Rutinitas, dengan sekolah dan bisnisnya. Ia selalu melakukan itu. Terlebih ia sekarang sendirian. Fira sudah tidak bisa menemaninya lagi. Karena Fira tengah fokus bekerja di Butik milik tantenya saat pulang sekolah.
Kebenaranian dalam dirinya sangatlah banyak, tanpa SIM. Ia menyusuri jalanan kota Makassar. Tentu saja selalu lewat lorong-lorong sepi anti polisi. Belum terlalu mahir dalam menyetir membuat nya tidak menyetir dengan kecepatan tinggi hanya sedang bahkan lambat.
Setelah selesai dari kegiatannya disekolah, ia menuju ke tempatnya untuk melakukan cash on delivery untuk pesanan online. Tentu saja menggunakan mobil dengan kecepatan sedang membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Malam sudah tiba, ia melewati jalanan yang sepi. Jalanan tersebut adalah jalanan yang merupakan tempat bersarangnya para begal-begal yang biasanya menjaring anak sekolah, bahkan ibu-ibu. Terlebih yang sendirian.
Farah tidak mengetahui sama sekali, ia hanya fokus menyetir. Tiba-tiba ia menabrak seseorang. Tentu saja ia begitu kaget dengan itu. Terlebih ia tidak punya SIM. Ia hendak kabur, tapi mau kabur kemana.
Sementara orang menggedor-gedor pintu mobil, dengan napas yang gemetar, ia menelpon Gilang. Karena sudah tidak tau harus bagaimana.
"Kak kesini cepetan, aku nabrak orang. Aku share lok yah,"ucapnya dalam telpon lalu mematikan sambungan nya.
Tentu saja Gilang langsung kesana, ia menggunakan motor karena merasa itu lebih cepat.
Ia berboncengan dengan Irwan kesana, karena pasti ia harus menggunakan mobil Farah untuk pulang.
"Woyy keluar Lo!,"teriak orang-orang yang sangat seram dan besar-besar berotot dan brewok membuat Farah sangat ketakutan.
"Kalau orang-orangnya begal gimana? Nggak turun nanti mobil dirusakin lalu dimarahin sama mama,"batinya.
Beberapa waktu, Farah menunggu kehadiran Gilang. Ia takut. Begitu takut.
"Kalau nggak keluar, mobil Lo gue bakar!,"teriak orang-orang itu.
Farah semakin ketakutan, keringat sudah membasahinya, ia sudah amat ketakutan.
Hingga, ia turun dari mobil.
"Maaf Pak saya akan tanggung jawab,"
Belum berganti posisi, Orang yang ditabraknya langsung bangun. Ia langsung di tarik oleh para preman itu.
"Cantik rupanya,"preman itu langsung menoel pipi Farah.
"Ihh apaan sih! Jangan macem-macem yah!!!, Tolong.... Tolong..... tolong....,"teriak Farah.
Preman itu langsung menahannya,
"Percuma teriak sayang, orang nggak bakalan denger!,"
"Temenin Abang yuk,"
"Semalam aja sayang,"
"Mobilnya bagus buat Abang yah,"
Farah langsung berontak dan memberikan perlawanan.
Namun, kekuatan seorang Farah kalah dengan kekuatan 3 orang preman.
"Makanya nggak usah jual mahal, bakalan habis juga Lo," ucap preman itu, dan langsung memegang Farah dan memeluknya.
Farah terus saja berontak dan berteriak, ia sudah kehabisan tenaga karena dipukuli.
Ujung bibirnya sudah berdarah akibat di pukuli, sungguh preman banci yang berani pukulin wanita doang.
Farah mulai ditarik menuju ke semak-semak oleh beberapa preman, terus saja ia berontak bahkan menendang milik preman itu. Namun, ia tetap kalah. Preman itu mulai mengrepe-grepenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Early-age Marriage [SUDAH TERBIT]
RomanceFarah Ayunita Putri Idris, wanita yang tidak begitu cantik jauh dari standar kecantikan menurut dirinya sendiri. Namun, bagi orang lain ia begitu unik, badan berisi, kulit kuning langsat, sangatlah cantik walaupun tak terlalu tinggi, hanya 165cm. Ki...