakan yang terjadi. Entah keluarga, hatiku yang terbelah atau bahkan bahagia ku, ke tiga nya telah lenyap, habis di telan masa.
Yang aku ingat...
Mata ini selalu turun hujan deras yang entah kapan akan mereda.~Salam eliza~
KAMU SEDANG MEMBACA
Coretan Rasa [Completed]
Dla nastolatkówHanya kumpulan coretan yang tergores rasa.