Routte beserta penduduk desa yang lain mengajarkan Namjoon, Taehyung, dan Seokjin menggunakan senjata, mereka tidak tau jika ketiga orang itu sudah mahir menggunakannya.
Seokjin sedang mengintai target ke lima, ya, dia telah melumpuhkan empat babi hutan sebelumnya dan sukses membuat penduduk desa kagum. Pemuda itu bersembunyi di balik semak, tangannya sudah terangkat, bersiap melemparkan tombak.
Ctakk.
Tepat mengenai target.
Seokjin tersenyum puas, lantas berlari menghampiri babi butan yang tergeletak lemas di tanah. Routte bertepuk tangan lalu ia menepuk bahu pemuda itu, "Tak kusangka kau bisa belajar dengan cepat."
Seokjin hanya tersenyum kecil, ia mendongak ke langit, mengernyit kecil lalu menoleh kembali pada Routte. "Kurasa aku harus pulang, sudah tengah hari."
Routte mengangguk, ia mengalihkan pandangannya pada Namjoon dan Taehyung. "Kalian tau jalan keluar dari sini?"
Kedua pria itu mengangguk dan Routte tersenyum kecil, ia menoleh pada Seokjin yang sedang mengembalikan tombak pada salah satu penduduk desa. "Oke baiklah, hati-hati di jalan!"
Seokjin yang usai mengembalikan senjata berburunya langsung menoleh pada Namjoon dan Taehyung, mengajak kedua pria itu untuk segera kembali ke desa.
Namjoon memimpin jalan di depan, sementara Seokjin dan Taehyung berada di belakangnya. Keheningan terjadi, tak ada yang membuka suara satupun hingga mereka sampai di desa. Namjoon menghentikan langkah kala melihat sosok yang tak asing baginya, Seokjin mengernyit heran. "Namjoon?"
Pemuda itu mengalihkan perhatiannya, mengikuti arah pandang Namjoon dan ia melihat Laila yang sedang bermain dengan beberapa anak kecil. Taehyung yang melihat itu hanya diam saja, menunggu Seokjin dan Namjoon berbicara.
"Kau ingin menghampirinya?"
Namjoon menoleh saat mendengar suara Seokjin, ia menatap pemuda itu tidak paham. "Siapa?"
"Laila."
"Aku- "
"Aku permisi dulu, Jungkook mungkin sedang mencariku." Seokjin menyela dengan cepat,ia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan Namjoon dan Taehyung yang menatap pemuda itu bingung.
●●●
Seokjin menghempaskan dirinya di ranjang, ia menutup mata, tiba-tiba moodnya memburuk. Apa yang salah dengannya? Seharusnya ia tadi menghampiri Laila dan menyapa gadis itu, tapi ia malah merasa tak suka saat Namjoon menghentikan langkah karena melihat Laila dan Seokjin malah pergi dari sana. Pemuda itu membuka mata, lantas beranjak pergi ke kamar Jungkook, ia butuh saudaranya.
Pintu terbuka, manik hazelnya menatap sang Putra Apollo yang sedang tidur di ranjang, sukses membuat Seokjin memutar bola matanya malas.
Kukira dia mengkhawatirkan saudaranya ini dan ternyata asik tiduran.
Dasar Jungkook Jeon keparat!
Sebuah ide jahil muncul di benak Seokjin, ia menyeringai lalu mendekat ke arah Jungkook yang sedang tertidur. Pemuda itu mengarahkan bibirnya di samping telinga sang Putra Apollo, lantas berteriak.
"JUNGKOOK JEON! AYAHMU DATANG!"
"Apa?! Ayah?! Dimana?!"
Seokjin tertawa terbahak-bahak saat melihat saudaranya itu memasang ekspresi wajah panik. Sadar jika sedang dikerjai, Jungkook langsung melempar bantal pada pemuda itu. "Seokjin Kim sialan!"
"Hahaha.. " tawa Seokjin mulai mereda, ia puas karena bisa mengerjai saudaranya itu. Untunglah Seokjin tau apa saja yang bisa membuat Jungkook panik, pertama ayahnya, Dewa Apollo, dan kedua saat terjadi sesuatu dengan Seokjin.
Jungkook berdecak malas, "Untuk apa kau ke kamarku?"
Seokjin menghempaskan dirinya di ranjang Jungkook lalu berbaring tengkurap sambil menelungkupkan wajahnya, "Tidak ada apa-apa, hanya ingin.. "
"Omong-omong, aku ingin tidur sebentar di sini."
Jungkook mengernyit heran saat mendengar ucapan Seokjin, tak biasanya pemuda itu seperti ini. "Apa apa? Ceritakan saja."
Pemuda yang ditanyai menghela nafas, ia menggeser tubuhnya di samping Jungkook, lantas berbaring sambil memeluk perut pria itu. "Mungkin lain kali, aku hanya ingin ketenangan untuk saat ini."
Oke, jika Seokjin sudah manja padanya seperti ini sambil berkata hanya butuh ketenangan, itu artinya pemuda itu sedang bingung dan ragu terhadap sesuatu. Jungkook menghela nafas, ia mengusap kepala Seokjin. "Oke baiklah."
Setelahnya, kedua orang itu tidak mengeluarkan satu suarapun hingga Jungkook sadar jika Seokjin sudah tertidur. Ia berusaha melepaskan tangan Seokjin yang masih nyaman memeluk perutnya, lantas membenarkan posisi tidur pemuda itu. Jungkook tersenyum kecil saat melihat raut damai Seokjin, ia melangkah keluar kamar dan kembali melihat pemuda itu saat hendak menutup pintu.
Aku ingin terus melihat raut damai itu di dalam hidupku.
~TBC~
Uwuuu, aku back horeee🎉🎉
Halo para readers tercinta😘😘
Adakah yang masih baca cerita ini??
Makasih buat yang udah setia menunggu aku back.Pasti pada kangen sama aku ya😌😌Otw ditabok readers:v
Sebenernya ujianku tinggal hari senin aja, tp tanganku gatel banget pingin nge up, jadi ya gitu.. heheDoain nilai ujianku bagus semua ya, aamiin..
🙏🙏Oke, see you next chapter!!
Hope you enjoy it..
KAMU SEDANG MEMBACA
Destroy The Problem [ NamJin ]
FanfictionNamjoon menatap lurus ke depan, ke arah kegelapan dan pepohonan yang bergerak tertiup angin. "Because I don't want my lili flowers wilted." Dan Seokjin tak mengerti apa maksud pria itu. WARN! BL, demigod au, half-blood, fantasy