🌿DTP 15🌿

3K 580 18
                                    

Seokjin melenguh kecil, tangannya tergerak untuk mengusap-usap kedua matanya yang perlahan-lahan terbuka. Ia mendudukkan diri dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling, tersadar bahwa pemuda itu tertidur di kamar Jungkook.

Seokjin bangkit dari kasur, melangkahkan kaki ke arah pintu lantas membukanya. Ia berniat mencari Jungkook, tapi netranya menemukan sosok Laila yang sudah kembali dari luar sedang tersenyum sambil memandang sesuatu.

Seokjin mengernyit sambil mendekati gadis itu, ia lantas mengikuti arah pandang Laila. Maniknya melihat Namjoon yang sedang bersandar di pilar dengan posisi menyamping, di hadapannya, Yoongi dan Hoseok terlihat berbincang-bincang dengan pria itu.

Seokjin terpaku cukup lama saat melihat Namjoon, ia sadar jika pria itu memang tampan. Rahang tegas dan sorot matanya yang tajam, kulit tan yang terkena sapuan cahaya matahari sore, serta rambut ash greynya yang bergerak tertiup angin.

Beberapa detik setelahnya, Seokjin mengalihkan pandangan. Ia menghela nafas lantas menoleh pada Laila yang belum sadar akan keberadaannya.

"Sedang melihat apa?" Seokjin bertanya seolah-olah ia belum mengetauhi apa yang dilihat gadis itu. Laila refleks tersentak, ia menatap Seokjin yang sedang tersenyum ramah. "Ti-tidak, aku tidak melihat apapun."

Gadis itu berkata dengan gugup yang sukses membuat Seokjin terkekeh kecil. Seokjin mengalihkan pandangannya pada Namjoon sambil menggoda Laila, "Tidak melihat apapun? Tapi aku melihatmu sedang tersenyum sambil memandangi sang Putra Zeus."

Laila merasakan wajahnya memanas dan Seokjin terkekeh lagi, "Kau menyukainya?"

"A-aku.. "

"Tidak apa-apa, mengaku saja. Aku tidak melarangmu kok." Seokjin tersenyum manis. Pemuda itu menepuk bahu Laila yang lantas mendongak untuk menatap Seokjin. "Akan aku doakan demoga kau berhasil mencuri hatinya."

Usai mengatakan itu, Seokjin berbalik dan melangkah pergi. Setelah dipikir-pikir, pemuda itu sadar jika ia seharusnya merasa suka saat Namjoon dan Laila dekat, bukan malah sebaliknya. Seokjin menghela nafas, walau bagaimanapun ia mencoba menyangkal hal itu, tapi kenapa rasa tidak suka masih menyangkut di hatinya?

Pemuda itu menolehkan kepalanya ke belakang, ia masih bisa melihat sosok Laila dan kali ini gadis itu ikut dalam perbincangan Namjoon, Hoseok, dan Yoongi. Maniknya menangkap ekspresi senang yang dipancarkan Laila dan ia terkejut kala Namjoon juga memasang raut senangnya, bukan raut dingin dan datar seperti biasanya. Sadar atau tidak, Seokjin mengepalkan tangannya dan memilih pergi dengan cepat.

●●●

Jungkook tau ada sesuatu yang salah dengan saudaranya. Sejak sore, Seokjin lebih banyak diam dan menanggapi pembicaraan dengan singkat. Seperti saat ini, mereka berkumpul untuk membicarakan persiapan menuju Gunung Abyras dan pemuda itu sedari tadi terdiam.

"Dimana Namjoon?" Yoongi mengedarkan pandangannya ke sekiling saat ia tidak menemukan pria itu. Taehyung mengendikkan bahunya acuh, sedang yang lain terlihat mencari Namjoon, kecuali Seokjin. Pemuda itu menatap tajam saat tiba-tiba orang yang dicari datang dan mengambil posisi duduk di samping Hoseok. "Maaf, aku terlambat."

"Darimana saja kau?" Seokjin berkata dengan nada dingin sebelum yang lain bertanya duluan.

"Berbincang dengan Laila di luar." Jawaban Namjoon sukses membuat Seokjin muak, ia berdecih sambil menatap pria itu sinis, seolah tak peduli jika Namjoon adalah Putra Zeus. "Kuharap kau bisa memilah waktu antara tujuan kita kemari dengan urusan percintaanmu itu."

Perkataan Seokjin sukses membuat Namjoon mengalihkan pandangannya dari Daniel ke arah pemuda itu, "Apa maksudmu?"

"Seharian kau dengan Laila dan mulai mengacuhkan yang lain, kau pikir aku bodoh?" Seokjin tidak peduli jika yang lain terkejut karena perkataannya, pemuda itu hanya terlalu muak dan kini ia tidak bisa menahannya. Seokjin tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya, tapi kedekatan Namjoon dan Laila cukup membuat Seokjin merasa marah.

"Hey sudahlah, Seokjin tenang!" Jungkook berusaha menenangkan pemuda itu dan Seokjin mendengus kasar. Ia berdiri dari kursinya dan melangkah pergi meninggalkan teman-temannya.

Chanyeol menatap kepergian pemuda itu bingung, "Ada apa dengannya?"

Jungkook menghela nafas sambil memijat pelipisnya, "Tidak, biarkan saja. Emosinya agak tidak terkendali akhir-akhir ini."

Yang lain mengangguk mengerti, sementara Namjoon masih menatap kepergian Seokjin dengan tajam.

●●●

Dua hari telah berlalu sejak hari itu, Seokjin masih tetap dalam mode marahnya, ia tak berbicara sama sekali dengan Namjoon dan sepertinya Namjoon juga tak tertarik untuk berbaikan dengan Seokjin.

Hanya saja, Seokjin makin merasa tak suka saat Laila dan Namjoon bertambah sangat dekat. Dua hari belakangan ini, kedua orang itu selalu menempel satu sama lain hingga Seokjin harus menjadikan Jungkook sebagai pelampiasan marahnya, seperti saat ini.

"Hey hey! Seokjin hentikan! Itu sakit!"

Seokjin tak menghentikan pukulannya pada Jungkook, mereka sedang berlatih dan Seokjin terlalu banyak menggunakan tenaganya.

"Arggh kau kenapa sih?!"

"Diam saja dan lawan aku!" Seokjin kembali memukul rahang Jungkook yang dibalas desisan rasa sakit oleh pria itu. Jungkook bangkit lantas mengunci pergerakan Seokjin hingga keduanya jatuh ke tanah dengan Seokjin berada di bawah.

"Arghhh.. " Seokjin merintih kesakitan saat punggungnya membentur tanah, Jungkook terkekeh.

"Jungkook lepaskan! Ini sakit!"

"Memangnya aku tidak sakit kau jadikan pelampiasan mood burukmu selama dua hari?!"

"Ck, semua gara-gara Namjoon!"

Jungkook mengubah posisinya menjadi menindihi Seokjin saat mendengar ucapan pemuda itu, "Apa katamu?"

"A-aku.. "

"Oh jadi sekarang aku mengerti." Jungkook menyeringai, lantas mendekatkan bibirnya ke telinga Seokjin. "Apa kau menyukainya?"

"Apa?!"

"Mengaku saja, kau pikir aku tidak mengawasimu selama dua hari ini?"

"A-aku.. "

Jungkook berdecak, lantas menjauhkan tubuhnya dari Seokjin. "Aku tau kau menyukai Namjoon, hanya saja kau belum sadar akan hal itu."

Seokjin terdiam saat mendengar perkataan Jungkook. Ia mendongak lantas menatap sang Putra Apollo yang menghela nafas, "Ayolah Seokjin, kau harus jujur pada dirimu sendiri."

Seokjin termenung.

Apa aku menyukainya?

~TBC~

Vote atau coment! Jangan jadi silent readers or readers ghaib:v

Hargai karya athour zeyenk😌😌

Oke, see you😚😚💜💜

Destroy The Problem [ NamJin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang