It's hard to Forget

5.4K 141 12
                                    


Waktu yang terus saja bejalan , kini berlalu berganti menuju waktu yang lain. Waktu yang mengajarkan kepada Farah "It's Hard To Forget!,". Susahnya melupakan walaupun telah melalui banyak hal lain. Rasa cinta yang susah hilang serta rasa rindu yang kian mendekam , dan rasa yang tak pernah ia pahami sampai saat ini.

Pulang ke kampung halaman adalah hal yang tepat saat libur panjang seperti ini. Meluapkan rasa rindu yang ada kepada keluarga di kampung adalah hal-hal yang paling di tunggu-tunggu seorang perantau. Termasuk Farah, walaupun hanya pergi ke Kabupaten yang berbeda, tapi rasa rindu selalu saja muncul, terlebih kepada sang Mama. Rindu hangout bareng dengan mamanya kini, selalu ia rasakan. Terlebih, dulu bahkan setiap mamanya tidak sibuk, pasti mereka hangout bersama.

Pulang kampung tanpa memberitahu keluarga adalah hal yang Farah lakukan saat ini , bukan karena apa, tetapi karena dia tidak ingin mamanya repot repot menjemput nya terlebih Ratna sangat menyayangi Farah.

Sementara kondisi di Kampung Halamannya Di Sengkang. Hanyalah sepi sunyi yang tak berarti didalam rumah berlantai dua itu. Idris yang sedang sibuk dengan Toko, dan Ratna yang sedang sibuk dengan Toko juga kini tidak bisa pulang kerumahnya tepat waktu karena banyaknya permintaan barang yang melonjak dalam rangka idul Fitri. Sementara dirumah itu hanyalah Ferdi yang merupakan kutu buku yang hanya asyik belajar dan terus belajar didalam kamarnya. Ferdi yang sangat kesepian karena sudah satu tahun sang kakak tidak pulang kerumah, dia terakhir bertemu sang kakak saat malam tahun baru saja di Makassar. Sama halnya dengan Ferdi, Bi Minah nampak kesepian karena tiap harinya dia bersama Farah selalu bercerita bahkan selalu berlawak bersama di depan mesin cuci ketika mencuci pakaian bersama. Tidak adalagi yang selalu belajar memasak tiap harinya dengan membuat kue yang sangat enak. Entah kapan anak majikannya yang sudah dia anggap sebagai keluarga dekatnya itu Pulang Kekampung.

Kini penerbangan Antara Jogyakarta ke Makassar tengah berlangsung , salah satu penumpang pesawat itu adalah Ahmad. Yah, setelah satu tahun Ahmad pulang ke Salawesi. Tak lain adalah ingin lebaran bersama keluarga nya. Didalam pesawat hanya hening ditambah banyaknya awan membuat pesawat selalu saja bergoyang. Ahmad menatap keluar jendela pesawat, membayangkan satu orang yaitu Sang Wanita Tercinta yang tiba-tiba saja minta putus. Ahmad telah berusaha melupakan Farah dengan Aktif di berbagai organisasi di Jogja tetapi nihil, susahnya melupakan kian melanda. Penerbangan berlalu, Ahmad masih saja fokus dengan pandangan ke jendela pesawat hingga adanya suara yang mengetkannya bahwa pesawat telah sampai di Makassar. Langsung saja ia keluar dari pesawat. Ia pulang ke Makassar tanpa memberi tau sang Mama dan Papa karena dia tidak ingin di mereka kerepotan menjemputnya karena memang keluarga nya sangatlah rempong, waktu mau berangkat saja diantar sampai depan pesawat oleh sang Mama dan Sang kakak. Ahmad menuju ke terminal mencari mobil yang akan melewati rumahnya yang berada di Jalan poros Soppeng-Barru. Namun, nihil semua mobil ke arah Pare-pare tidak ada satupun ke arah Soppeng, Ahmad berpikir bahwa ia ke asrama Gilang saja yang berada jaraknya tidak terlalu jauh, sementara dia berpikir jika dia kesana mungkin akan mengganggu Gilang yang super sibuk. Akhirnya ia masih menunggu. Hingga beberapa menit, ada sebuah mobil ke arah Sengkang dan kebetulan lewat Bulu Dua, Ahmad tanpa pikir panjang langsung naik ke Mobil itu.

Farah yang pulang menggunakan mobil tetangganya yang merupakan supir mobil Sengkang Makassar. Kini ia telah di jemput didepan Gang Rumahnya. Ia kesengkang hanya membawa tas kecil saja karena niatnya adalah mengambil beberapa bajunya disana , bukan memulangkan barang barangnya karena seperti nya Farah ingin menetap di Makassar untuk waktu yang lama dan pastinya akan jarang sekali pulang dikarenakan dia memiliki banyak organisasi dan aktif di sana terlebih setelah libur panjang nanti, ia akan mengikuti seleksi Paskibra Kota Makassar. Farah naik di mobil itu dan duduk di kursi paling belakang, ia memilih duduk di paling belakang karena biasanya sangat kurang penumpang yang ingin duduk disana. Dan benar saja kursi belakang masih belum terisi, sementara kursi depan, dan kursi tengah sudah penuh. Mungkin saja sudah tidak ada penumpang lagi. Mobil itu diisi oleh para mahasiswa dari Sengkang yang ingin pulang kampung. Namun, bukannya langsung menuju ke jalan pulang sopir mobil masih saja keterminal, karena memang masih muat 2 orang di dekat Farah. Farah didalam mobil hanya membaca novel saja.

Early-age Marriage [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang