🌿DTP 20🌿

2.8K 553 52
                                    

Ini gila! Ketiga demigod itu benar-benar kalut. Sekelompok orthrus mengejar mereka dengan cepat, sialnya Jungkook dan Seokjin tak membawa senjata.

Seokjin dan Jimin terus berlari sambil memapah Jungkook, mengabaikan luka dan rasa sakit yang dideranya. Keringat bercampur darah membasahi tubuh mereka, nafas ketiganya tersengal-sengal, berharap kesadarannya tak akan habis saat itu juga kerena kondisi tubuh yang kritis dan pergerakan langkah kaki mereka yang cepat.

Orthrus-orthrus itu semakin dekat dan mereka mulai kehilangan harapan jika mereka mampu selamat kali ini. Jimin tersungkur, yang membuat Seokjin dan Jungkook mau tidak mau ikut terjatuh. Ketiganya panik karena sekelompok orthrus hampir sampai di depan mereka.

Mengandalkan energi yang tersisa, Jimin dan Seokjin berusaha bangkit, berusaha memapah Jungkook yang sempat terlepas sebelum seekor orthrus lebih dulu sampai dan meloncat ke arah pria itu.

Jungkook berteriak kala merasakan cakaran yang teramat dalam di dadanya, jarinya mengepal kuat, menahan rasa sakit yang begitu nyata sampai ia menitikkan airmata.

Seokjin tanpa ragu langsung memukul orthrus itu dengan keras, mengabaikan rasa sakit di tubuhnya, di pikirannya pemuda itu hanya ingin menolong Jungkook. Orthrus itu tersungkur dan Jimin secara cepat mengeluarkan pedangnya dan membunuh makhluk itu.

Jungkook masih merintih kesakitan, darah tidak berhenti mengalir dari luka yang baru saja di dapatnya. Penglihatannya memburam, tertutupi oleh air mata, ia merasa tubuhnya seolah-olah ditusuk oleh ribuan pisau.

"Hey, kumohon tetap buka matamu.. " Seokjin berkata lirih sambil berusaha menggendong Jungkook di punggungnya, dibantu Jimin. Mereka kembali berlari, menghindari sekelompok orthrus yang sedikit lagi sampai di tempat mereka.

Darah Jungkook membasahi punggung Seokjin dan tanpa sadar pemuda itu menitikkan air mata, kakinya lelah, tubuhnya sakit, dan sekarang ia tak tau harus pergi kemana untuk menyelamatkan diri. Disaat ia ingin berkata pada Jimin untuk menyerah, Jimin berteriak sambil menunjuk sebuah gua dengan batu besar yang menutupi sebagian besar bagian depan gua itu, menyisakan celah kecil di pintu gua.

Mereka menemukan harapan dan tanpa ragu berlari ke arah gua itu. Sayangnya celah di pintu gua terlalu sempit dan Jimin mau tidak mau mengerahkan seluruh tenaganya untuk menggeser batu yang menutupi pintu gua, hanya gua ini yang bisa menyelamatkan mereka.

Perlahan-lahan, batu mulai tergeser dan Jimin meringis kala telapak tangannya tergores oleh sisi batu yang kasar, tapi pemuda itu tak peduli. Ia terus berusaha diiringi orthrus yang semakin dekat.

Setelahnya Jimin berteriak sambil mendorong batu sekuat tenaga sampai celah itu muat dilewati. Seokjin dan Jimin berlari masuk, kembali mendorong batu guna menghalang orthrus yang siap menyerang mereka.

Jimin menghela nafas lega karena pintu gua tertutup rapat oleh batu, ia masih bisa mendengar orthrus yang menggonggong di depan sana, tapi pemuda itu yakin jika orthrus itu tak akan bisa masuk.

Seokjin menyandarkan Jungkook di dinding gua, lantas memunculkan cahaya dari tangannya karena gua ini benar-benar gelap. Cahaya itu menyinari seisi gua dan Jimin tak heran akan apa yang baru saja dilakukan Seokjin, ia tau jika anak Artemis pasti dapat memunculkan cahaya karena sang Artemis sendiri adalah dewi bulan.

Iris hazel Seokjin menatap Jungkook yang tengah menatapnya sayu dengan deru nafas pelan. Seokjin tersenyum sendu memperhatikan keadaan saudaranya, "Ada apa?"

Jungkook tersenyum kecil sambil menatap tepat ke mata Seokjin, "Aku lelah, boleh aku tidur?"

Dan perkataan itu sukses membuat sang putra Artemis menitikkan air mata, ia mengarahkan telapak tangannya pada pipi Jungkook yang terkena darah. "Aku.. tak bisa melarangmu.. "

Jimin yang berada di samping Jungkook terdiam, ia mengalihkan pandangannya ke arah lain, dengan air mata yang perlahan-lahan turun, ia tau kemana pembicaraan ini akan berakhir. Jungkook masih tersenyum, "Kau orang terbaik bagiku Seokjin, walaupun kau menyebalkan." Jungkook terkekeh kecil dan pemuda di depannya hanya tersenyum sendu. "Jangan menangis, Namjoon akan marah nanti."

"Ya, aku tau."

Jungkook mengarahkan telapak tangannya untuk menyentuh tangan Seokjin di pipinya, "Mungkin aku tak pernah mengatakan ini sebelumnya. Aku menyayangimu, lebih dari siapapun di dunia ini, karena kau saudaraku."

"Aku juga." Air mata Seokjin kembali mengalir deras kala mendengar perkataan Jungkook.

"Boleh aku tidur?"

Seokjin mengangguk kecil, masih memandangi Jungkook yang perlahan-lahan menutup matanya. Deru nafasnya terdengar pelan memecah kesunyian.

Pelan.

Pelan.

Hingga deru nafas terakhir dan Jungkook menutup mata sepenuhnya dengan senyum yang tersungging di bibirnya dan sebuah ucapan lirih yang mau tidak mau membuat Seokjin menangis keras.

"Aku menyayangimu.. "

Dan ia langsung memeluk tubuh tak bernyawa Jungkook, diikuti Jimin yang akhirnya mengeluarkan suara isakan yang ditahannya sedari tadi.

Seokjin meraung keras sambil mengucapkan kata maaf dan terima kasih berkali-kali. Meminta maaf atas sikapnya yang menjengkelkan dan berterima kasih karena Jungkook selalu ada di sisinya, menyelamatkannya, menemani pemuda itu dalam situasi apapun. Ia masih ingat, ketika Jungkook selalu mengulurkan tangannya untuk menolong Seokjin, ketika Jungkook mengusap punggungnya dikala pemuda itu menangis, ketika Jungkook menampilkan senyum kelincinya dan tertawa saat Seokjin bertingkah konyol dan pemuda itu akan merindukan semuanya.

Merindukan senyum Jungkook, pelukan hangatnya, uluran tangannya, dan suara pria itu. Ia akan sangat merindukannya, karena Jungkook telah pergi, untuk selamanya, meninggalkannya bersama semua kenangan yang telah ditinggalkannya untuk Seokjin.

Seokjin masih memeluk Jungkook, hingga akhirnya ia mengeluarkan sebuah kalimat yang akan membuatnya merelakan pria itu sepenuhnya. "Aku menyayangimu juga.. lebih dari apapun, terimakasih untuk semuanya. Berbahagialah- "

"-Jungkook Jeon."

~TBC~

Gue pas nulis nangis😭😭
Tenang aja, Jungkook di sini kok gaes, dia lagi makan di sebelahku:v (tingkat kehaluan yang kuat)

Oke, kabur sebelum ditabok para readers :)

Destroy The Problem [ NamJin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang