🌿DTP 18🌿

3K 548 18
                                    

Langkah keduabelas demigod itu terhenti setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 30 menit. Di hadapan mereka, sebuah gunung tengah menyambut. Awan gelap disertai petir mengelilinya, juga bebatuan kecil dan pasir yang tampak merosot ke bawah dikarenakan medan kemiringan yang curam.

Elene bergidik ngeri melihat pemandangan di depannya, "Apa kita bisa melewati ini?"

"Bisa. Kita pasti bisa." Seokjin menjawab dengan nada tegas dan yakin, walaupun terselip ketakutan di sana, ia mencoba tetap menunjukkan keberaniannya. Namjoon menoleh pada Seokjin yang berada di sampingnya, tatapannya turun pada tangan pemuda itu yang terlihat bergetar. Sedetik setelahnya, rasa dingin menjalari kulitnya kala Namjoon menggenggam jemari Seokjin.

Merasakan jika sang Putra Zeus tengah menggenggam tangannya, Seokjin berusaha menenangkan diri sendiri, ia mengambil nafas lalu membuangnya perlahan-lahan.

Jungkook menunduk, menatap kosong pada busur yang dibawanya. "Dimana kita menemukan portal itu Daniel?"

"Di sebuah gua di Gunung Abyras, beruntunglah tempatnya tidak terlalu tinggi."

Jungkook mengangguk paham atas penjelasan Daniel. Ia mendongak lagi, "Kita harus tetap bersama, jangan sampai ceroboh sedikitpun!"

●●●

Seokjin terus melangkahkan kakinya untuk menaiki gunung ini. Abyras berbeda, ia tak memiliki hutan dan jalan satu-satunya untuk menaiki gunung ini adalah melewati jalan berundak seperti tangga yang berada di ujung tebing. Di bawah sana, jurang yang terlihat dalam dan gelap menanti.

Waktu perjalanan masih panjang dan semua ini mau tidak mau membuat tenaga dan mental Elene, Annetha, serta Chaira menurun. Petir berkilat-kilat di langit, tapi anehnya tak menyambar keduabelas demigod itu. Kerikil-kerikil kecil dan pasir masih saja merosot hingga mereka harus melangkahkan kakinya dengan hati-hati agar tidak terpeleset dan berakhir jatuh ke dalam jurang.

Chaira menumpukan kedua tangannya di lutut, nafasnya tersengal-sengal. "Bisa kita beristirahat dulu? Aku tidak kuat."

Yang lain mengangguk. Hoseok mendudukkan dirinya di tanah berpasir lantas menatap langit cukup lama, "Apa kita akan baik-baik saja?"

"Jangan takut! Kita pasti baik-baik saja." Kembali, Seokjin meyakinkan lagi. Setelahnya ia menutup mata erat sambil memgatur nafasnya. Hening terjadi cukup lama, tak ada satupun yang mengeluarkan suara.

"Menurutmu, apa salah satu atau lebih di antara kita akan mati?"

Yang lain sukses memusatkan perhatiannya pada Jungkook yang baru saja berbicara. Chanyeol menatap pemuda itu datar, "Apa maksudmu?"

"Kuyakin kalian sudah mengerti maksudku." Jungkook menghela nafas pasrah, ia menoleh pada Seokjin yang masih menutup mata, tapi pria itu yakin jika Seokjin mendengarkannya.

"Jika aku- "

"Berhenti berbicara yang tidak-tidak Jungkook Jeon." Seokjin membuka matanya bersamaan dengan kalimat yang keluar dari bibirnya. Kepalanya menoleh, manik hazelnya menatap Jungkook tajam. "Tidak akan ada satupun dari kita yang mati, cam kan itu."

"Bagaimana jika- "

"Daniel awas!"

Hoseok menarik lengan Daniel saat tiba-tiba sebuah batu besar menggelinding dari lereng gunung. Batu itu menghantam tanah berpasir yang tadi dipijaki Daniel, beruntung pemuda itu selamat karena Hoseok.

Pasir berterbangan akibat hantaman yang ditimbulkan, keduabelas demigod itu terbatuk. Hoseok menyipitkan matanya ke arah hantaman tadi, alisnya tertekuk bingung saat menyadari-sebuah retakan?

Beberapa detik setelahnya, pria itu panik ia menyuruh yang lain untuk tidak bergerak. "Tunggu! Jangan bergerak! Tetap diam di tempat!"

Jimin menghentikan aktivitas membersihkan tubuhnya dari pasir dengan menghentak-hentakkan kakinya di tanah. Ia menatap Hoseok khawatir, "Ada apa?"

"Itu.. "

Yang lain mengikuti arah tunjuk Hoseok, Annetha mulai berkeringat dingin. "Re-retakan?"

"Hmm.. "

"Ada apa?"

"Dengar, tanah itu retak saat terkena hantaman batu tadi, itu artinya.. "

"Di bawah kita tidak ada apapun, tepat di bawah kaki kita adalah jurang."

"Tepat sekali." Hoseok menyetujui ucapan Namjoon. Seokjin menelan ludahnya gugup, entah kenapa ia memiliki firasat tak enak tentang ini. "Jangan bilang jika tanah yang kita pijak adalah tanah yang mengeras dan jika kita melangkah- "

"-pijakan kita akan runtuh."

Hoseok mengangguk kecil, sukses membuat Seokjin terkejut. Ia menoleh pada Namjoon, Chanyeol, dan Taehyung. "Apa yang harus kita lakukan?"

Namjoon mengamati retakan itu, yang ternyata menjalar sampai ke posisi depan, dimana tempat Taehyung berdiri. "Kita harus melangkah pelan-pelan sampai ke tempat Taehyung, setelah itu lari."

"Taehyung, kau jalan duluan."

Taehyung mengangguk, ia melangkah dengan hati-hati yang dengan mudah sampai di area selamat, diikuti Chaira, Elene, Annetha, Daniel, Namjoon, Yoongi, dan Hoseok.

Jungkook mulai melangkahkan kakinya, tapi saat ia berada di atas retakan yang tadinya terkena hantaman batu, retakan itu semakin luas. Seokjin yang berada di belakang pria itu menggigit bibir, "Jungkook.. "

"Hufft tenang Jungkook, tenang.. "Jungkook berusaha menenangkan dirinya sendiri, ia kembali melangkah tapi retakan itu bertambah besar. Hoseok yang melihatnya langsung berteriak, "Jungkook, Jimin, Seokjin, lari!"

Tepat setelah teriakan Hoseok, ketiga demigod itu berlari seiring tanah yang runtuh secara cepat. Retakan menjalar ke depan diikuti bunyi 'krek' yang keras. Sedikit lagi Jungkook sampai tapi naas, tanah yang baru saja dipijakinya runtuh dan tubuh ketiga demigod itu jatuh, bersamaan dengan teriakan mereka sebelum hilang di kedalaman jurang.

~TBC~

Huaaaa sudah berapa lama saya gak update?!?!😭😭😭

Gue bener-bener minta maaf, paketan gue habis sumpah, gue gak candaa:(

Btw yang baca work ini udah 1K, gw kaget gilaaaa. Baru buka wp langsung disuguhin kayak gini, huaaaaa😭😭😭😭

Makasih buat yang mau baca and vote work yang menurutku gak bagus ini🙏🙏🙏

Btw Seokjin, Jimin, Jungkook jatuh, trs mati, g lah, gue bercanda:vv

Kabur sebelum ditabok para readers😌😌😈

Bye :)

Destroy The Problem [ NamJin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang