🌿DTP 13🌿

3.1K 564 25
                                    

Seokjin bersandar di dekat jendela kamar sambil menatap pemandangan di depannya. Ini sudah hampir tengah malam dan pemuda itu belum tidur, tapi ia yakin, Namjoon dan Jimin pasti juga sama dengannya.

Seokjin menghela nafas sambil sesekali menggosokkan kedua telapak tangannya di lengan, mencoba menghangatkan diri. Pemuda itu terkejut saat seseorang membuka pintu kamarnya, ia menoleh dan bernafas lega ketika mengetaui itu adalah Namjoon.

"Tidak bisakah kau untuk mengetuk pintu dulu?" Seokjin berdecak kesal lalu pandangannya tertuju pada makanan yang dibawa Namjoon. Pemuda itu mengernyit dan seolah mengerti maksud Seokjin, Namjoon menyodorkan makanan itu. "Makanlah, kau belum makan tadi."

"Aku tidak lapar."

"Jangan keras kepala! Kau belum pulih."

Seokjin berdecak, lantas mengambil makanan itu dan beranjak duduk di pinggir ranjang. Ia tidak mau menolak karena Seokjin menghargai usaha Namjoon yang sudah mengantarkannya makanan.

Tak lama, makanan itu habis. Seokjin berniat menaruh piringnya di dapur, tapi Namjoon sudah merebut piring itu terlebih dahulu. "Biar aku saja."

"Dengar. Jika seperti ini, aku terlihat menjadikanmu pembantu kau tau?" Seokjin memutar bola matanya malas, ia sebenarnya merasa tak enak pada Namjoon. Namjoon tak menghiraukan perkataan pemuda itu, ia malah pergi keluar kamar dan meninggalkan Seokjin yang sukses dibuat kesal lagi olehnya.

Pemuda itu memilih untuk pergi ke teras, ia ingin melihat teman-temannya sudah sampai di desa atau belum. Saat Seokjin membuka pintu kamar, tiba-tiba Namjoon sudah berdiri di depannya.

Seokjin nyaris terlonjak karena kaget, ia pun setengah berteriak karena tidak ingin membuat Laila dan kedua orangtuanya bangun. "Astaga! Kau berniat membuatku jantungan hah?!"

"Jangan berlebihan, aku tau kau tidak akan bisa jantungan."

Seokjin berdecak lantas berusaha menyingkirkan Namjoon yang menghalangi jalannya, "Minggir, aku mau keluar."

"Kemana?"

"Teras."

"Untuk?"

"Melihat yang lain sudah datang atau belum."

Namjoon mengangguk kecil lantas membantu Seokjin berjalan ke teras dan ternyata di sana juga ada Jimin. Seokjin mendudukkan dirinya di kursi lalu menoleh pada pria itu, "Kau juga menunggu yang lain?"

Jimin mengangguk sambil tersenyum kecil. Keheningan terjadi cukup lama, hingga Seokjin terkejut kala maniknya menangkap siluet seseorang di depan sana.

"Jungkook!"

Jimin dan Namjoon ikut terkejut, Seokjin langsung berlari menghampiri Jungkook yang menatapnya dengan tatapan tidak percaya, pemuda itu sepertinya juga lupa jika kakinya belum sembuh benar. Seokjin langsung memeluk Jungkook erat begitupun sebaliknya, "Aku merindukanmu.. "

"Aku juga." Jungkook melepas pelukan Seokjin, ia menatap khawatir saat pemuda itu terlihat meringis kesakitan. "Kau kenapa?"

"Kakiku.. sakit.. "

Namjoon yang berada di belakang Seokjin langsung menaruh tangannya di pinggang pemuda itu saat melihatnya hampir kehilangan keseimbangan. Chaira yang berada di sebelah Jungkook menatap khawatir, begitu juga yang lain. "Ada apa denganmu?"

Destroy The Problem [ NamJin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang