🌿DTP 7🌿

3.9K 644 18
                                    

Tepat tengah hari, kedua belas demigod tiba di Desa Arsell. Elene berpisah dari kawanan, wanita itu menemani Seokjin menitipkan Lethan di salah satu peternakan, tak jauh dari pusat keramaian.

"Permisi, bisakah aku menitipkan rusaku disini?" Seokjin bertanya ramah pada seorang kakek yang sedang memberi makan kudanya. Mata kakek itu berbinar senang kala melihat Seokjin, "Tentu saja, aku merasa sangat terhormat jika dapat membantu keturunan dewa."

Seokjin dan Elene mengernyit, "Bagaimana anda bisa tau?"

"Kalung itu, kau Putra Artemis kan."

Seokjin menatap kalungnya sendiri, Kalung Artemis, pemberian ibunya.

(Pict kalung ada di atas sendiri)

Pemuda itu terkekeh, "Ah iya, anda benar. Maaf lancang, tapi kami harus pergi sekarang, anda tidak keberatan kan?"

Kakek itu menepuk pundak Seokjin, "Tentu saja tidak. Baiklah, semoga kalian dapat melanjutkan perjalanan dengan baik. Jangan khawatirkan rusamu, aku akan menjaganya dengan sepenuh hati."

Seokjin dan Elene tersenyum, mereka berbalik tapi suara kakek itu menghentikan langkah mereka. "Ah aku lupa satu hal. Putri Aphrodite sebaiknya hati-hati, laki-laki disini agak.. eumm kalian pasti tau.. "

Seokjin mengangguk, "Aku akan menjaganya."

Setelahnya, kedua demigod itu pergi. Seokjin dan Elene berjalan bersisian, pemuda itu memastikan jika sang Putri Aphrodite tetap aman. Daritadi Seokjin merasa risih dengan pandangan kaum laki-laki pada Elene, well kalian tau lah, seperti, bernafsu.

"Mau makan terlebih dahulu? Setelah itu kita menyusul yang lain, bagaimana?"

Elene mengangguk, menyetujui ucapan Seokjin. Wanita itu hendak melangkah tapi tangannya dicekal laki-laki yang tidak dikenalnya. "Maaf?"

"Kau putri Aphrodite?" Laki-laki itu menatapnya dengan pandangan tidak pantas, Seokjin geram. "Bisa kau lepaskan tanganmu?"

Laki-laki itu menatap Seokjin nyalang, "Siapa kau berani memerintahku?"

Seokjin menghela nafas, "Dengar, aku tak ingin berbuat onar, jadi lepaskan tanganmu."

Tanpa diduga, lelaki itu mengarahkan tinjunya ke wajah Seokjin, sontak menjadi pusat perhatian. "Brengsek! Jangan mengaturku sialan!"

Pria itu terus memukul Seokjin tapi pemuda itu tak melawan, ia tak boleh menggunakan kekuatannya pada manusia biasa. Elene menjerit kala Seokjin jatuh ke tanah, "Hey! Hentikan ini!"

Ia berusaha menolong Seokjin tapi beberapa pria lain menyeretnya untuk menjauh, serta ikut memukuli Seokjin. Dasar gila!

Putra Artemis itu hanya pasrah, ia tak boleh menyakiti manusia biasa. Elene berusaha menolong Seokjin, tapi ia ditahan pria lain. Seokjin terus menerima pukulan demi pukulan, ia berusaha bangkit dan berhasil, tapi naas, pria yang tadi menyerangnya tersulut amarah, ia menancapkan pisau ke perut Seokjin.

"Dasar gila! Keparat! Kalian tak tau dia siapa!" Elene tidak tahan untuk mengumpat kala darah mulai merembes dari kulit Seokjin, ia menangis dan bergumam lirih, berharap seseorang itu dapat menghentikan semua ini. "Namjoon.. "

Harapannya terkabul, Namjoon dan yang lain secara kebetulan melihat kejadian ini. Mereka menghampiri keributan dan Chanyeol langsung beteriak, "Hentikan!"

Keributan itu belum berhenti dan Namjoon terpaksa menggunakan kekuatannya, hanya anak dewa tertua yang boleh melakukan hal itu. Ia membuat langit menjadi mendung dan tangannya terangkat ke atas, menghasilkan petir yang langsung mengundang perhatian semua orang.

Destroy The Problem [ NamJin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang