To Light, sebuah kalimat yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti menuju ke Terang. Terang yang dimaksud dalam kisah ini adalah menuju ke jalan yang lebih baik dari sebelumnya. Dari sebelumnya lebih memamerkan keindahan ciptaan tuhan dengan lekuk tubuh hingga rambut yang terurai panjang bergelombang begitu anggun, kini ditutupi dengan selembar kain yang dinamakan hijab. Dari lekuk tubuh yang kadang terlihat dari luar pakaian kini, pakaian itu dilonggarkan. Bahkan make up yang biasanya terpoles rapi yang menampilkan jiwa feminim yang melekat kini menjadi polos hanya yang melekat saja.
Memutuskan untuk pindah ke Kota Daeng menuntut ilmu bukanlah keputusan yang mudah untuk diputuskan. Terlebih larangan orang tua karena kekhawatiran terlebih dia adalah seorang perempuan dan masih berusia sangat mudah. Ya , 16 tahun."Farah tetap ingin sekolah Di Makassar mah, titik. Farah mohon hanya ini permintaan aneh aneh Farah. Farah janji bakalan menurut semua keinginan mama,"ucap Farah.
Ratna dan Idris serta Sakina, nenek dari Farah hanya mengiyakan saja.
"Tapi janji , semua keinginan mama nanti bakal Kamu turutin , kamu tidak boleh membantah ataupun melawan sama sekali,"ucap Ratna kepada Anak sulungnya itu.
Keputusan yang sempat ditentang keluarga dan sahabat kini menjadi keputusan yang bulat. Wacana dengan sahabat lanjut di sekolah SMK disini kian pupus sudah. Memilih lanjut di sekolah swasta di Kota Daeng. Sekolah yang bahkan tidak lebih bagus daripada yang ia inginkan di kampung halaman.
Menjalani kehidupan di Makassar, tanpa satupun kenalan sangatlah sulit. Terlebih belum bisa menggunakan kendaraan karena usia belum cukup, tidak seperti di kampung halaman yang dia bebas menggunakan kapan saja karena memang tidak seramai disini.
Tinggal disebuah rumah yang berukuran minimalis seorang diri membuat nya amat kesepian. Saat di kampung halaman kadang ada Ferdi yang mengganggunya serta Faqih sepupunya yang masih TK. Tetapi kini hanya sendirian tanpa adanya kawan.
Hari pertama sekolah di Sekolah yang baru, awal menuju yang baru juga ada disini. MOS yang menjadi ciri khas untuk siswa baru hari ini dilaksanakan. Farah yang sudah memakai atribut yang sangat mirip dengan Orang Gila itu dilihat pasang mata yang ada didalam angkot.
Sampainya di sekolah , langsung saja ia masuk dan telepon seluler langsung saja dikumpul. Farah langsung menyerahkan hp Blackberry Amstrong miliknya kepada Panitia MOS. Farah duduk sendirian ketika jam istirahat telah tiba. Farah tidak sholat karena mendapat tamu bulanan nya. Dia duduk diam seorang diri, dia tidak tau ingin apa. Kini seorang perempuan yang badannya lebih besar dan lebih tinggi dari Farah dengan kulit putih seperti orang China itu mendekati Farah.
"Hay,"ucap gadis itu.
"Hay," balas Farah dengan senyuman.
"Nama kamu siapa?,"tanya gadis itu dengan sangat ramah dengan menampilkan senyum diwajahnya.
"Farah Ayunita Putri Idris, panggil saja Farah. Ohya nama kamu siapa?,"tanya Farah kembali dengan sodoran tangannya disambut oleh gadis itu.
"Elfira Evania, panggil saja Fira,"ucap gadis itu, tak kala satu gadis muncul lagi duduk didekatnya dengan wajah yang sangat putih serta bibir yang sangat merah merona karena lipstik.
"Hay, boleh gabung duduk disini nggak,"tanya gadis itu.
"Iya Hay, silahkan,"ucap Fira mempersilahkan Gadis itu duduk.
"Iya Hay , silahkan duduk,"ucap Farah menoleh gadis itu.
"Kenalin nama Aku Tasya Laurenia,"ucap gadis itu menyodorkan tangannya.
"Elfira Evania,"Fira berucap dan membalas sodoran tangan Tasya.
"Farah Ayunita Putri Idris,"ucap Farah dan menyodorkan tangannya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Early-age Marriage [SUDAH TERBIT]
RomanceFarah Ayunita Putri Idris, wanita yang tidak begitu cantik jauh dari standar kecantikan menurut dirinya sendiri. Namun, bagi orang lain ia begitu unik, badan berisi, kulit kuning langsat, sangatlah cantik walaupun tak terlalu tinggi, hanya 165cm. Ki...