🌿DTP 17🌿

3.2K 551 17
                                    

Seokjin menjauhkan bibirnya dari bibir Namjoon, wajahnya memerah dengan nafas terengah-engah. Ia mendongak, menatap Namjoon hingga keduanya terpaku satu sama lain.

"Aku mencintaimu.. aku mencintaimu Kim Namjoon."

"Kau milikku, hanya milikku." Seokjin memeluk pria itu, menaruh kepalanya di ceruk leher Namjoon sembari tangan pria itu masih setia memegangi pinggang Seokjin. Namjoon mempererat dekapannya, lantas mencium kepala Seokjin. "Aku juga mencintaimu- "

"-Seokjin."

Seokjin memejamkan mata, menikmati sensasi hangat yang menjalar di tubuh dan hatinya. Tak disangka pemuda itu bisa jatuh hati pada sang Putra Zeus dan ini membuatnya lega, Seokjin lega karena semua rasa takut, khawatir, dan marah yang bernaung di hatinya dalam sekejap menghilang.

"Kau tau aku telah lama menaruh hati padamu Seokjin? Sejak saat itu, saat aku melihatmu di depan camp bersama dengan Lethan. Dan sekarang aku merasa lega, karena aku tak perlu menahan rasa ini."

Seokjin tersenyum hangat kala Namjoon berucap dengan suara beratnya, dan karena pria itu menbicarakan Lethan, Seokjin menjadi rindu dengan rusanya. Ia melepas pelukannya pada Namjoon, menatap pria itu dengan alis tertekuk menjadi satu. "Jika kau memang mencintaiku, kenapa berniat menemui Laila?"

Namjoon terkekeh kecil, ia menggerakkan tangannya untuk mengusap surai coklat Seokjin. "Aku tau jika dia pasti akan menyatakan perasaannya padaku dan aku berencana menolaknya, karena aku hanya mencintaimu Seokjin."

Seokjin mengangguk paham saat mendengar penjelasan Namjoon, ia kembali memeluk pria itu, berusaha mencari kehangatan di tengah dinginnya malam. Namjoon terkekeh lagi, "Sekarang sebaiknya kau masuk, aku akan menyelesaikan urusanku terlebih dahulu."

Pemuda di depannya mendesah malas, menatap Namjoon yang tersenyum hingga menampakkan dua titik kecil di pipinya. Tanpa sadar Seokjin merona dan menunduk, "Ka-kalau begitu aku masuk dulu."

"Jangan lama-lama!"

Namjoon mengangguk mengiyakan, ia lantas menatap Seokjin yang perlahan berlari memasuki rumah. Senyum masih terhias di bibirnya,

"Aku menyayangimu Jinseok."

●●●

Beberapa langkah lagi dan Namjoon tiba di depan balai desa. Maniknya menangkap seorang gadis yang tengah terduduk sambil menatap langit malam.

"Sudah lama?" Namjoon bertanya sedangkan Laila menggeleng sambil tersenyum hangat, "Tidak juga."

Pria di depannya mengangguk, lantas mendudukkan diri di samping Laila. "Jadi? Apa yang ingin kau katakan padaku?"

Laila memegangi kain pakaiannya dengan gugup, ia mendunduk, berusaha menutupi rona di wajahnya kala Namjoon menatapnya intens. "Eumm aku.. "

"Ya?"

"Aku menyukaimu."

Namjoon sudah menduganya, ia menghela nafas lantas mengelus rambut Laila. "Maafkan aku- "

"-aku tak bisa menerimamu."

"Ke-kenapa?" Suara Laila bergetar menahan tangis dan Namjoon merasa bersalah karenanya.

"Aku menyukai orang lain."

Hati Laila serasa ditusuk ribuan jarum kala Namjoon mengatakan hal itu. Maniknya berkaca-kaca, tapi gadis itu menahan agar air matanya tak jatuh. Ia menoleh, tersenyum menatap Namjoon, berusaha menguatkan hatinya sendiri. "Siapa? Siapa orang yang kau sukai?"

Destroy The Problem [ NamJin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang